"Kadang sesuatu hal yang kita abaikan dan dianggap tidak penting itu adalah hal yang paling penting, meski itu hanya sebuah goresan kecil sekalipun"
–——
Akhirnya setelah 5 menit berada di dalam ruangan sempit dengan helmnya yang cukup berat itu, aku keluar dan mencari dimana rekanku saat tes sebelumnya.
Namun yang aku temukan adalah wajah-wajah yang tidak ingin aku lihat kali ini, apa lagi seringai menyebalkan terpampang di wajah mereka berlima. Tentu saja berbeda dengan raut wajah orang lain yang terlihat mengenaskan, sama sepertiku.
Kurang dari 5 menit, akhirnya aku berhasil menemukan keberedaan 2 patnerku. Rick dan Trisha terlihat sedang mengobrol dengan peserta tes lain dengan cukup antusias, terlihat jelas dari gestur tubuh Rick yang berlebihan untuk sekedar mengobrol.
Saat aku berjalan menghampiri mereka berdua, aku sempat melihat salah satu dari 5 orang yang aku perhatikan tadi, tengah menatapku dengan penuh selidik.
"Fread!" teriak seseorang yang pasti bukan orang yang melihatku tadi. Siapa lagi kalau bukan si tidak tahu malu Rick?
"Bagaimana? Apa berjalan lancar?" Rick dengan nada yang cukup antusias. Yang aku jawab dengan anggukan saja.
"Fread, kenalkan ini Kasim, dia temanku saat kecil" Rick mengenalkan seorang laki-laki dengan perawakan yang cukup tinggi dengan kulit coklat dan hidung mancung mirip dengan orang yang tinggal di belahan bumi bagian gurun.
"Ngomong-ngomong, kapan pengumuman lulus atau tidaknya? Aku tidak sabar." Tanya Trisha dengan penasaran.
Teman Rick bernama Kasim tersebut telihat akan menjawab pertanyaan Trisha, namun sebuah suara lebih dulu menginstruksikan kepada seluruh peserta untuk diam karena akan diumumkan siapa saja yang lulus di tes sebelumnya.
Dimulain dari pintu pertama. Karena sebelumnya ada 3 pintu berbeda saat tes sebelumnya, aku tidak tahu sama sekali dibalik pintu pertama dan ketiga, namun aku yakin jenis tesnya tidak jauh beda dari pintu ke 2 yang aku pilih.
Ada sekitar 22 group yang ikut dalam tes tersebut, pada pintu pertama dan ketiga ada sekitar 14 group disana, dan sisanya di pintu kedua.
"Di pintu pertama dengan tantangannya adalah mengungkap maksud lukisan monalisa, hanya 2 group yang berhasil yaitu group 5 dan 1" kata seorang instruktur tes yang pertama aku lihat tadi.
Beberapa orang terlihat lemas dan lesu, Sudan bisa di tebak bahwa mereka adalah group yang gagal, entah kenapa atmosfer di sini semakin terasa berat dan dipenuhi ketegangan, oh sial! Kenapa aku juga ikut cemas?
"Kemudian di pintu kedua hanya 2 group yang berhasil lulus, yaitu group 8 dan 6. Sedangkan di pintu ke tiga dengan ... tidak ada yang berhasil, hanya itu saja." Instruktur tersebut menutup pengumuman dengan disambut teriakan histeris sebagian besar peserta yang aku yakini gagal dalam tes ini.
Dan satu lagi yang tidak dapat aku percaya, kelompok kami lulus dalam tes, tapi yang aku bingung sekarang adalah bagaimana Kid dan Kai bisa berada dalam satu group yang sama?
Lalu pertengkaran mereka yang selalu di tunjukkan itu apakah hanya sekedar drama belaka? Apa untungnya?Ah!! Aku pusing, aku tidak perduli! Yang penting aku berhasil lulus dan aku tidak akan memikirkan orang lain lagi mulai sekarang, bekerja sendiri adalah bagian dari hidupku. Aku tidak terlalu suka bekerja dalam suatu kelompok yang akhirnya hanya akan merepotkanku saja.
"Rick, sebenarnya siapa identitas asli dari si Pencabik?" Tanya seorang laki-laki yang masuk di pintu yang sama dengan kami.
"Aku tidak tahu pasti siapa pelakunya, tapi yang pasti salah satu dari 3 identitas yang kami ajukan saat penilaian tadi. Yaitu seorang aktris teater, pemilik surat kabar, dan seorang polisi di scotland yard." Kata Rick dengan cukup keras yang akhirnya membuat beberapa orang di sekitar menoleh kearah kami dengan pandangan yang berbeda-beda.
KAMU SEDANG MEMBACA
World Freak (END)
Science-FictionGenre : Science Fiction, Psychology, school, Comedy etc. Tahun 20XX adalah tahun dimana ilmu pengetahuan paling utama. Seseorang yang tidak memiliki pengetahuan yang cukup dianggap sampah masyarakat. Kasta tertinggi di dunia ini ditentukan dari seb...