???

165 8 0
                                    

"Ragazza, kau tidak tidur?" suara pria tersebut bergema, memberi sebuah efek menakutkan bagi sang gadis. Ia terdiam, bergedik, mendengarkan suara yang sekarang ini sangat ia tak ingin dengar.

Membuat catatan mental pada dirinya, ia berjanji agar berakting lebih meyakinkan.

Ia mengejapkan mata, bernafas tenang. Berusaha membuat pria itu pergi dari pandangannya.

Dia orang terakhir yang ingin dia temui sekarang ini.

Sayangnya, akting murahannya itu tidak dimakan oleh si penculik.

Walau mengerti kodenya, ia tak berlalu dan malah mendekat ke jeruji besi tempat sang gadis berada. Ia lalu duduk, seolah merasa dirumah.

"Tidak mungkin kau bisa tidur tenang sekarang, jangan menganggapku bodoh seolah aku tak pernah menjaga tahanan lemah sepertimu." Kata-kata Reiner membuat Aria sontak membuka sepasang safir.

"Aku tak berpikir begitu, Tuan Mafia. Aku hanya berharap aku tak menghirup udara di ruangan yang sama denganmu." Merasa tak nyaman dan tersinggung, Aria memasang sebuah ekspresi, berharap orang menjengkelkan itu meninggalkan ruangan.

Namun, ia tak berani berkata lebih kasar. Ia tak gila dan masih ingin hidup. Ia mencoba bertahan agar emosinya tidak setinggi Everest.
"Aku tahu itu." jawabnya, singkat dan tenang.

"Lalu mengapa kau masih tetap disini?" tanya Aria, berharap dengan kata katanya, pria itu akan pergi dan mengistirahatkan bokong sok pintarnya dimanapun dia mau.

"Karna aku tak ingin untuk mengikuti harapanmu." Ia memberinya senyum licik, ".. dan aku tak akan membuatmu tidur dengan tenang hari ini."

Sontak ia bangkit, merasa jijik. "Jangan berani menyentuhku!"
Reiner kaget sesaat, mendengar nada si pirang. "Woah, ternyata kau punya pikiran yang— liar. Tenang, tiger. Aku tak sampai sejauh itu~"

Apa yang pria ini ingin lakukan? Meyakinkannya bahwa ia selamat ditangannya? Ini malah membuatnya makin tak yakin.

"Hmm.." 'Oh tidak. Dia mulai lagi..'

"Semenjak kau tak mau bicara dan aku tak ingin membuatmu tidur, let me tell you a story then~" Dalam hati, yang mendengar mengutuk, 'This will be a long night.'

'Sebaiknya aku berpura-pura tidur dan diam, agar dia cepat cepat pergi.'
"Tentang Eliezer." Sambung Reiner. 'Owh..'

'Hanya perlu satu kata itu untuk menangkap perhatiannya.' Reiner memberi seulas senyum kemenangan ketika melihat kepala yang berbalik.

Merasa telah mendapatkan perhatian si pendengar, Reiner akhirnya mulai bercerita..

"Ini adalah sebuah kisah lama, dari sebuah masa, dimana manusia mencapai puncak egois dan cinta berada dalam ujian....~"

—————————————————

Heesburg, 19XX.

Didalam sebuah gua mereka berlindung, jauh dari desa, tersembunyi dengan beribu semak. Mereka telah diusir dari sana, sesaat setelah semua diketahui.

Ini bukan Verona, mereka bukan dari keluarga Capulet maupun Montague. Tetapi keluarga mereka juga tak berperang melainkan bersaudara.

'Jangan menikahi saudaramu sendiri.'
Satu peraturan mudah. Bahkan secara moral, jika manusia berakal, maka mereka tak akan melakukannya.

Namun nampaknya, itu tak mudah bagi mereka. Baik untuk menuruti adat dan budaya maupun tatanan agama.

Dengan berani melawan perjanjian suci, harus menerima sebuah konsekuensi. Hukuman berat yang serupa.

HeartlessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang