Heart. 9.5

54 10 0
                                    

Eliezer POV

"Aku takut kehilangannya.."

"Mungkin aku mencintainya.."

"Aku juga tak tau"

"Apa yang sebenarnya kau rasakan?"


Aku terbangun dari tidurku, wajah penuh dengan keringat dan nafas terburu-buru. Entah mengapa, akhir-akhir ini aku selalu bermimpi buruk. Kira-kira ini dimulai 1 minggu setelah aku pindah ke sini.

Mimpi itu samar-samar di memoriku, namun dapat kulihat dengan jernih, sangat jernih. Bagaikan, aku berada di dunia mimpi itu sendiri. Bagaikan, aku sedang mengalami lucid dream.

Seorang bocah,  usianya mungkin 7 tahun. Nampaknya mukanya datar, tak berekspresi dan tak ada sinar terpancar dari matanya. Ia mati. Tidak, bukan secara jasmani. Jiwanya mati.

Bocah itu, adalah aku. Seorang yang tak pernah merasakan cinta, seorang yang ditinggalkan dan bahkan tidak mengenal kedua orang tuanya, seorang yang dijual dan digunakan sebagai boneka dengan tombak yang membunuh orang. Seseorang yang,

Tidak pernah merasakan cinta.

"Apakah, diriku yang besar akan bahagia?"

"......"

"Aku mengerti..", "Mungkin, aku memang tidak ditakdirkan untuk bahagia.."

Ya, mungkin kita tidak ditakdirkan untuk bahagia.

Banyak orang berkata bahwa hidup ini adalah permainan. Kau bisa menjadi pemain, atau yang dimainkan. Aku hanyalah sebuah pion, hal tak berguna yang hanya ada untuk menjamin kemenangan orang lain, sang raja.

Sebuah pion beruntung, yang bisa bertahan sampai sejauh ini. Pion yang mungkin sebentar lagi akan lenyap, oleh karena raja itu sendiri.

Tetapi, pion kesepian ini, walaupun ia kelihatan tak bernilai, tak memiliki harapan, ia tetap punya mimpi. Mimpi, untuk bertemu orang tuanya. Mimpi, untuk bahagia. Mimpi, untuk jatuh cinta, dan ia bisa mati bahagia.

Sesosok berdiri di hadapanku, dialah, pion tersebut. Diriku.

"Itu saja ambisi mu? Itu saja yang kau inginkan?"
"Ya.."

"...."

"Tidak peduli jika aku akan mati lebih cepat. Tidak peduli walaupun ia tidak mencintai ku, aku akan tetap.."

"Apa kau bodoh? Apa kau yakin ini adalah cinta? Kau baru mengenalnya."

"......"

"......"

"......"

"Ya, aku bodoh."

'Dari sekian banyak orang, mengapa harus dirimu?'

HeartlessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang