Saat mata Siyeon terbuka, hal pertama yang ia lihat adalah langit-langit yang tak ia kenal. Dan suara-suara berisik dari mesin yang ada disebelahnya.
Beberapa detik kemudian dia mendapati Jihoon tertidur dengan posisi terduduk dan menggeletakan kepalanya di samping tangan Siyeon.
Ia berada di rumah sakit sekarang. Tangan kanannya terpasan infus dan jari tengah dipasang oxymeter. Dan Siyeon mengingatnya, laki-laki dengan jaket hitam itu.
"Kak, Kak Jihoon."
Suara Siyeon parau, mencoba membangunkan Jihoon karena perasaannya benar-benar terasa resah.
"Kamu udah bangun? Aku panggilin dokter dulu ya."
Siyeon menggeleng dan menahan Jihoon untuk tetap duduk, jantungnya berdetak cepat dan tubuhnya gelisah.
"Sekarang jam berapa, kak?"
"Jam 5 sore, kenapa?"
"Kak, kita pulang sekarang ya?"
Jihoon menggeleng pelan, "Kondisi kamu parah kamu gak bisa dirawat biasa aja di rumah."
"Please, ada sesuatu yang aku harus omongin. Sama kakak, sama temen-temen aku."
Siyeon menggigit bibirnya dengan tidak tenang, jari-jari tangannya tidak bisa diam hingga Jihoon menyanggupinya dengan syarat Siyeon mendapatkan perawatan yang sebanding dengan di rumah sakit.
Unplanned
Akhirnya Siyeon terbaring di kamarnya, dengan banyak orang yang mengelilinginya. Eunbin, Hina, Somi, Woojin and the gank, keluarga Jihoon dan Jihoon sendiri menunggu Siyeon untuk berbicara.
"Yeon, lo memar-memar kayak gini kenapa sih serem amat."
Siyeon hanya tersenyum dan menghela nafas.
"Ayo cerita, nak."
Siyeon mengangguk dan mulai bercerita
"I was kidnapped. Malam itu setelah Lucas pulang setelah ngasihin es krim ada yang ketuk pintu apartment dan pas dibuka, ada dua orang disana. Yang satunya itu cowok yang tadi pake jaket item, yang Eunbin omelin."
Semuanya serius dengan apa yang di ucapkan Siyeon, Woojin siap sedia dengan nota di tangannya dan Hyungseob dengan laptopnya.
"Cowok yang lebih pendek, berambut oranye badannya agak gendut bertugas narik gue ke depan dan dia mukul bagian kepala gue sampe gue gak inget dan bangun-bangun gue udah ada di sebuah ruangan gelap, pengap dan cuman ada satu ventilasi dan satu pintu. There is no bathroom and bed. Cuman ada toilet dan sleeping bag."
Semua menatap Siyeon penasaran, dan Jihoon dia mendengarkan sambil menahan amarahnya.
"Orang yang ngasih gue makan itu ganti-ganti. Kalo diitung totalnya ada delapan orang. Ada satu cewek yang gak pernah gue tau wujudnya, dia cuman berdiri di luar ruangan dan ngajak ngobrol gue, dia jahat dia bilang bakal ngabisin satu persatu orang yang deket sama gue."
Suara Siyeon mulai bergetar dan melemah, tapi detik selanjutnya bersuara lagi.
"Gue beberapa kali kabur, dan berakhir dipukulin. Entah cuman pake tangan atau pake alat, sampe suatu hari gue dipukulin pake pipa besi sampe tulang rawan gue retak dan bahkan gak inget gue siapa. Gue kehilangan identitas dan fokus sama kabur."
"Dan malemnya gue berhasil kabur, setelah beberapa minggu disekap."
"Cowok itu namanya Youngbin, cowok yang tadi dimarahin Eunbin."
Hyungseob membalikan laptopnya dan memperlihatkan beberapa gambar tentang laki-laki itu.
"Ganteng banget anjir kalo senyum."
"Bukan itu Eunbin, dia yang culik temen lo."
Handphone yang berada di tas Eunbin tiba-tiba bergetar.
from: <unknown>
Serahin Siyeon atau lo yang gue abisin.Eunbin melempar handphonenya begitu saja.
"Yeon, gue harus gimana?"
tbc
Kenapa aku ngetiknya ngebut banget ya? Soalnya pengen cepet beres hehehehe
Btw kalo aku bikin kumpulan oneshoot Wanna One x Pristin bakal ada yang baca gak ya? Songfic gitu. Pairing sama Songnya kalian dibikin request gitu. Gimana?
KAMU SEDANG MEMBACA
Unplanned-park jihoon. [COMPLETED]
FanfictionTakdir mempersatukan mereka di sebuah rahasia terbesar. Sore itu, untuk pertama kalinya mereka bertemu dan untuk pertama kalinya juga mereka bersama. 20171007 #50 on short story