#7

2K 66 3
                                    

💕Diam adalah caraku mencintaimu, berharap engkaulah kelak menjadi imamku, kerinduan ku selipkan namamu dalam doaku. 💕

Senja di sore hari. Membuat mata yang melihatnya akan kagum,membuat aku mengucapkan syukur kepada Rabbku ,mengapa tidak! Dia sang pencipta langit dan bumi yang begitu baik sekali telah memberikan pemandangan ini, dunia saja begitu Indah apa lagi dengan syurganya.

Mengingatkan ku pada ayat surah ar-rahman.

"Maka nikmat Rabb-kamu yang manakah, yang kamu dustakan;"

Berjalan menyusuri perkebunan teh yang luas dan Indah.
aku melihat banyak ibu-ibu sedang memetika daun teh, aku menghampiri seorang ibu yang memetik teh. " assalamualaikum bii"ucapku " waalaikumsalam non" jawabnya yang menatap dengan raut wajah tanda tanya" bibi ini aku syafa teman kecil marwah " ucapku dengan nada mempercayakan pada ibu marwah "ohh non afa yaa, kumaha kabarnya ?? " ucap ibu marwah kemudian memelukku " alhamdulillah baik bii, marwah mana bii? " ucapku lalu menanyakan keberadaan marwah " marwah ada di rumah" ucap ibu marwah . Kemudian aku pamit kepada ibu marah untuk segera menemui marwah.

Yaa aku sekarang ada di Puncak, Karna pernikahan kak Afif dan kak sekar di adakan di villa milik orang tua kak sekar, Setelah minggu lalu khitbah kak haidar di terima.

Ternya villa milik ayahku, dan villa milik ayah kak sekar nggak terlalu jauh.dan Yaa kami memang pernah tinggal di Puncak sebelum ayah pindah tugas di sulteng. Seperti mimpi saja pertemuan kak Afif dan kak sekar dan esok adalah hari ijab kabul.

Tak terasa akhirnya aku sampai di rumah marwah

Tok
Tok
Tok

"Assalamualaikum " panggilan salamku, tak butuh lama untuk menunggu, karena tiba-tiba wanita berkerudung merah maron senada dengan jilbab yang iya gunakan. Membuka pintu " waalaikumsalam" jawabnya, amsepertinya marwah tak mengingatku . " marwah kan?, ini aku syafa" ucapku diikuti dengan senyuman. " maa syaa allah afa, kami apa kabar? " ucanya lalu memelukku. " alhamdulillah baik, kamu ?" ucapku kemudian melempari pertanyaan yang sama padanya " allhamdulilah seperti yang kamu lihat sekarang, aku baik -baik saja" ucapnya

"Subhanallah, kamu udah berubah sekarang afa, semoga tetap istiqomah yaa" ucap marwah lagi. " aamiin, kamu jadi ga yaa" ucapku dan di jawab anggukan oleh marwah " oh iya besok datang yaa ke acara nikah kak Afif " ucapku " serius kamu? Kakak mu mau nikah " ucapnya terkejut mengerat kak Afif akan nikah. " serius" ucapku pelan ang meyakinkannya "yaa padahal aku mah nunggu kakakmu afa, tapi alhamdulillah " ucapnya sedikit senyum jail " ah kamu mah, dari duku teropsesi banget sama kakak aku" ucapku terkekeh pada marwah.

Aku begitu banyak menceritakan kehidupanku, begitu pula dengan marwah. Sesekali di iringi dengan tawa.

Setelah aku merasa sudah cukup lama di rumah marwah akhirnya kuputuskan untuk berpamit.

*-----*

AFIF POV

"Seperti mimpi saja sebentar lagi aku akan mengucapkan kalimat itu" batinku, Aku sedikit gugup libih tepatnya benar-benar gugup.

"Haidar ayok nak turun sudah waktunya"ucap abi yang tiba-tiba sudah berada di pintu kamar,"i.i.. Iya abi" ucapku terbata-bata, aku mulai mengikuti langkah abi dan duduk tepat di depan ayah sekar.

Ayah sekar mukai mengucapkan kalimat sakral itu, dan aku mulai mengucapkan bagianku " saya terima nikahnya dan kawinnya sekar rahayu binti akbar hidayat dengan maskawin tersebut tunai" ucapku dengan sqku kali nafas dan lantang.

"Sah? "
"Sah "

"Alhamdulillah " ucapku seraya mengamininya. Ku lihat sekar berjalan ke arahku dan duduk di sampingku yang di tuntun ibunya, rasanya jantungku tidak karuan lagi melihat dia memakai balutan gaun berwarna tosca senada dengan kerudung dan cadar. Aku mulai memasangkan cincin di jari manis milik sekarang, dan sekarpun memasangkan cincin di jari manisku. Dia mulai mencium punggung tanganku dan akupun mencium keningnya dengan lembut.

Takdir Mempertemukan KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang