Heart. 13

42 9 0
                                    

"Something behind, that i wanna see.." –Aria

3rd POV

"Tolong, jaga dia!" Aria merapatkan kedua tangannya dihadapan wajah Aeneas, kepalanya ia tundukkan.

"Ia, ia. Jangan khawatir..." kata Aeneas yang sedang berdiri di depan pintu rumahnya, Eliezer disampingnya.

"E-eto.. jangan lupa berikan ia makan siang, jika ia sakit atau hilang kendali, telpon aku segera dan—"

"Ssssshhh..." Aeneas mengangkat jari telunjuknya, menaruhnya di depan bibir Aria, "Ia, ia aku paham. Kau terlalu khawatir! Tentu saja aku akan menjaganya dengan baik. Jika ia mati, aku akan lebih repot!"

Eliezer yang mulai reseh, menatap Aeneas dengan tatapan death glare. Ia merasa bukan hanya sebagai anak kecil melainkan sebagai anak kucing sekarang!

"Hhh.. Baiklah, Gracias Aeneas." Aria berbalik, hendak pergi berangkat kerja. Ini membuat Aeneas bernafas lega, sebelum,

"Tunggu!" mengambil nafas panjang, Aeneas berusaha sabar dan bertanya,

"Ya, ada apa?" ia melihat Aria sedikit ragu pada awalnya.

"J-jangan memberikan dia tontonan yang tidak-tidak.... oke?" kata Aria sambil terbatah di sela-sela.

Aeneas, menatapnya untuk beberapa detik sebelum akhirnya ia paham maksud kata Aria. Pipinya memerah dan ia seketika seperti anak kecil yang marah, "Hei! Jika aku adalah mantan pembalap bukan berarti aku pernah menonton hal seperti itu, idiota!"

Aria segera undur diri dan berangkat kerja seperti itu. Tentunya, dengan beberapa kali permintaan maaf yang tidak diterima grumpy boy tersebut. Seandainya ia tidak akan terlambat kerja, mungkin saja Aria akan berdiri disitu sambil berlutut didepan Aeneas.

Hari ini adalah hari Senin ke-3 di bulan Agustus. Dan, ya. Seperti biasa, Aria hari ini pergi bekerja.

Karena takut jika saja Eliezer akan ditarget atau –jika saja- ia mengamuk a.k.a berubah, setidaknya ada orang yang mengontrolnya. Ia tidak terlalu tau banyak orang dan untung saja Aeneas bersedia menampung Eliezer.
Mereka sekarang sedang berada di kamar Aeneas, bermain game setelah beberapa menit berandai harus melakukan apa. Aeneas baru saja membeli game baru ini dan ia belum mencobanya. Jadi, ia pikir, mengapa tidak mencobanya bersama Eliezer?

Nama gamenya adalah Persona 5. Salah satu RPG fenomenal untuk PS4. Berawal dari seri pertama dan keduanya dimana grafisnya masih sangat buruk, di seri ke-3 game, alur cerita dan grafisnya sudah membaik.

Apalagi setelah seri ke-4nya dirilis. Seri ke-4 game ini sangat terkenal sehingga dibuat beberapa game lagi oleh creatornya seperti Persona 4 Arena, Persona 4 Golden, dsb. Sebelum dirilis, ia telah melakukan pre-order game ini saking cintanya pada game RPG ini.

"Jadi.." Setelah kira-kira 2 jam bermain dengan hanya suara dari tv yang keluar, tidak dari kedua mulut mereka, Aeneas memulai percakapan.

"...bagaimana kau dengan istrimu?..." matanya masih tertuju pada TV LED dikamarnya, tidak berani untuk mengutit.

"Aria?" Eliezer berbalik melihat Aeneas yang mengangguk. "Kurasa, baik."

.......

"Apakah kau mau bercerita tentang itu?"

Eliezer yang telah merasa kemana Aeneas merujuk, berbalik menatapnya. Aeneas, di sisi lain, menghentikan permainannya dan menaruh console PS nya, seolah tahu bahwa Eliezer akan bercerita.

Ia menarik nafas panjang sekali lagi, sebelum bertanya, "Siapakah kau sebenarnya?"

Ia menarik nafas panjang sekali lagi, sebelum bertanya, "Siapakah kau sebenarnya?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
HeartlessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang