PART 11

3.1K 84 18
                                    


_HAPPY READING_

_ENJOY_

Hari pertama dalam kebebasan, Nagita luar biasa menikmatinya. Rumah mungil yang dikontraknya dulu masih tertata rapi seolah-olah tidak pernah ditinggalkan sebelumnya.

Mungkinkah Raffi mengirimkan orang-orang untuk membersihkan rumah ini? Nagita menggelengkan kepalanya dan mencoba menghapus bayangan Raffi dari pikirannya. Dia harus melupakan lelaki itu dan melangkah maju.

Pagi itu yang dilakukan oleh Nagita pertama kali adalah memeriksa lemari pendingin dan mengerutkan kening ketika menemukan lemari pendinginnya penuh dengan bahan makanan. 'Ini pasti ulah lelaki itu', gumam Nagita, menolak menyebut nama Raffi demi usaha melupakannya. Tetapi Nagita tidak ingin membiarkan gangguan ini merusak hari pertama kebebasannya.

Nagita mengambil sayuran, daging sapi, dan telur. Lalu membuat tumis daging dengan sayuran dan telur yang berbau harum, setelah menuang masakan harum itu dari wajannya, Nagita menuang teh hangat yang sudah diseduhnya tadi pagi ke cangkir berwarna putih, dan meletakkan semua itu di meja. Sambil menyantap makanan.. Nagita menyalakan komputer. Hal pertama yang harus dilakukan adalah mencari pekerjaan, karena Nagita harus bertahan hidup. Seperti semula.

Seingat Nagita, dia masih mempunyai tabungan di rekening, tidak banyak memang hanya cukup untuk bertahan hidup selama satu sampai dengan dua bulan setelah dikurangi pembayaran kontrak rumah kecil ini secara bulanan. Setelah itu Nagita harus bekerja untuk menghidupi dirinya sendiri sekaligus membayar tempat tinggal, kalau Nagita tidak bisa melakukan itu, bisa di pastikan dia akan menjadi gelandangan. Jadi, waktunya untuk mencari pekerjaan sangatlah sempit.

Oh ya, hal kedua yang harus dilakukan adalah mengambil uang tabungan, mungkin nanti siang dia akan ke bank. Nagita menghirup tehnya yang terasa harum dan meneguknya dengan tegukan panas yang nikmat. Lalu mulai menyantap sarapan sambil membuka situs pencari pekerjaan di komputer.

Lowongan kerja... lowongan kerja yang cepat dan sesuai kualifikasi... mata Nagita bergerak cepat dan mencatat beberapa perkerjaan yang sesuai. Dia mengirimkan email surat lamaran ke beberapa perusahaan tersebut sambil menghabiskan sarapan.

Ketika Raffi selesai melakukan kegiatannya, waktu sudah hampir jam dua belas siang. Nagita teringat bahwa dia harus ke Bank, dengan bergegas Nagita mengambil tas kecil dan hendak keluar rumah ketika ada yang mengetuk pintu.

Seketika Nagita waspada. Dia tidak pernah punya teman sebelumnya. Jadi, itu tidaklah mungkin teman yang bertamu. Lagi pula, dalam penyamarannya waktu itu karena berencana membalas dendam kepada Raffi, tidak banyak yang tahu kalau Nagita tinggal di rumah mungil ini.

Apa itu musuh Raffi yang ingin mencelakainya lagi? Nagita bergidik ngeri. Kemudian menggelengkan kepala berusaha menenangkan diri. Tidak, musuh Raffi pasti sudah mengurus masalah itu sebelum memutuskan melepaskan Nagita. Jadi, siapa yang sedang mengetuk pintu saat ini?

Dengan hati-hati Nagita mengintip melalui jendela sebelah dan menemukan seorang lelaki dengan setelan jas mahal dan resmi berdiri di depan pintu rumah. Dari penampilannya, tampak lelaki itu lelaki baik-baik. Tetapi penampilan bisa menipu bukan? Nagita masih tidak bisa percaya bahwa Dokter Doni yang begitu baik dan selalu tersenyum itu ternyata adalah psikopat berjiwa kejam.

Raffi meraih pisau dapur dan membuka pintu dengan hati-hati, membiarkan rantai tetap menahan pintu itu,

"Siapa?," Nagita menatap pria tampan dalam balutan jas rapi itu sambil mengerutkan keningnya.

"Selamat siang, Anda nona Nagita? Saya Billy, pengacara yang dikirim kemari"

Pengacara?, "Pengacara untuk apa? Saya tidak berkaitan dengan masalah hukum apapun," Nagita masih mengintip dari pintu, belum mau membuka pintu dan menatap Billy dengan curiga.

SLEEP WITH THE DEVIL [RANS VERSION]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang