Ini benar-benar mimpi buruk! Siapapun pasti tahu maksud dari tes kali ini ketika melihat sebuah ring tinju di dalam ruangan seperti stadion ini.
"Aku rasa sudah cukup bagi kalian untuk terkejut" ujar seorang pria paruh baya dengan tinggi kira-kira 173 cm. "Tidak perlu dijelaskan pun kalian sudah paham dan tahu tes apa yang akan kalian lakukan sekarang." pria paruh baya itu tersenyum sinis ke arah semua orang yang lolos dalam tes.
"Ini pasti hanya lelucon saja, untuk apa tes semacam ini dilakukan hah? Bukankah pengetahun ada pada level tertinggi dalam menentukan kasta setiap orang?!" pekik seorang laki-laki berambut gondrong, ia terlihat berapi-api mengatakannya, terbukti dengan napasnya yang tidak beraturan.
"Kau benar sekali, ilmu pengetahuan adalah faktor utama dan terpenting dalam menetukan kasta seseorang. Tapi, kami-pemerintah tidak pernah mengatan bahwa faktor fisik tidak berguna, kalian saja yang terlalu fokus pada faktor utama, tanpa mencoba mencari tahu faktor lain yang mempengaruhi penilaian kasta seseorang." kata pria paruh baya yang aku yakini sebagai penanggung jawab pada tes ketiga ini.
Sebagian orang terlihat lesu dan pasrah setelah mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Sedangkan sebagian lagi terlihat tenang-tenang saja, tentu saja mereka adalah orang-orang berotot dengan wajah yang cukup seram seperti preman.
Kepercayaan diriku turun drastis, bagaiamana tidak? Selama ini, aku habiskan dengan bermalas-malasan di dalam rumah, sial!
"Kalian sudah tahu bukan? Tes ketiga adalah tes fisik dengan cara satu lawan satu, aku yakin setengah diantara kalian merasa sudah tidak ada harapan. Maka dari itu aku membebaskan kalian untuk memilih lawan kalian." kata perempuan berumur 32 tahun yang sekilas terlihat seperti seorang pria.
Wajah murung sebagian orang mulai menghilang ketika mendengar penjelasan pengurus tes tadi.
"Dan-" perempuan tadi kembali berkata dengan menggantung perkataannya.
"-hanya 30% orang yang akan lulus, kalian bebas memilih lawan yang kalian inginkan dengan syarat orang tersebut menyetujuinya, kalian boleh menggunakan seluruh anggota tubuh untuk menyerang tanpa batasan waktu, sampai salah satu dari kalian ada yang menyerah atau tidak sadarkan diri. Hanya itu saja peraturannya." lagi-lagi aku melihat seringai mengerikan memenuhi wajah perempuan tersebut.
Semua pengurus tes menghilang dari bagunan ini, tapi aku sedikit bingung sekarang. Kenapa mereka memilih pergi dari sini? Bukankah lebih baik jika mereka ikut mengawasi?
Aku sudah mengedarkan pandanganku ke seluruh sudut bangunan ini, ada sekitar 20 kamera pengintai dengan ukuran yang berbeda-beda. Dan mungkin itulah alasan kenapa mereka semua tidak ada di sini sekarang.
Sekitar 30% orang sedang mencoba mencari lawan yang menurut mereka dapat dikalahkan, dan perempuan menjadi sasaran empuk bagi sebagian orang.
Namun perhatianku teralihkan pada sekumpulan orang-sekitar 5 orang yang tengah mengobrol dengan nada yang pelan, seolah tidak ingin diketahui seseorang tentang apa yang mereka bicarakan.
Tiba-tiba seorang pria berumur 26 tahun yang tadinya berdiri di dekat 5 orang-yang tadi aku perhatikan- berkumpul dengan cukup banyak orang.
Pria tersebut membisikkan sesuatu dalam kumpulan tersebut, seketika wajah pasrah di antara mereka menghilang.
Aku hanya memperhatikan mereka dengan mencoba menebak apa yang membuat mereka tersenyum sumringah seperti itu, sampai salah satu dari kumpulan tersebut menghampiriku.
"Apa kau sedang sibuk? Jika kau tidak keberatan bergabunglah, kami tahu fakta akurat mengenai tes kali ini." kata seorang pria berumur 26 tahun-yang tadi aku perhatikan- diakhiri dengan senyuman aneh bagiku.
KAMU SEDANG MEMBACA
World Freak (END)
Ciencia FicciónGenre : Science Fiction, Psychology, school, Comedy etc. Tahun 20XX adalah tahun dimana ilmu pengetahuan paling utama. Seseorang yang tidak memiliki pengetahuan yang cukup dianggap sampah masyarakat. Kasta tertinggi di dunia ini ditentukan dari seb...