pertemuan01

682 24 12
                                    

"Mulai sekarang jangan pernah kamu kembali ke tempat ini. Kalo kamu gak bisa jadi pelayan yang baik, jangan bekerja di sini..." pak agam membentakku dengan sangat keras
"Pak aku mohon dengar penjelasanku sekali aja..aku tak mau kehilangan pekerjaan" aku mencoba menjelaskan itu semua
"Satpam...keluarkan tiara dari sini" ucap bos sialan itu

Tak ada yang bisa aku lakukan lagi selain pergi dan berjalan tak tau harus kemana. Dan sialnya, apa maksud mobil mewah yang ada di depanku. Ketika aku akan mengumpatinya seseorang yang tidak kukenali keluar dari mobil itu dengan masih menatap ponselnya
"Hei tuan...yang tampan, dan sepertinya kaya raya. Seharusnya kalau kau punya mata lihat baik baik"
Ucapku kesal padanya yang hampir saja menabrakku
"Hei...siapa kau..beraninya mengatai saya dengan kasar...anda sedang bermimpi untuk menghilang dengan segera dari muka bumi ini"
Ucapan ini benar benar membuatku terciut. Siapa dia sehingga mampu berkata seperti itu
"Hei tuan kaya. Kau berpikir aku takut dengan perkataanmu" aku mengambil tas ku yang terjatuh dan kupukulkan keras kearahnya
"Aaaw...shit..kau sangat keras kepala sekali ternyata" pemuda tampan itu meninggalkan tiara

"Apa maksud wanita itu apa ia tak tau kedudukanku sebagai apa. Sepertinya aku harus mencari tau tentang dia" randika berucap dalam hatinya.
Tiba tiba ponsel randika pun bergetar
"Ada apa mommy" ucap randika menjawab panggilan telepon yang ternyata panggilan dari ibunya
"........."
"Mommy tak perlu terlalu sibuk mencarikan wanita untukk randika. Biar randika cari sendiri aja" randika berucap langsung mematikan ponselnya

Ini adalah hari kedua setelah hari paling sial yang tiara anggap adalah kemarin. Mencari pekerjaan kembali membuat ia ingin menenggelamkan diri dari muka bumi
"Ehmm...ini ni yang terakhir...kayak mana pun caranya gue harus bisa dapetin kerjaan disini" aku menatap sebuah gedung pencakar langit yang tak sanggup untuk aku hitung, tapi sudah dapat aku duga itu berkisar 20 tingkatan....

"Permisi nona. Aku ingin bertanya..apakah ada lowongan pekerjaan untukku disini" ucapku menghampiri resepsionist yang aku lihat sedang asyik dengan ponselnya. Wanita itu menatap kesal kearahku karena aku mengganggu acara selfie cantiknya
"Kamu ini. Bikin ribet aja...tunggu sebentar,akan aku cek" ucap wanita itu terdengar ketus.
"Ada sebuah pekerjaan kosong...tetapi aku tak yakin kau mampu...dari style mu saja sudah dapat kupastikan kau adalah orang miskin" wanita itu mengejekku. Udara serasa semakin panas begitu aku mendengar penuturan wanita sialan berbibir tebal itu. Kalau bukan karena berpikir uang apartemen yang harus ku bayar, akan aku hancurkan sekarang juga wanita ini

"Kau diminta untuk masuk ke ruang interview, disana sudah ada seorang admin menunggumu". Aku langsung pergi tanpa mendengar omongan selanjutnya dari si bibir tebal itu. Aku masuk ke ruang yang ia sebutkan padaku

"Hai pak..pagi" sapaku pada seseorang pria muda yang ada disitu.
"Ya..pagi. silahkan duduk. Perkenalkan aku leo antonio kepala admin pemasukan dan pengeluaran anggota perusahaan ini...kalau tau yang melamar secantik ini, udah aku tungguin di balkon depan" ucap pria yang lumayan tampan yang aku ketahui bernama leo itu.
"Aku datang ingin interview...dan menanyakan pekerjaan apa yang akan kududuki" ucapku pelan dan santun.
" owh iya..baiklah. jika kamu lulus kamu akan bekerja sebagai sekretaris direktur utama sekaligus pemilik perusahaan ini...." omongannya terputus karena tiba tiba ponselnya berdering, dan ia melangkah sedikit menjauh dariku.

Tak berapa lama aku melihat bahwa leo datang dengan tergesa gesa.
"Maaf membuatmu menunggu. Ibuku sakit lagi..." ucapannya membuat aku ingat akan sosok ibuku yang juga meninggal karena sakit jantung..setelah mengetahui ayah telah menikah lagi.
"Owh...apa dia sudah sehat" tanyaku sedikit perhatian padanya.
" ya begitulah...o iya kau deluan aja keruangan ceo muda dilantai 20..aku akan menyusul nanti..berhati hatilah, dia adalah pria yang aneh" ucapan itu sedikit membuatku bergidik ngeri.
"Baiklah terimakasih...aku pergi dulu" ucapku meninggalkan leo. Aku segera memasuki lift dan menekan tombol 20.

I Love You MY CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang