Core 2.5

471 83 38
                                    

Bruak!!

Aku terbangun dari tidurku ketika telingaku menangkap gelombang suara yang cukup keras.

Ku kerjapkan mataku beberapa kali untuk memfokuskan pandangan.
Setelah dirasa cukup fokus, aku mengalihkan pandanganku menunju Sumber suara.

Dan, aku melihat Cristy tengah tersungkur dengan posisi yang tidak anggun sama sekali.

"Aduhh!!" dia meringis kesakitan sambil memegang kepalanya.

"Pasti sakit." bisik ku dengan suara pelan.

"Tentu saja sakit!" bentaknya.

'Dia mendengarnya' batinku.

"Kenapa kau bisa jatuh?" tanya ku seraya mengulurkan tanganku ke arahnya, dan mencoba menghiburnya.

"Apa?"

dia melihat ke arah tangan yang aku ulurkan dan bertanya 'apa?'

"Kau tahu, sikapmu yang seperti ini membuatku sedikit jijik Cristy." ujarku tanpa ekspresi.

"Maksud mu? Sikap seperti apa?!" dia bertanya dengan sedikit membentak.

"Ya, kau tahu, kau selalu berkata kasar dengan nada membentak, tapi aku tahu semua yang kau ucapkan itu berlainan dengan otak mu."

"Hah??!! " dia bangun dari posisi duduknya dan berdiri di depanku.

"Sikap seperti itu di sebut apa ya? Tsundere?" tanyaku dengan wajah tanpa dosa.

"Apa kau Bilang? Aku tidak Tsundere!!" teriaknya dengan volume suara yang lebih tinggi dari biasanya.

"Ketika seorang Tsundere mengatakan bahwa dia tidak Tsundere, itu membuatnya menjadi Tsundere yang lebih Tsundere."

'Eh? Apa yang aku katakan? Lupakan' batinku.

"Sebenarnya apa yang kau katakan?" Cristy memperlihatkan ekspresi datar ke arahku, dan aku rasa dia sangat kesal padaku sekarang.

"Aku juga tidak mengerti, tapi kau mengingatkan ku pada karakter dari anime basket dengan rambut hijau." ungkap ku yang sukses membuatnya semakin marah, dan wajahnya memerah seketika.

"Jangan samakan aku dengan wortel itu!!" teriaknya kembali yang berehasil membuat telingaku berdengung.

"Jika kau tidak ingin di samakan, setidaknya berkata jujurlah dengan kakak mu sendiri." ujarku sambil menggaruk kepalaku yang tidak gatal.

Aku melihat dia sudah mengepalkan tangannya dengan wajah yang merah seperti kepiting rebus, dan telah siap melayangkan pukulan ke arah ku.

Tetapi sebelum wajahku mencium tinju milik Cristy yang telah ia siapkan dari tadi, suara alarm dari pin yang di sematkan pada baju Cristy berbunyi.

Aku melihatnya mendecakkan lidahnnya, entah karena kesal atau apa, tapi aku merasa dia kesal karena tidak jadi memukulku.

Dia langsung pergi sambil membawa tas dan mengeluarkan kristal teleportnya.

Cristy menatap ku dan menghela napas pendek.

"Kenapa kau hanya diam saja, ini sudah waktunya sekolah bodoh!" lagi-lagi dia mengeluarkan kata-kata kasarnya.

Aku hanya mengangguk mendengar ocehan darinya.

"Cepat!" seru-nya lagi.

Dia mengulurkan tanganya ke arahku.
Aku hanya menatap telapak tangan yang dia ulurkan ke arahku dengan kebingungan, sekilas aku melihat wajahnya sedikit memerah, apakah dia demam?

Aku pun menuruti perkataanya, memegang tanganya dan-

Kami sudah sampai di sekolah.

"Ternyata kristal teleport itu bisa digunakan lebih dari 1 orang." gumamku.

"Berisik!" Cristy berlari dengan wajah yang lebih merah dari tadi, apa dia malu? Lalu, malu karena apa?

Sedetik kemudian aku baru sadar semua orang menatapku ke arahku, ternyata itulah yang menyebabkan Cristy malu.

Aku berjalan menuju gedung sekolah, dan menaiki beberapa tangga, menyusahkan sekali.

Aku berjalan santai menuju kelas 2 S, dan aku harus satu kelas dengan adikku yang usianya 3 tahun lebih muda dariku, dia benar-benar cerdas.

Saat aku mencoba berjalan dengan santai agar pasokan energi ku tidak habis dengan sia-sia, seseorang menabrak ku dari belakang, aku mendengar orang itu meringis kesakitan.

Ternyata dia terjatuh, dan selembaran kertas berhamburan dimana-mana.

"Aku minta maaf, karena telah menabrakmu." ujar Laki-laki itu.
"Seharusnya aku yang minta maaf, karena telah berdiri di lorong." timbalku sambil memungut kertas yang berserakan di lantai.

Sekitar 1 menit aku dan laki-laki rapi itu merapihkan kertas yang berserakan tersebut.

"Tunggu, kau murid pindahan dari akademi lain bukan?" tanyanya sambil memicingkan mata.

"Iya." jawabku singkat.
"Dan kau dari kelas 4?" tanyaku balik.

"Bukan, aku satu angkatan denganmu, aku salah satu dari 9 dewan akademi, namaku Harris Crish, tapi kenapa kau mengira bahwa aku dari kelas 4?" lelaki bernama Harris itu menaikan salah satu alisnya.

"Aku hanya mengira-ngira saja, aku pikir pembawaanmu begitu dewasa, bahkan terlalu dewasa untuk seorang murid dari akademi."

"Begitukah?"

Aku hanya mengangguk.

"Kalau begitu terima Kasih telah membantuku, aku harus segera pergi ke ruang dewan, kau juga seharusnya segera masuk kelas." ujarnya, dan dia langsung berjalan cepat menuju tangga di depan lorong.

"Kenapa murid sekolah di perbolehkan merokok?" gumamku sambil berjalan menuju kelas.

Bel berbunyi menandakan bahwa jam pelajaran pertama telah di mulai.

Aku duduk di posisi yang sangat strategis dan aman menurutku.

Jika kau mengira aku duduk di belakang dekat dengan jendela keluar gedung, kau salah.

Itu adalah posisi duduk yang sangat mainstream, aku duduk di bangku paling depan, dekat dengan meja guru.

Kenapa aku bilang posisi aman? Kebanyakan guru akan lebih memperhatikan siswa yang duduk di belakang, dan mengabaikan siswa yang duduk di depan, mereka menganggap jika siswa yang duduk di depan tidak akan bersikap aneh-aneh, dan aku memanfaatkan itu untuk bermalas-malasan dan menghindari masalah yang kemungkinan terjadi di kelas.

"Setelah aku sadar, aku satu kelas dengan 3 orang jenius yang kemarin aku lihat. Tetapi salah satu dari 3 jenius itu belum tertangkap oleh mataku, kalau tidak salah dia bernama Arist.

Dengan datangnya seorang guru ke kelas, pelajar dimulai. Kalau tidak salah kali ini membahas Core ke 6 dan ke 7. Aku lebih tertarik dengan Core 7 kenapa? Ini alasannya.

Core 6 tentang Manusia, lebih spesifiknya, kita mempelajari tentang struktur tubuh manusia secara keseluruhan termasuk struktur dari satu triliunan lebih atom yang menyusun tubuh manusia.

Core 7 mengenai mekanika quantum. Kau tahu, teleport adalah bagian dari Core 6 dan 7, lalu menurutmu bagaimana proses terjadinya teleport? Kita tidak semata-mata berpindah tempat ke tempat yang lain dengan begitu saja.

Sangat rumit sekali untuk di jelaskan tentang bagaimana proses teleport.

-TBC-

World Freak (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang