We often don't really aware of what we feel and what we do. One thing for sure, be aware of that unless we want people mistaking us.
"Kamu tuh digodain lewat telepon responnya lucu banget. Kenapa ini digodain langsung malah banyak diam gini?" ucap Minhyun, tepat di dekat telinga Seungwan.
Seungwan yang mati-matian menahan diri agar Minhyun tidak menyadari detak jantungnya yang berdebar tersentak. "Apa sih, Hyun. Nggak lucu tau. Biasa juga nggak pernah peluk-peluk," ucap Seungwan, tangannya ditempatkan tepat di dada Minhyun, mendorong mundur laki-laki itu.
"Dan, bisa minta tolong temani aku ke ruang tata usaha? Aku mau nyerahkan berita acara seminar sekalian ngembalikan LCD. Ruangan ini aslinya nggak ada LCD-nya," pinta Seungwan pada Daniel. "Kalian bertiga tunggu sini bentar ya?" lanjutnya, menoleh pada Seulgi, Joohyun dan Sooyoung. Ketiga gadis itu hanya mengangguk spontan. Mereka bingung bagaimana harus bersikap melihat adegan yang baru saja terjadi di depan mata mereka. Sementara Daniel pasrah saja dimintai tolong. Ia mengikuti Seungwan ke dalam ruangan, membantu membereskan kabel-kabel LCD yang masih terhubung. Tak lama, mereka berdua telah menuruni tangga menuju ruang tata usaha fakultas yang berada di gedung lain.
"Kamu marah sama Minhyun?" tanya Daniel, melirik perempuan mungil yang mendekap map di dadanya dan sesekali menghembuskan napas panjang.
"Marah sih enggak. Kalau sebal, iya. Maksud dia apa sih kayak begitu. Ini pertama kalinya aku skinship sama cowok lebih dari merangkul doang. Kamu sama Seongwoo suka reflek numpang taruh tangan di pundak aku kan. Aku udah terbiasa kalau itu. Mana pakai ngomong apa sih itu tadi? Nggak paham apa niatnya," rutuk Seungwan. Ia mengeluarkan semua yang terlintas di pikirannya saat Minhyun memeluknya pada Daniel. "Aku asumsikan kamu udah tahu gimana perasaanku ke Minhyun dari terakhir kamu kasih kode-kode nggak jelas pas main ke kosku sama Seongwoo dan Jaehwan. Jadi aku nggak akan cerita hal lain yang kurasakan waktu tiba-tiba dia kayak begitu," lanjutnya, miris.
Daniel ikut bersimpati mendengar keluh kesan Seungwan. Namun begitu Seungwan menyebut soal perasaannya, secara otomatis Daniel nyengir. "Sejak aku yakin kamu memang merasa kayak gitu ke Minhyun, kamu jadi kebaca banget. Mukamu merah kayak kepiting rebus tadi," Daniel tertawa.
"Ih, ya nggak usah dibahas gitu juga sih," ucap Seungwan sebal sambil menaiki tangga di gedung yang ia tuju. Mereka hampir sampai ruangan yang dimaksud. Setibanya di ruang tata usaha, Seungwan segera menyelesaikan segala administrasi yang diperlukan. Daniel mengamatinya dari luar, bergeleng-geleng. Pikirannya melayang pada lembar-lembar cerita Seungwan dan Minhyun sejak mereka masih sekolah. Seungwan... Seungwan... kalau kamu mau benar-benar buka hati mungkin aku berani maju, pikirnya.
"Udah nih. Yuk balik ke ruang tadi. Tasku masih di sana," ajak Seungwan. "Ngomong-ngomong, gimana ceritanya kalian berdua bisa sampai sini?"
Kemudian Daniel menceritakan bagaimana ia bisa bersama Daniel sampai di kota ini dan menghampiri Seungwan. Atensi Seungwan sepenuhnya tercurah mendengarkan cerita Daniel sampai-sampai ia tak memperhatikan bahwa Minhyun sudah ada tepat di depannya. Sebegitu kagetnya Seungwan hingga ia hampir jatuh mendarat dengan pantatnya. Beruntung Daniel sigap memegangi kedua lengannya yang berujung pada posisi awkward mereka berdua. Minhyun yang juga kaget, tidak menyangka Seungwan sampai hampir jatuh, langsung fokus kembali. Ia menautkan kedua tangannya pada kedua tangan Seungwan dan menariknya kembali berdiri dekat dengannya. Di sisi kanan, Seulgi, Joohyun dan Sooyoung kembali menjadi penonton adegan bak dalam drama.
"Kamu nggak apa-apa?" tanya Minhyun, tangannya masih bertaut pada tangan Seungwan.
"Nggak papa. Kalian kenapa nyusul? Tasku?" Seungwan berusaha melepaskan tangannya sambil celingukan melihat satu persatu temannya. Minhyun akhirnya melepaskan tautan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Almost | Hwang Minhyun x Son Seungwan
Hayran KurguThey say you don't need perfection. But you need to always make yourself to be a better person. What will happen when a girl who respects imperfection likes a boy whose pride is too much to understand her imperfection? Son Seungwan and Hwang Minhyun...