Hari ini adalah hari pertama menjadi sekretaris nyata setelah aku melewati hari yang menyebalkan bersama pak randika sialan itu. Hari yang indah tentunya akan kujalani dengan baik.
" pagi.." kusapa semua karyawan yang berpapasan denganku saat aku berjalan memasuki gedung pencakar langit itu. Namun, ada apa dengan mereka semua?.. mengapa mereka melihatku dengan tatapan yang aku sendiri sulit mengartikan..ahh. ya sudahlah, mungkin karena aku karyawan baru, mereka masih sedikit asing.
Aku berjalan memasuki ruanganku dan ruangan pak randika. Aku langsung saja naik lift dan menekan tombol 20. Begitu sampai langsung saja aku masuk...namun, ada apa itu? Aku mendengar suara gumaman seseorang. Aku langsung saja bergegas dan
" kalau saja hari itu kau tak merusak semuanya..mungkin aku tak akan pernah seperti ini" gumaman pak randika yang terdengar sangat jelas di telingaku...siapa yang dia maksud?.. ahh yasudahlah aku juga bukan siapa-siapa untuknya..aku bergegas pergi dan ternyata
" tiara arventioulo"disaat aku hendak keluar pak randika memanggilku..what? Jangan bilang tanduk setannya sudah berkobar lagi." a..ada..apa pa..kk" ucapku gugup
Dia memutar kursi kebesarannya dan berjalan kearahku, merasa tatapannya semakin mengintimidasi, aku segera mundur. Apa maksud bos ku ini? Mengapa ia semakin menyudutkanku...Randika pov
Aku mendengar derap langkah seseorang yang memasuki ruanganku saat aku sedang menatap raina ankleiso, kekasihku yang telah pergi sejak 5 tahun yang lalu.
" kalau saja hari itu kau tak merusak semuanya..mungkin aku tak akan pernah seperti ini.." saat aku sedang bergumam kudengar suara derap kaki itu bergerak ingin meninggalkan ruanganku...aku tau itu tiara.
" tiara arventioulo" ucapku padanya
" aa...da. apa..pa..kk" ucapnya terbata- bata. Ia gugup. Apa yang sebenarnya membuat ia takut ketika ku panggil menurutku aku tidak terlalu kejam padanya. Aku memutar kursiku dan berjalan kearahnya..aku terus mendekatinya karna saat ini aku benar- benar ingin mendapatkan sebuah kehangatan." pak...aaapa ya..ng kau maa..u lakukan padaku" tanya tiara gugup. Aku menyudutkannya ke dinding dan menguncinya dengan kedua tanganku.
" pak..kuumoohon...aa" aku langsung memeluknya dapat aku rasakan ia terkejut menerima pelukan dariku
" pak..." ucapnya lagi. Ia berusaha melepaskan pelukanku, namun aku tetap semakin mengeratkan pelukanku padanya
" biarkan seperti ini sebentar.." ucapku dan ia mulai melemah.Keesokan harinya aku datang sangat awal karena tadi pagi pak bos memintaku untuk menyiapkan bahan mittingnya hari ini. Aku mengerjakan semua tumpukan kertas-kertas ini dengan cekatan.
" tiara.." aku mendengar panggilan dari leo. Aku pun langsung menoleh dan benar saja leo datang dengan sebuah kotak ditangannya..
" leo..hah aku sudah lama sekali tak melihatmu" aku berhambur lari kepelukannya.
" hei mengapa kau sangat manja? Kau hanya seminggu tidak melihatku, dasar katty kecilku" dia mengusap kepalaku sambil tetap memelukku
" kau tau, aku benar- benar takut disini. Mereka semua menatapku dengan tatapan macannya. Hanya kau
Temanku disini..." ucapku manja padanya
" hemm...baiklah. besok aku tidak akan berlama-lama lagi pergi." Dia melepaskan pelukan kami.
" apa yang kau bawa itu?" Tanyaku padanya. Ia menarik tanganku untuk duduk disofa ruanganku.
" aku membawa sarapan pagi untukmu dan kuharap kau mau memakannya". Aku rak habis pikir, leo membawakanku rantang sarapan. Leo kau sangat baik, mengapa bukan kau yang menjadi bos ku.
" baiklah aku akan memakannya. tapi...disuapin" ucapku manja padanya.
" baiklah katty kecilku. Kau sangat manja ya, makan saja harus disuapin" aku terkekeh mendengar penuturannya. Dari mana ia mendapat gelar katty kecil itu untukku.Randika pov
Saat aku hendak masuk ke ruanganku. Aku mendengar suara tiara. Tapi tunggu dulu, dengan siapa ia disini? Aku membuka pelan pintu ruangannya dan...mengapa aku merasa panas sekali. Tiara sedang disuapin oleh leo dan disitu ia terlihat sangat bahagia
" adakah aturan bermesra- mesraan pada saat jam kerja dikantorku" aku menghampiri mereka dengan tatapan dinginku.
" pak rann...dika" ucap tiara gugup lagi. Lihat gadis ini sangat ketakutan jika aku berada didekatnya. Apa ia berpikir aku adalah penjahat kelamin?
" tiara..apa yang kutugaskan tadi sudah selesai..." tanyaku lagi.
" bee..lumm pak" dan lagi-lagi ia menjawab dengan gugup. Tiara mengapa kau bermesraan disaat pekerjaanmu belum selesai.
" leo. Sekarang kembali keruanganmu" ucapku tak suka pada leo.
" baik pak" ucapnya dan langsung meninggalkan aku dan tiaraUdara terasa sangat panas, sekarang tinggal aku dan pak randika yang ada diruangan ini.
" mengapa kau melakukan hal bodoh? Apa tadi kalian berniat akan bercinta diruangan ini? Apa uang yang dia miliki terlihat sangat menggoda sehingga kau meninggalkan pekerjaanmu?" Tanya pak randika. Apa maksudnya? Apa ia mengatai aku murahan sekarang
" pak. Kau mungkin bisa menilai wanita di luar sana, tapi tidak denganku" aku berucap kesal dan berniat meninggalkan ruangan ini, namun tanganku dicekal dan pak randika mendorongku kedinding
" ingat..aku bisa saja memecatmu. Kau baru disini, namun kau sudah pintar berulah... owh atau jangan-jangan dulu kau memang selalu begini terhadap semua bosmu" ucapan ini benar-benar menghina untukku. Aku terdiam mendengarkan apa yang keluar dari mulut lelaki sialan itu.
" apa kau tak pernah diberikan pelajaran tentang tata krama oleh orang tuamu?" Dia kembali berucap dan kali ini aku benar-benar sangat marah..bisa-bisanya ia membawa orangtuaku.
" pak..kau bisa mengejekku, kau bisa menghinaku, tapi tidak dengan orangtuaku. Kau benar aku memang tak pernah diajarkan tata krama dan sekarang aku berniat menginjak kakimu.
"Hennmm" rasakan itu. Aku menangis dan meninggalkannyaRandika pov
" pak kau bisa mengejekku, kau bisa menghinaku, tapi tidak dengan orangtuaku. Kau benar aku memang tidak pernah diajarkan tata krama dan sekarang aku berniat menginjak kakimu"
" hennmm" rasakan itu.
"Aww shit..." aku mengaduh kesakitan. Namun dapat kulihat dengan jelas bahwa wanita itu menangis. Aku terdiam. Aku mencoba mengulangi yang kukatakan padanya. Benar saja dia marah. Mengapa aku bisa mengeluarkan kata-kata seperti itu padanya? Seharusnya aku tak perlu marah, biasanya saja karyawan lain melakukan lebih dari apa yang mereka lakukan tadi. Ada apa denganku? Apa mungkin aku cemburu?. Dia benar-benar sangat marah. Bagaimana jika seandainya dia memutuskan untuk berhenti bekerja.ya ampun bodohnya aku. Kepalaku terasa sangat pusing saat ini
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You MY CEO
RomanceMungkin tak ada yang lebih menyebalkan dari pada hari ini...itulah yang tiara arventioulo rasakan. Kehilangan pekerjaannya untuk yang kesekian kalinya membuatbia sangat jenuh untuk tinggal dikota Randika axceulio Ada apa denganku mengapa aku menjadi...