2 5

3.9K 563 26
                                    

Sudah seminggu sejak kejadian Jihoon menemukan Siyeon, dan hari senin ini Siyeon memutuskan kembali bersekolah karena bulan depan ujian nasional setelah sebelumnya absen beberapa minggu.






Dan berkat Jihoon, namanya tidak jadi dicoret dari daftar murid sekolahnya. Dengan sedikit berbohong, Jihoon berkata bahwa Siyeon sebenarnya kecelakaan dan harus menjalani perawatan intensif.




Ya sebenarnya tidak begitu bohong karena Siyeon benar-benar mendapatkan perawatan intensif.







"Aku anter sampe kelas, ya?"




Tidak ada lagi gue-lo dalam kamus Siyeon dan Jihoon. Keduanya sepakat mengubah cara mereka berbicara dengan menggunakan aku-kamu.






Karena Siyeon menyetujui pembatalan cerai mereka, dan mengulang segalanya dari awal dengan penuh kasih sayang.






"Gak usah, aku bisa sendiri."




"Aku ada sesuatu yang harus diobrolin, sama temen-temen kamu."






Siyeon mengangguk, penuturan Jihoon yang lembut membuat Siyeon sulit untuk menolak.







"Eunbin!"







Gadis itu baru saja akan masuk pintu gerbang sekolah sebelum Siyeon meneriakan namanya.






"ANJIR SIYEON!"




Dengan cepat Eunbin berlari ke arah Siyeon yang sedang mencoba berdiri dibantu oleh Jihoon.




"Pagi kak Jihoon, ko mau-maunya sih nganterin anak satu ini padahal biarin aja dia ngesot."





"Sialan lo Eunbin, anak setan emang."





Jihoon menaikan satu alisnya, dan Siyeon hanya memperlihatkan deretan giginya untuk membalas tatapan Jihoon.




"Kebetulan lo disini, gue mau ngomong beberapa hal, Bin."






"Apa kak?"





"Lo bisa bantuin gue jaga Siyeon kan? Pastiin dia buat makan siang, terus minum obat yang udah gue siapin di tasnya. Jangan biarin dia makan pedes, sama minum soda. Kalo dia laper suruh dia makan buah, soalnya masih recovery."






"OK! Makan siang, minum obat, jangan pedes sama soda, ngemil buah. Okay gue ngerti."



Siyeon menatap Jihoon dengan wajah memelas, tapi Jihoon hanya menggelengkan kepalanya.





"Kamu belum sembuh, nanti kalo udah sembuh aku traktir kamu makanan yang kamu mau. Udah ah sana masuk, aku mau ngampus. Nanti pulangnya aku jemput kamu."






Dengan malas Siyeon mulai berjalan dengan Eunbin menggunakan crutchnya.







"Gila lo kenapa bisa balik lagi sama kak Jihoon, Yeon?"





Siyeon mengangkat bahunya menandakan tidak tahu, atau sebenarnya tidak peduli.





"Terus ini poni lo sejak kapan di poni. Anjir terus lo sama Lucas gimana?"






"Satu-satu deh Bin. Gue pusing. Jadi gini, gue balik lagi sama Jihoon bukan balik lagi sih tapi dia emang belum nandatanganin surat cerai jadi ya gitulah. Rambut ini gue potong minggu lalu, dan Lucas-gue pasti harus putus sama dia kan?"







"SIYEON!!!!!!"




Ada beberapa anak di kelas Siyeon, dengan tidak tahu malu Hina dan Somi berteriak lalu memeluk Siyeon dengan erat.







"Kemana aja lo anjeng, balik-balik kaki di gips gini. Nyuksruk lo di sawah?"







Siyeon merindukan tempat ini, kelas yang menjadi pelariannya sehari-hari. Yang menjadi saksi bagaimana ia tumbuh selama tiga tahun ini.






Dan juga teman-teman dekatnya -Eunbin, Somi, dan Hina. Bahkan saat Siyeon mulai berubah menjadi lebih liar, mereka selalu berasa di sampingnya.





"ih anjing kemana baju kekecilan lo sama rok kependekan lo yang kemaren-kemaren dipake? Ko baju lo normal lagi sekarang?"







"Temen lo yang ini mungkin gak mau diusir dari tahta sebagai Nyonya dari Jihoon Krisnandi. Ya kali pake baju kurang bahan punya cowok tajir."







Siyeon hanya tertawa, tanpa ingin marah atau kesal terhadap temannya.




"BALIKAN LAGI LO SAMA KAK JIHOON?"






Hanya anggukan yang menjawab semuanya, hidup memang se sederhana ini.








unplanned




Jihoon baru saja memarkirkan mobilnya di parkiran universitas saat Lucas datang menghadap ke mobilnya.







"Ada apa lo dateng ke gue?"






Lucas memberikan sepucuk kertas, langsung ke telapak tangan Jihoon.





"Jagain Siyeon, jangan biarin dia pergi sendirian."








Setelah itu Lucas pergi, menghilang entah kemana.






Penculik yang dulu nyulik Siyeon mulai berkerja lagi nyari dia.
Gue sadar sama kesalahan gue dan gue minta maaf sebesar-besarnya.
Cuman ini yang mungkin bisa nebus kesalahan gue sama Siyeon.
Anggap aja ini bukan surat apa-apa, jangan sampe mereka tau kalo lo juga terlibat.











Jihoon memperhatikan sekelilingnya, serasa ada yang melihat namun tidak Jihoon tau keberadaannya.





tbc




Akutu mau pundung aja sama kalian, giliran aku mau fin kalian nahan-nahan tapi gak pernah comment ffku =(



Gak deh boong, makasih ya udah mau baca story gak jelas milik aku. Ku mencoba bertahan agar bisa nge completein book ini. Hehehehe doain ia.

Unplanned-park jihoon. [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang