-63-

44 4 0
                                    

Maghrib yang Deras

Aku akan terus mengajakmu bicara
Seperti racau hujan menikam bumi
Yang dikeringkan kemarau sekian lama
Daun-daun bersentuh berjatuhan dari
pohon yang tak sungguh menahannya
Hingga kupahami satu-satunya
bahasa paling indah adalah matamu

Teruslah berbicara
Seperti desau sungai dijatuhi hujan
ketika senja raib di jantung maghrib
Akan kudengarkan dengan seksama
Seperti kuping tak pernah tuli
Ketika hari diadzani
dan waktu memaksa henti
dan melanjut untuk direnungkan
berkali-kali

Aku akan terus mengajakmu bicara
Hingga tubuh kita saling paham
Tiada yang lebih sulit diutarakan
dari bahasa cinta.
Lalu kita akan tenggelam dalam
pelukan
Lalu tubuh kita dingin tapi panas
diderasi ciuman
Lalu,
Apakah kaupaham ke mana
puisi kukiblatkan?

Merawat LukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang