beku lagi

291 4 1
                                    

Sekarang aku sudah di apartemenku. Yah apartemen kecil namun aku sangat merasa nyaman berada disini. Merasa letih sehabis ke pantai aku langsung melakukan ritual mandi dan mengenakan baju kaos putih panjang dan celana dengan panjang 5 cm diatas lututku. Kemudian aku mulai bermain didunia maya ku yaitu membaca  cerita di wattpad, yah karena hanya di wattpad lah aku menemukan ribuan cogan yang tentunya sifatnya sesuai dengan mukanya.
"Tiriiiinggg" kudengar seseorang memencet bel apartemenku. Siapa sih dia, malam-malam membuat ribut saja. Sesaat kemudian kulihat notifikasi line masuk ke ponselku
Randika: buka pintunya
Randika: jangan sampai aku mendobrak sendiri tiara
Randika: aku tau kau belum tidur, kuhitung mundur sampai 10 dari sekarang.
Hah ya ampun. Aku langsung bergegas membuka pintu dan benar pak randika sudah berdiri diidepan apartemenku dan sekarang ia memandangku dengan tatapan tajamnya..
"Ma...maa..af ppaak, sssaayaaa bbbar..u siiaaappp mandi" ucapku terbata-bata.
"Takkah kau mengizinkan tamumu terlebih dahulu masuk" ucapnya yang langsung membuatku bergeser.
"Pak, tumben sekali kau malam-malam begini datang ke apartemenku. Apa ada hal penting mengenai perusahaan yang harus sekarang diselesaikan?" Tanyaku dengan tidak menatap wajahnya.
"Jika berbicara, tatap siapa yang kau ajak bicara." Pak randika menaikkan kepalaku dan tentunya sekarang aku bisa melihat mata hazelnya menatapku dengan sangat intens.
" apa ada yang salah dengan saya pak? " tanyaku karena takut dengannya
" lain kali jangan memakai celana pendekmu itu jika ada tamu yang datang dan jangan ikat rambutmu terlalu tinggi, yang tentunya membuat tengkukmu terekspos dan memancing gairah pria" ucap pak randika yang langsung membuatku bergidik ngeri. Aku tau sekarang ia sedang menasehatiku. Tapi, berarti gairahnya juga terpancing, secara dia adalah seorang pria.
"Dan apa bedanya denganmu pak. Kau datang disaat aku hendak tidur, wajar saja aku memakai celana ini." Ucapku membela diriku sendiri
" aku bukan bajingan yang tentunya selalu mengambil kesempatan. Tapi, jika kau mau, aku akan dengan senang hati menerimanya " ucap pak randika lagi-lagi membuatku bergidik ngeri.
"Aku membawakan ini untukmu, kudengar kau sakit dan tak masuk kantor tadi pagi. Tapi, aku sedikit curiga. Karena, ekspresi dan mukamu saat ini terlihat bahwa kau baik-baik saja" ucap pak randika yang langsung membuatku menelan saliva ku dengan susah.
"Aa..ee.mm..ii.tuu saya sakit perut pak. Iya, sakit perut" ucapku berbohong padanya. Jelas saja tadi aku berjalan kepantai. Oh ya, aku mengingat sesuatu.
" pak..apa kau tadi bertemu seseorang?" Tanyaku pelan sekali, aku takut ia tiba-tiba marah kepadaku.
" mengapa?" Tanya pak randika.
"Emm..apa kau pernah mengenal seorang wanita bernama Raina?" Tanyaku lagi. Kutatap matanya dan kulihat tubuhnya yang tuba-tiba menegang seperti orang yang sedang menahan amarah.
"Tidak" pak randika menjawab sangat singkat dari yang pernah ia ucapkan padaku. Aku manggut-manggut pelan. Mungkin yang gadis ucapkan siang tadi bukan pak randika.

Hari berlalu begitu cepat sejak aku menanyakan siapa wanita itu pada pak randika, dan sekarang ia menjadi sangat diam. Tak ingin ditemui dan diajak bicara. Bahkan ia mempercayakan urusannya pada anak buah kepercayaannya axel veronio. Aku bingung sendiri, apa ini salahku? Atau memang dia sedang banyak masalah dan membutuhkan ruang tersendiri. Tapi, tak mungkin sampai satu minggu diam begitu saja kan. Oh tuhannn, ada apa ini? Mengapa aku malah kembali mengkhawatirkannya. Hemm... aku harus menemuinya hari ini

I Love You MY CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang