Pacaran setelah menikah

1.1K 8 0
                                    

Malam hari..

Setelah pulang dari bukit moko, aku dan fatih pulang kerumah..
Fatih sebelumnya sudah mengontrak rumah yang tak begitu jauh dengan rumah ibu nya, di daerah lembang bandung..

Aku dan fatih pulang malam hari sekitar jam 8 karna kita shalat isya di luar..
Aku sudah sangat sangat ngantuk, dan benar benar tidak bisa menahan mataku..
Aku tertidur di pelukan fatih yang membawa motor, karna suhu udara yang begitu dingin aku pun memeluk nya begitu erat, fatihpun hanya memegang tanganku yang kedinginan dan berusaha menjagaku agar tidak terjatuh dari motor.
Dagu ku bersandar pada bahu fatih, fatih begitu hangat, dan nyaman, sesekali iya selalu melirikku dari sepion motor nya.

Kini kita sudah halal mau berbuat apapun itu tidak masalah..

Saat aku dan fatih sampai di rumah kecil yang terbuat dari jati halus yang berwarna coklat, aku di di bangunkan fatih dan langsung di suruh masuk untuk istirahat..

Aku pun masuk dan langsung merebahkan badanku di kasur karna cape..
"Teh, ganti dulu baju.. " ucap fatih padaku yang tertidur..
Fatih yang melihatku tertidur tidak tega membangunkan dia pikir aku benar benar lelah, fatih hanya bisa menatapku lalu membuka cadarku karna dia pikir tidur memakai cadar akan terasa begitu sesak.

Sontak aku terbangun karna terkejut ada yang memegang kepalaku.
"Ehh.. "Ucapku melihat fatih yang berusaha membuka cadarku.
"Buka dulu cadar nya, gak sesak gitu? "Ucap fatih padaku sambil menatapku yang masih mengantuk.
"Buka? " tanyaku dengan polos.
"Iyaa atuh, lagian udah boleh inihh.. " ujar fatih yang duduk di sebelahku.
"Gak usah malu atuh sama aa mah dan udah jadi suami sah kamu"sambung fatih dengan tersenyum.

Aku pun membuka cadarku walaupun aku sangat sangat malu karna tidak terbiasa membuka cadar di depan orang selain ayah mamah tapi kini aku membuka nya di hadapan suamiku.

Fatih hanya menatapku,entah mengapa? sebenarnya aku menjadi takut
"Asli aa gak bohong teh, teteh cantik"ujar fatih yang melihatku tanpa berkedip.
Aku yang seketika di bilang seperti itu sangatlah malu, seketika wajahku memerah.

"Ihh apaan sih.. " ujar ku yang malu pada fatih sambil menyubit perut pinggang sampingnya.
"Eh kok salting sih humairah aa"jawab fatih dengan tertawa kecil sambil memegang tanganku yang menyubitnya..

"Kau tau, saat pancaran tawa dan senyummu adalah kedamaian bagiku,dan tawamu adalah keridhoan allah untukku"

Begitu lama fatih menatapku yang menunduk, akhirnya terdengar telpon masuk dari hp fatih.
"Walaikumsalam, ada apa bu? Ibu ganggu anak nya bersenang seneng ajh,? "Ujar fatih pada ibu di ujung telpon sana.
Akupun hanya tersenyum melihat A fatih berkata seperti itu pada ibu.

"Ada apa sama ibu? "Tanyaku pada fatih yang selesai menutup telpon
"Ibu ingin kamu istirahat, terus besok suruh ke rumah"jawab fatih padaku
"Ohh kirain apa? "Jawabku polos.

Aku pun mengganti pakaianku dan membuka kerudungku, aku hanya pakai kaos panjang dan celana trening punyaku dan membiarkan rambut hitamku tergeray.
Fatih yang melihatku seketika mematung dan tak barbicara apapun.

"Ihh kok aneh sih malah gitu, gak kedip banget"ucapku pada fatih yang melamun melihatku
"Asli ini bidadari aa? "Tanya fatih yang masih melamun. "Kok beda banget di kerudung sama ngga"sambung fatih

Aku hanya menunduk karna malu dan tersenyum kecil melihat tingkah suamiku.
"Ibadah yuu.. "Ujar fatih padaku yang langsung menariku.
"Ehh,,, mandi dulu bossku bauu kamu"jawabku sambil menyubit hidung nya. Fatihpun menciumi tubuh nya memastikan bau atau tidak.
"Gak bau kok, masih wangi., ih wangikan?" jawab fatih yang langsung memelukku kencang sampai tidak bisa bernafas..
"Ihh bau asem tau mandi dulu gihh"ujar ku yang berusaha melepaskan pelukan nya.
"Emm ya udah, nanti udah nya ibadah yaa.. " jawab fatih yang segera pergi ke kamar mandi.
Dia cepat cepat mandi karna ingin menyelesaikan satu ibadah lagi bagi suami istri yang baru menikah.

Saat tahajud...

"A bangun mandi terus tahajud yu.. "Bisikku pada telinga fatih. Aku sudah bangun lebih awal dari fatih dan langsung mandi karna akan shalat tahajud, walaupun aku bahagia tapi aku tidak melupakan allah karna kebiasaanku shalat malam.
"Emang jam berapa? "Tanya fatih padaku.
"Jam tiga gantenggg, cepet bangun, mandi"ucapku pada fatih.
Fatihpun bangun tapi tidak langsung ke air dia malah sibuk melihat ponsel nya
"Ehh bukan nya ke air cepet"suruhku pada fatih dan langsung mengambil hp nya.
"Gk dingin teh kamu mandi? Dingin banget tau"tanya fatih yang menarik kembali selimutnya.
"Ehh ngga da, tuh udah aku buatin Air anget"ujarku menarik selimut fatih

Fatih hanya menatapku..
"Aihh istri yang baik, ngerti ajah klo kedinginan"ujar fatih yang memeluku dari belakang.. "Gih.. sana cepet mandi!!"Tegasku pada fatih yang sedang manja padaku..

Aku pun selesai tahajud langsung membaca hafalanku dan mengulang yang dulu, sedangkan fatih masih berdoa, entah curhat apa fatih pada allah yang pasti doanya pasti panjang karna lama.
Aku hanya menatap suamiku dari belakang dan berharap semoga allah mempermudahku ke surga nya bersama suamiku..

"Aku harap allah selalu mempermudah perjuangan kami dan selalu meridhoi langkah kami, semoga kami tidak diliputi rasa cemas yang berlebihan"

"Ehh malah ngeliatin. "Ujar fatih yang menghancurkan hayalanku
"Ehh iya.. Aa mau bantuin hafalan aku, mau test in? " tanyaku pada fatih dengan malu. Akhirnya fatih pun menyima'a hafalan ku sampai selesai.

"Makasih yaa, aa mau tidur lagi?takut masih ngantuk.. "Tanyaku pada fatih karna melihat mata nya yang mengantuk..
"Ngga ah mau bantuin kamu ajh, aii" jawab fatih, dengan senyum manis
"Ya udah aku masak nasi goreng yaa buat sarapan"jawabku yang membereskan mukena dan sajadah.
"Aa beresin rumah yaa"ujar fatih padaku..

'Ahh dia mau beresin rumah? Serius? '

"Mau beresin rumah beneran? "Tanyaku menyakinkan apa fatih mau membereskan rumah.
"Mau atuh bantuin humairah"jawab fatih yang memelukku dari belakang..

Dia memang suka tiba tiba memeluku dari belakang seperti anak yang manja pada ibu nya.
"Ya udah, teteh masak, aa nyapu ngepel yaa.. " ujar fatih yang bergegas mengambil sapu..
Aku hanya tersenyum dan tak henti nya bersyukur di beri suami seperti fatih, dia kakak kelasku dulu dan kini allah pun menakdirkan dia untuk ku, untuk menjadi imamku..

Ba'da futur..

"Nay, jalan jalan yuu, kita haiking ke gunung.. "Ajak fatih pada ku yang membersihkan kamar.
"Emm ayoo.. "Jawabku dengan senang hati karna memang aku menyukai alam, tanpa berpikir panjang kami pun berangkat menggunakan motor dengan perlengkapan seada nya, karna kita akan menginap jadi bawa pakaian ganti.

Setelah benerapa lama aku dan fatih sampai di gunung putri, aku pun mulai mendaki bersama fatih..

'Enak nya punya suami yang punya hobby yang sama, dan menyukai alam'

Setelah di puncak fatih menggandeng tanganku dan merangkul pundakku
Dia mengajaku mengabadikan momen indah ini berfoto di atas puncak gunung putri..
Di atas puncak awan terlihat begitu jelas mengitari kami, jadi kelihatan begitu indah.

Saat sore hari aku dan fatih duduk bersebelahan, menatap senja bersama, sesekali fatih selalu melihatku entah apa yang ada di pikiran nya aku tidak tau
"Kenapa liatin aku gitu banget"tanyaku pada fatih. "Kamu cantik kaya senja"ucap fatih yang memegang tanganku dan merangkulku semakin erat.
Kita menatap senja bersamaan..
"Kamu tau? Mata kamu itu lebih indah dari senja, senja ada di matamu"ucap fatih yang menatap mataku begitu tajam..
"Ih mulai deh gombal.. "Ucapku dengan malu dan tak sanggup membalas tatapan fatih.. "Liat aa deh, liat!! Kamu itu bidadari aa yang paling indah dan paling cantik"ucap fatih yang mengangkat daguku agar aku menatap nya..

"Aa tau? Aa itu itu raja dari pangeran pangeran di dunia ini yang paling aku sayang" jawab ku membalas gombalan fatih.. "Loh kok bisa jawab sih,, di ajarin siapa gombal gitu" tanya fatih dengan tersenyum menatap ku..

Aku dan fatih tertawa di hadapan senja yang indah kita mengahabiskan hari ini dengan bersama sama.
Fatih yang menatapku begitu tajam dan menghadapkan wajah nya di depan wajahku..

"Allah telah menakdirkan kita bersama, bersama berjuang meraih ridho nya sampai ke jannah, terimakasih pangeran ku karna siap menuntunku menjadi lebih baik, semoga kamu dan aku tetap seperti aisyah dan rasulullah"

"Sesuatu hal yang kita lakukan akan menjadi ibadah karna kita sudah menjalin ikatan suci berbeda dengan kita melakukan nya tanpa ikatan semua akan berujung pada murkaNya "

Akan ada konflik apa di rumah tangga mereka mau tau?.

Penantian Tentang DirimuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang