Crown Princess Hidden Secrets - (14)

185 15 11
                                    

Happy Reading
🌷🌷🌷

______________________________________

Derap langkah kaki terdengar setelah lonceng yang menandakan jam malam berbunyi. Para prajurit penjaga kota berkeliling untuk memantau jika ada tanda-tanda yang mencurigakan disekitar kota Aprosky. Sekelabat beberapa bayangan hitam meloncat perlahan diatas atap rumah warga. Entah bagaimana suara mereka melompat diatas sana tak terdengar sama sekali.

"Apakah kita harus menunggu lebih lama lagi?"

"Shuutt,,, diamlah Luc. Apakah kamu tidak bosan mengulang pertanyaan tersebut?" Ternyata bayangan tersebut merupakan Lucy dan sudah pasti ada putri cattaleya bersamanya. Lucy kembali diam saja sedang putri cattaleya menajamkan penglihatannya ketika ada yang dirasa tidak beres.

"Yang mulia."
"Aku melihatnya, arah jam 9. Sepertinya dugaanku benar Luc, mereka pasti akan bergerak sekarang. Kita pergi dari sini." Setelah mengucapkan itu keduanya segera menyingkir dari tempat persembunyian mereka sedari tadi.

"Lakukan seperti rencana kita Luc, aku percaya padamu!"
"Tapi," Lucy sebenarnya ingin protes karena rencana tersebut sangat berbahaya dan hal ini merupakan rencana yang hanya mereka berdua yang tahu sedangkan jenderal Chiron tak tahu. Ia sangat tidak ingin melakukan rencana itu namun melihat tatapan permohonan putri Cattaleya membuatnya tidak bisa menolak. Ia pun mengangguk dan memeluk erat putri Cattaleya.

"Jaga dirimu Leya, bertahanlah sampai aku kembali." Putri cattaleya memeluk Lucy erat lalu melepaskannya. Setelah itu tanpa menunggu keduanya pun berpisah di persimpangan jalan dengan Lucy yang menuju arah jam dua dan putri cattaleya arah jam 5.



***


Bunyi pedang yang saling beradu terdengar begitu nyaring dan memilukan telinga siapapun yang mendengarnya. Deruh nafas keduanya pun terdengar sangat jelas di gelapnya malam. Setelah mengalahkan lima orang berbaju hitam sendirian kini dirinya masih harus melawan seorang yang tiba-tiba saja muncul entah dari mana. Mata tajam itu begitu menusuk ketika keduanya bersitatap. Keahlian dan keterampilan berpedang keduanya sangat hebat sehingga tak ada yang bisa menentukan siapa pemenangnya.

"Siapa kau sebenarnya? Ku rasa kita tak punya masalah apapun sebelumnya." Masih mempertahankan pedang nya menahan pedang sang lawan, dia berusaha mencoba mengajak lawannya bicara. Dirinya tahu betul jika lawannya kali ini pasti bukan orang biasa saja melihat dari setiap gerakan pedangnya yang sangat terlatih. Belum sempat lawannya menjawab pertanyaan tersebut suara kembang api yang memekakan telinga terdengar. Seketika sang lawan langsung menjauh darinya sembari melambaikan tangan padanya dan menghilang di gelapnya malam. Dirinya ingin mengejar namun diurungkannya ketika merasa ada yang tak beres. Seketika dirinya teringat sesuatu yang membuat tubuhnya menegang.

"Aleya_" Setelah menyebut nama tersebut dirinyapun segera berlari teringat akan sahabatnya yang pasti saat ini dalam bahaya. Lucy bagaikan taufan yang siap menerjang apa saja didepannya agar segera menemui sahabat yang sudah seperti saudaranya. Dirinya khawatir entah apa yang terjadi sampai kembang api tersebut bisa dinyalakan. Belum juga sampai tiga jam keduanya berpisah dan perasaannya sudah tak karuan.

Sebuah tarikan dirasakan olehnya ketika berlari membuatnya berhenti dan segera berbalik sambil mengancungkan pedangnya kehadapan orang yang menariknya. "Hey, lucy ini aku." Begitu sadar siapa yang menariknya, Lucy pun langsung menurunkan pedangnya. "Kak Ron, kau mengagetkanku saja. Hampir saja aku menebas lehermu itu tadi. Dan apa yang kau lakukan disini?" Lucy sangat marah dengan apa yang dilakukan oleh kakaknya Jenderal Chiron. Beruntung tadi dirinya sempat mengendalikan emosi sehingga tidak menebas pedangnya sembarangan. "Maafkan kakak, itu tadi tidak sengaja. Kakak melihatmu berlari seperti orang kesetanan makanya kakak menghentikanmu. Dan mengapa kau sendiri? Dimana putri mahkota?" Lucy yang segera tersadar jika dirinya tadi berniat mencari putri mahkota segera memutar otaknya. Dirinya tak mungkin mengatakan yang sebenarnya kepada Jenderal Chiron. "Owh itu, leya sedang berada ditempat persembunyian kak seperti rencana semula." Jenderal Chiron menatap tajam Lucy mencari kebohongan namun Lucy begitu pintar mengatur ekspresinya. "Lalu apa yang kau lakukan disini ? Dan kenapa kau berlari kesetanan? Asal kau tahu, anak buahku sampai ketakutan melihatmu seperti tadi." Lucy menengok ke belakang dan benar saja anak buah kakaknya ada disana menatapnya dengan tatapan yang entahlah menurut nya. "Maafkan aku kak, tapi tadi aku sedang membereskan beberapa orang disebelah sana sampai akhirnya letusan kembang api terjadi." Jenderal chiron mengangguk mengerti lalu dengan gerakan tangan menyuruh beberapa anak buahnya memeriksa tempat yang dimaksud Lucy. "Apakah sesuatu telah terjadi?" Dalam hatinya berharap jika memang tak ada yang terjadi dan semuanya baik-baik saja. "Memang sesuatu telah terjadi Lucy, dan ku pikir rencana kita berjalan dengan baik." Lucy yang awalnya tak mengerti apa yang dimaksudpun tersenyum. Dia melupakan kode yang diberikan Vherano dan Given sebelumnya mengenai kembang api. Dirinya terlalu mengkhawatirkan putri mahkota sampai membuat fokusnya hilang. "Sepertinya sudah waktunya berburu, gendang sudah di tabuh dan buruan sudah keluar. Saatnya menumpas buruan kita kak." Jenderal Chiron menghembuskan nafas kasarnya. Hal yang membuat dirinya frustasi jika harus melihat adik kesayangannya berhubungan dengan pedang dan darah. Dirinya tahu betul bagaimana kejamnya Lucy jika sudah mengayunkan pedangnya.
Dia pun memberi perintah kepada salah satu anak buahnya untuk tetap tinggal menunggu yang lainnya, sedangkan dirinya segera berlari mengejar Lucy yang sudah pergi duluan.

Crown Princess Hidden SecretsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang