terimakasih

328 13 0
                                        

Tak berapa lama aku terbangun dari tidur lelapku. Aku mulai mengumpulkan nyawaku yang masih berada dialam mimpi. Tapi tunggu dulu, aku merasa ini seperti bukan tempat tidurku. Seingatku kasur tempat tidurku tak seempuk kasur yang kutiduri sekarang. Aku mulai mengingat ingat yang terjadi sebelum aku berada di kamat ini.
" perasaan tadi aku ketidurannya bukan disini deh. Trus kok pindah disini jadinya.....aaaaa....." aku berteriak takut. Pikiranku melayang mengira si boss tampan itu yang meniduriku. Ehh...bajuku masih lengkap. Hah..untunglah, ternyata si boss tampan itu sedikit perhatian. Aku tersentuh pada apa yang ia lakukan. Biasanya seorang bos akan memarahi dan membentak jika anak buahnya tidur di jam kerja, seperti bosku yang sialan itu, agam. Si Agam sialan itu akan selalu memarahiku bila aku telat, ketiduran dan lalai dalam bekerja.

Setelah agak lama aku mendengar derap langkah kaki seseorang dan karena berpikir itu adalah pencuri aku segera mengambil sapu dan dengan segera bersembunyi dibalik pintu dan menunggu pencuri sialan itu. Aku mendengar derap langkah kakinya semakin mendekat kearah dimana aku berada saat ini. Dan...benar saja dia membuka pintu
" kreeekkkk...." pintu terbuka dan langsung saja seseorang yang  tak aku kenali itu ku gebuki dengan kasar..
" huhh...rasain itu...mampus kau...makanya jangan mencoba untuk masuk keruanganku dan bos tampanku" ucapku memarahinya
" berhentiii....berhentiii...berhentiiiiii" ucapnya yang membuat aku berhenti. Suara itu sepertinya mirip sekali dengan suara pak randika. Dan...hah...dia pak randika ternyata. Tuhan hilangkan tanduk setannya.
" maaf pak...kupikir tadi bapak pencuri.." ucapku pelan.
" baiklah..mengapa kau berpikir aku pencuri.." tanya pak randika padaku.
" karena, dulu ditempat aku bekerja juga begitu" ucapku padanya...
" baiklah..." ucapnya masih memegangi luka di keningnya yang sedikit mengeluarkan darah
" pak...ini berdarah..mari ku obati agar tidak infeksi." Aku langsung mencari kotak obat dan mengambil kapas dan obat merah lalu kuusapkan secara perlahan dikeningnya.
" aww...pelan pelan. Ini perih" dia meringis kesakitan padaku
" pak lebih baik perih sekarang tapi sebentar daripada besok tapi lama." Ucapku menerangkan padanya. Aku mengipasi perlahan kearah luka dikeningnya yang tadi sudah aku beri obat. Namun...ada apa ini? Mengapa ia menarik tanganku?
" pak...mengapa bapak menarik tanganku?" Tanyaku pelan padanya
" saat tadi kau memukulku kudengar kau mengatakan aku bos tampanmu..benarkah? Menurutmu aku tampan?" Tanya pak randika padaku.
" aa..iii..tttuu..tataa..ddii" aku menjawab dengan tersendat sendat. Belum selesai aku menjawab ia sudah   berbicara lagi
" aku tau aku tampan..dan bahkan aku lebih tampan dari masa lalumu" ucap pak randika yang sukses membuat aku membeku diam..masa laluku..dari mana dia tau masa laluku? Apa ia pernah mengenal aku atau fathan. Jangan jangan dia adalah sepupu fathan. Tuhan jangan sampai semua ini benar....
" hei..apa yang kau pikirkan..aku tak ada menyuruhmu melamun" ucapnya lagi yang sukses membuyarkan lamunanku.
" maaf pak..aku sepertinya kurang enak badan. Aku harus pulang pak..ini juga sudah larut malam bisa bisa ibu kostku kebingungan mencariku" ucapku sambil membereskan barang barangku.
" ibu kost?.. adakah ibu kost di apartemen losari?" Tanyanya. Hah..dari mana ia tau aku tinggal di apartemen itu..jangan jangan ia memang benar sepupu fathan. Tuhan kumohon hilangkan aku dari muka bumi ini.
" kau selalu saja membohongiku dan setelah ku tanya kau selalu melamun. Aku bertanya padamu bukan menyuruhmu melamun..." pak randika membentakku...dapat aku lihat raut kesal diwajahnya

I Love You MY CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang