Siyeon sekolah seperti biasanya seminggu ini, meski banyak ancaman yang datang tiba-tiba untuknya baik lewat Eunbin, Hina, ataupun Somi.
"Besok Lunch Day sekolah kita, mau ngajak siapa?"
Siyeon dan ketiga gadis yang lain kini lebih senang menghabiskan waktu di kelasnya dikelilingi oleh CCTV dan merasa aman.
"Ortu gue lagi di luar kota soalnya sepupu gue lahiran, jadi gue harus gimana? Harus bawa Evelyn kan gak mungkin."
Somi menggulung poninya dengan roll rambut lalu memakan beberapa potong telur dari kotak makannya.
"Jomblo-jomblo kesepian emang lo semua."
Siyeon menyenderkan badannya ke senderan kursi sambil terus mengunyah p*romina puffs yang menjadi cemilannya.
"Ye anjeng mentang-mentang udah punya laki gitu banget sama kita. Waktu lo jomblo yang nemenin lo siapa? Kita nyet!"
Eunbin melemparkan cushionnya ke arah Siyeon dan teman-temannya hanya tertawa. Siyeon telah mengobati rindu, rindu merasakan kebersamaan teman-temannya seperti ini.
"Gue pengen pipis nih, temenin kuy."
Hina berdiri, tapi ketiga temannya tidak ada yang berdiri membuat dirinya kesal dan menghentakan kaki ke lantai lalu berlalu.
"Lo sih gak pada mau nemenin Hina."
Siyeon akhirnya menyusul Hina menggunakan crutch yang masih ia gunakan untuk berjalan.
"Hin, tungguin gue dong."
"Tau ah bukan temen lo pada, gak ada yang mau nganter gue ke toilet."
"Ini gue nganter lo Hina. Gue susah jalan lo jalan jangan cepet-cepet dong."
Hina tidak menghiraukan Siyeon dan masuk ke salah satu bilik kamar mandi. Mengingat kapan lagi Siyeon akan ke kamar mandi akhirnya Siyeon juga memasuki bilik kamar mandi yang lain.
"Lo tau gak katanya Kak Sohye sama Kak Jihoon alumni tahun kemarin, hari ini jadian loh."
Sayup-sayup Siyeon mendengar ucapan siswa yang sedang mencuci tangannya di luar bilik.
"Banyak loh fotonya di IG Kak Sohye. Kak Jihoon bawa bunga, terus lagi jalan di toko buku, lagi makan, lagi di taman, lagi di pantai. Ah pokoknya kak Jihoon udah cowokable banget deh. Akhirnya mereka jadian setelah setahun pdkt"
Hati Siyeon mencelos, seperti ada bagian yang tiba-tiba saja hilang dari dadanya.
"Kak Sohye juga endorse beberapa baju dari K&K Clo. loh, Itu brand clothing punya Kak Jihoon kan?"
"Ah udahlah mereka emang cocok banget. Eh eh liat deh snapgramnya Kak Sohye, Kak Jihoon lucu banget ya ampun makannya."
Siyeon memandangi ponselnya, tidak ada satupun notifikasi pesan dari Jihoon. Tidak seperti kemarin, setiap jam bahkan setiap menit Jihoon akan memberinya pesan entah hanya 'Gimana keadaannya?' atau 'Jangan lupa makan siang, obatnya juga dimakan.'
Hari ini notifikasi pesannya hanya menunjukan saru notifikasi, dari Mama Boyoung.
Perlahan Siyeon menangis, entah untuk apa. Entah untuk gosip yang beredar bahwa Jihoon dan Sohye berpacaran atau untuk Jihoon yang tidak mengiriminya pesan, atau bahkan untuk dirinya yang merasa bodoh telah dipermainkan.
"HEH BEL MASUK SEBENTAR LAGI LO MASIH AJA NGEGOSIP DI TOILET. MAU GUE LAPORIN KESISWAAN?"
Siyeon tahu, itu suara Hina. Hina mencoba mengusir mereka, agar Siyeon tidak mendengar apa yang mereka ucapkan.
Tapi terlanjur, Siyeon mendengar semuanya dan Siyeon telah mengecek snapgram dari akun Sohye. Dan benar, Jihoon disana makan semeja dengan Sohye yang bahkan membiarkan ponselnya tergeletak begitu saja.
"Lo nangis aja dulu, gue tungguin ko disini."
Siyeon dapat melihat seseorang duduk di lantai bersender ke pintu biliknya. Itu adalah Hina.
Siyeon menangis lebih keras. Mencoba membuang segala beban yang ia fikirkan.
Karena ia berfikir bahwa ia harus mempercayai Jihoon. Dan pulang nanti ia akan bertanya hal yang sebenarnya terjadi.
Meskipun sebenarnya ia ragu, apakah ia akan menemui Jihoon atau tidak.
tbc
Apasih geje banget ini cerita. Belibet. Gak tentu arah ceritanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unplanned-park jihoon. [COMPLETED]
FanfictionTakdir mempersatukan mereka di sebuah rahasia terbesar. Sore itu, untuk pertama kalinya mereka bertemu dan untuk pertama kalinya juga mereka bersama. 20171007 #50 on short story