11. Break

421 96 14
                                    

Everyone has different break up formula. One thing that's the same is, they want to mend and heal fast.



"Kak Minhyun!"

Sujeong yang sudah menunggu Minhyun di parkiran kampusnya berlari menghambur ke arah cowok itu ketika mendapati motornya memasuki halaman parkir. Minhyun tersenyum tipis sembari melepas helmnya melihat tingkah pacarnya. Ah, pacarnya. Kenapa rasanya lama banget nggak ketemu Sujeong, ya? Ia membatin. Tanpa benar-benar menyadari kapan terakhir mereka bertemu.

"Maaf ya, Kakak jadi mesti ke sini hari Sabtu kayak gini. Padahal kan harusnya libur, bisa main. Terakhir ke sini waktu itu hari Sabtu juga, ya? Yang aku sama Taehyung di taman belakang," cerocos Sujeong. Sedikit banyak ia merasa bersalah karena waktunya untuk Minhyun tersita banyak. Kesehariannya lebih banyak dihabiskan di kampus, salah satunya adalah karena event yang ia handle. Dan hari Sabtu ini sudah H minus tujuh event yang dimaksud. Jadilah seluruh panitia makin sibuk, terutama panitia teknis, termasuk Sujeong.

"Nggak apa-apa. Kalau nggak begini ya kita nggak ketemu," balas Minhyun. "Mau makan di mana? Katanya nggak bisa jauh-jauh dari kampus. Jam satu udah harus balik lagi, kan?" lanjutnya. Ya, ia bermaksud mengajak Sujeong makan, sekaligus memberi kepastian dan detil proyeknya di luar kota. Ia sudah pernah menyebutkan bahwa ia ditawari proyek di sana dengan risiko ia harus membagi waktu di sana dan di sini, mengimplikasikan pada Sujeong akan terancamnya intensitas bertemu mereka.

"Iya, Kak. Di warung mie ayam langgananku di seberang sana aja yuk, Kak. Aku sama temen-temen suka makan di situ," jawab Sujeong. Minhyun hanya menurut saja dan mengekori perempuan yang sudah berjalan di depannya. Ia membenarkan tas selempangnya di bahu dan memperhatikan surai hitam panjang gadis itu, mendadak fokus ke sana. Seingat Minhyun, di antara mantan-mantannya, rambut Sujeong-lah yang paling panjang. Lah, sejak kapan Sujeong jadi mantan? Minhyun menggelengkan kepalanya, menghapus pikiran aneh yang terlintas barusan. Seungwan juga panjang rambutnya. Hitam, tebal lagi. Kali ini Minhyun menghembuskan napas kasar. Ia mempertanyakan kewarasannya detik itu. Sekalian saja Chaeyeon dibawa-bawa. Atau Kak Miyoung. Atau Sungkyung. Minhyun membatin dalam hati.

Sujeong berhenti sejenak tengok kanan-kiri sebelum ia menyeberang. Tiba-tiba ia merasa ada tubuh tinggi yang menabraknya dari belakang. Beruntung ia cepat menguasai dirinya sehingga tidak sampai jatuh. Ia menengok ke belakang, mendapati si pelaku yang juga sama kagetnya dengan dirinya. "Kak Minhyun kenapa, sih? Nggak fokus gitu?" tanya Sujeong, sewot.

"Maaf maaf maaf. Sambil bengong tadi jalannya," Minhyun mengerjapkan kedua matanya, berusaha meraih kesadarannya kembali sepenuhnya.

"Untung nggak langsung nyelonong menyeberang," balas Sujeong. "Udah ah, yuk. Sepi ini jalannya,"

Sampai di warung tenda, mereka berdua segera memesan makanan. Karena kata Sujeong mie ayam-nya recommended, ia hanya menurut saja dipesankan. Suasana siang itu lengang. Beberapa pembeli mendatangi warung tenda namun rata-rata meminta dibungkus. Minhyun menduga mereka adalah anak-anak fakultas pertanian yang kos di komplek depan kampus. Sementara yang makan di tempat hanya mereka berdua.

"Kamu lagi sibuk-sibuknya ya pasti?" tanya Minhyun, memecahkan keheningan. Tak lama setelahnya, pesanan mereka datang. Maklum, cuma berdua ini. Tapi Minhyun tetap menunggu respon Sujeong.

"Iya, nih. Udah H-7 acara. Di kos bener-bener numpang mandi sama tidur berapa jam doang tau, Kak." Jawab Sujeong. "Kakak katanya ada yang mau dibicarakan?"

Minhyun yang berusaha mengulur waktu dengan mencari topik pembicaraan lain justru kaget, Sujeong menanyainya untuk langsung to the point. Ia memang sudah bilang sebelumnya via chat mau menyampaikan sesuatu.

Almost | Hwang Minhyun x Son SeungwanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang