-62-

32 2 0
                                    

Jangan menunggu musim yang pasti
Langit hanya mampu menatap Matahari
Terbit dan terbenam berulangkali
Atau hujan dan kemarau
sama-sama ingin tak henti?

Pergilah
seperti ombak meninggalkan buih
Hingga suatu saat nanti kau datang
ke dalam puisi ini dengan rindu yang pedih

Pergilah
seperti daun kering meninggalkan ranting
;pohon cinta yang pernah kita tanam
pada tanah gersang dan kering
hingga suatu saat nanti kau kembali
menjadi angin paling bising

Pergilah
Seperti layang-layang meninggalkan tangan seorang bocah kecil di penghujung senja
Hingga suatu saat nanti kau hadir di puisi ini
menjadi kenangan yang tak sempat kaulupa

Jangan menunggu
waktu memberi segala ketidakpastian.
Pergilah
bersama ingatan yang tak sempat
kautanggalkan
kenangan yang tak pernah ingin
kutinggalkan

Merawat LukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang