Cast : Alif & member BForce
Other Cast : Soulsisters
Cast milik orang tua masing masing.😊
Genre : Family. Drama.
Happy Reading
Keluarga Prihantoro adalah salah satu keluarga terpandang di jakarta. Selalu disegani dan di hormati. Meski Tn.Priahantoro sudah tidak muda lagi namun beliau tetap bisa mempertahankan kejayaannya dan memuliakan keluarganya.
Memiliki lima orang anak laki laki tampan yang mampu membuat perempuan di semua kalangan usia menjerit adalah kebahagiaan tersendiri baginya.
Anak yang pertama ia beri nama Sebastian Teti. Sikapnya yang dewasa di usia dini membuat ia yakin jika ia bisa mempercayakan usaha keluarga nya di tangan sang sulung.
Anak kedua, bernama Devin Sanjaya. Sikapnya kadang kekanakan, tapi dia sangat mandiri dan bertanggung jawab. Jadi beliau tidak pernah protes dengan apapun yang dilakukan anak itu.
Anak ketiganya benama Alif Rizky. Anak yang menyenangkan dan sangat hyperaktif, sehingga membuat orang lelah hanya dengan melihat tingkahnya.
Yang keempat bernama Ridwan Hafidz. Anak paling kalem di keluarganya. Tapi bila marah akan sangat mengerikan meskipun dengan keluarganya.
Dan yang terakhir adalah Malvin Saputra. Mungkin karena waktu lahir tidak menangis dan membuat seluruh keluarganya panik menjadikannya paling anteng dan pendiam diantara saudaranya yang lain.
Ia sungguh bahagia mendapatkan lima anugerah dari Tuhan yang diberikan padanya.
Namun sayang, kebahagiaan beliau harus terhenti 5 tahun yang lalu ketika ia dan sang istri merayakan ulang tahun anak ketiganya. Saat itu sang anak, yang kerap disapa Alif memaksa untuk merayakan ulang tahunnya di sebuah restoran mewah yang terletak di Jakarta, setelah tepat di hari jadinya mereka juga sudah merayakannya di rumah.
Karena kekeras kepalaan sang anak, beliau dan sang istri terpaksa menuruti. Saat itu Bastian dan Devin tidak bisa ikut karena mereka ada tugas kelompok dengan kelas masing masing. Jadi yg bisa ikut serta hanya Ridwan dan Malvin yang harus dipaksa dengan menariknya.
Lalu entah takdir atau apa, saat pulang tiba tiba hujan deras menguyur di sertai gunturan hebat. Saat mobil yang ia kendarai akan berbelok ia di kejutkan dengan sebuah truk yang melaju kencang kearah mobil yang ia tumpangi bersama keluarganya. Ia berusaha keras untuk menghindari truk itu agar tidak terjadi sebuah tabrakan. Tapi naas, saat beliau berhasil menghindari truk itu, rem mobilnya tiba tiba tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Saat kembali menikung ia melihat mobil lain yang juga ugal ugalan seperti truk beberapa saat lalu. Ia abaikan jeritan panik anak dan istrinya dan berkonsentrasi mengendalikan mobil dengan rem blong.
"Papa!"
Malvin yang biasanya pendiam juga menunjukkan kepanikannya. Otak pintarnya segera bekerja untuk menebak apa yang akan terjadi selanjutnya.
"Tenanglah. Aku tidak akan membiarkan kalian mati." kata sang ayah yang juga mulai panik akan keadaanya. Ia tak yakin jika dia akan selamat. Namun dia bertekat bahwa anak anaknya harus selamat dan tetap hidup untuk waktu yang lebih lama.
Jika ia tetap berjalan lurus, otomatis mobilnya akan tertabrak, jika ia menghindar kemungknan paling besar mobilnya akan terjun di jurang kerena sempitnya jalan. Ia semakin panik saat mobil semakin dekat dan semakin mendekat. Tiga detik sebelum mobil berwarna hitam itu menyentuh mobilnya, dengan cepat beliau hindarkan dan sesuai perkiraan, mobil yang ia tumpangi terjun bebas kearah jurang yang terjal dan di dukung oleh hujan yang lebat. Beliau hanya berharap dan berdoa dalam hati, semoga putra putranya selamat.
-
Bastian dan Devin berlari seperti orang kesurupan di lorong Rumah Sakit. Mereka abaikan makian orang orang yang tidak sengaja mereka tabrak. Yang ada di otak mereka sekarang adalah keluarganya. Ayah, Ibu dan Saudara saudaranya. Mereka tak bisa membayangkan seperti apa keadaan mereka saat ini setelah mendapat kabar yang mengejutkan dari kepolisian.
"Kalian keluarga korban?" tanya sang dokter yang kebetulan keluar dari ruang UGD saat mereka sampai dengan terengah engah.
"Iya Dok. Bagaimana keluarga saya?" Bastian menjawab.
"Maaf..."
"Apa yang terjadi dengan mereka Dok?" sahut Devin cepat sebelum dokter itu menyelesaikan kalimatnya. Tidak. Tidak mungkin jika...
"Ayah dan Ibu anda, meninggal dalam perjalanan." kata Dokter itu penuh sesal melihat wajah shok dua pemuda di hadapannya.
"Tidak mungkin..." lirih Devin. Air mata mengalir deras dari matanya saat tubuhnya merosot bagai tanpa tulang dan bersandar di dinding rumah sakit. "Tidak mungkin..." dia terus bergumam dengan tatapan kosong.
"Lalu bagaimana dengan adik adik saya Dok?" tanya Bastian. Meskipun sama shok dan terpukulnya seperti Devin, Dia harus tetap berusaha menguatkan dirinya.
"Adik kalian, semua selamat..."
Bastian menghembuskan nafas lega mendengarnya. Syukurlah...
"Tapi..."
Perasaan lega yang sempat ia rasakan tadi seakan menguap entah kemana saat mendengar lanjutan sang dokter mengenai keadaan salah satu adiknya.
"Salah satu adik anda, mengalami patah tulang di kaki kirinya. Kemungkinan besar dia tidak akan bisa berjalan seperti biasanya."
Pemakaman di hadiri tanpa ketiga adiknya yang masih harus dirawat di rumah sakit karena luka luka yang mereka alami cukup serius. Hanya dia dan Devin yang ada di samping ayah dan ibunya di saat terakhir. Sekuat apapun dia, Bastian juga hanayalah seorang manusia biasa yang akan merasa sakit dan terluka kehilangan orang orang yang di cintainya. Ia biarkan air mata mengalir deras saat tubuh tak bernyawa kedua orang tuanya di masukan kedalam tempat peristirahatan terakhir mereka.
End Flashback
-
Lima tahun berlalu. Bukan waktu sebentar memang. Tapi luka itu masih sangat sakit dan perih bagi kelima bersaudara itu.
Bastian yang dulunya dewasa, hangat dan sangat bersabar perlahan mulai berubah menjadi orang yang mudah marah dan frustasi. Apalagi tak lama setelah kematian kedua orang tua mereka, semua harta peninggalan ayahnya di sita Bank dengan alasan yang tidak bisa ia terima.
Belum lagi status kepala keluarga yang sangat tiba tiba berpindah padanya dan menjadi beban tersendiri baginya yang masih sangat muda untuk mengemban beban itu. Beruntung sisa harta itu masih cukup untuk membeli sebuah rumah kecil yang bisa mereka tempati. Tapi itu saja tidak cukup untuk menopang keluarganya. Mereka membutuhkan biaya lebih untuk bertahan hidup.
Susahnya mencari pekerjaan dengan dirinya yang hanya lulusan SMA membuatnya mau tak mau mengambil tawaran dari salah satu temannya untuk menjadi pelayan di restoran ternama yang terkadang mebuatnya ingin menangis, karena dulu setiap ada moment ulang tahun anggota keluarganya pasti mereka merayakannya di tempat itu. Namun sekali lagi ia harus menelan bulat bulat kesedihan itu demi keluarganya.
Devin yang dulu slengekan kini juga mulai berubah menjadi lebih dewasa. Ia harus berhenti dari gaya hidupnya yang semula suka berfoya foya menjadi lebih menghemat. Bahkan ia juga rela bekeja sebagai driver online membantu Bastian untuk mencari nafkah bagi adik adiknya.
Alif yang dulu meiliki semangat hidup berlebih menjadi pendiam karna merasa bersalah pada semua keadaan yang menimpa keluarganya. Benar kata suadara saudaranya. Seandainya dulu dia tidak kekanakan dan memaksa orang tuanya merayakan ulang tahunnya mungkin kesengsaraan mereka saat ini tidak akan pernah terjadi.
Ridwan yang dari dulu sangat mencintai dunia dancing harus melupakan mimpinya untuk menjadi dancer terbaik di Indonesia karena keadaannya yang tidak memungkinkan.
Malvin dengan otak pintarnya mengikuti akselerasi atau naik kelas satu tingkat lebih cepat untuk membantu Ridwan jika ia memerlukan bantuan dan agar ia juga bisa segera lulus dan membantu kedua kakaknya.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Family
Fiksi PenggemarKarena keegoisan dan sikap kekanak kanakannya, ia kehilangan orang tua dan kasih sayang saudara saudaranya.