menjauh

250 2 0
                                        

Sesuai dengan tekadku yang telah kubulatkan pagi ini, aku akan menemuinya. Aku pun berjalan kearah ruangannya dan mengetuk pintu.
"Masuk" kudengar suara berat dari dalam yang mengizinkanku membuka pintu ruangan itu. Aku masuk dan melihat pak randika yang kaget melihat aku diruangannya.
"Sore pak"ucapku menyapanya
"Hemm" aku benar-benar merasa canggung karena tingkahnya yang mendiamiku, tapi aku sudah sampai disini dan aku harus menanyakan padanya. "Pak mengapa kau terlihat marah padaku? Apa aku punya salah?" Ucapku yang membuat ia memusatkan pandangannya. Sekarang mataku beradu pandang dengan matanya yang berkesan tegas.
"Kau bicara apa?" Pak randika malah berbalik menanyaku. "Kau seperti menjauhiku beberapa waktu ini, dan itu semua dimulai sejak kau datang ke apartemenku malam itu" ucapku mengingatkannya akan apa yang terjadi malam itu yang aku tidak sadari telah mengubah pak randika menjadi sebeku ini.
"Ada urusan apa kau sehingga harus mencampuri hidupku? Terserah padaku jika aku ingin berbuat apa saja. Mau aku baik padamu, atau jahat sekalipun. Toh, kau bukan siapa-siapa bagiku" deg..perkataan itu sukses menohok hatiku. Aku tak tau mengapa, ada sebulir tetes air mata yang jatuh ke pipiku. Apa salahku sefatal itu sehingga ia semarah ini. Seingatku, malam itu aku hanya menanyakan mengenai seorang wanita yang tak sengaja kutemui dipantai padanya.
"Baiklah jika itu yang kau inginkan. Tadinya aku hanya ingin memastikan. Namun, sebagai orang yang bukan siapa-siapa kurasa ini tak penting lagi. Kau benar semua terserah padamu. Aku kan hanya wanita biasa, wanita kampung yang sok mengerti kehidupanmu. Maafkan aku, aku berjanji tidak mengulangi kebodohanku lagi." Aku langsung pergi keluar dari ruangan itu dan duduk ditaman kantor. Tak tau mengapa aku menangis, mengingat kata-kata yang dilontarkan pak randika padaku.

Setelah kejadian itu, aku tak lagi melihatnya, dan apabila aku melihatnya aku langsung mengalihkan pandanganku. Jika kami terjebak dalam satu lift yang sama, aku hanya akan menunduk dan tak melihatnya. Aku sudah bertekad tak akan mengkhawatirkannya lagi, walau entah kenapa rasanya hatiku bertolak belakang.



#maaf baru publikasiin lagi dan baru dikit. Ada banyak masalah jadi beberapa waktu lalu gak bisa aktif ngarang

I Love You MY CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang