Prolog

158 6 2
                                    


Sial!

Rutuk gadis berseragam putih abu-abu ini. Tak seperti biasanya ia terlambat pergi ke sekolah.
Dia sudah terlambat 15 menit dari waktu apel pagi dan baru saja keluar dari pekarangan rumahnya.
Semua ini berakibat dari Kedua kakak sepupunya, yang mengajaknya untuk begadang semalaman menemani mereka mengerjakan tugas, karena mereka berdua baru selesai mengapel pacar masing-masing. Jadi akhirnya gadis berambut panjang sepunggung itu terlambat bangun dan jadilah demikian.

Sepatu vans maroon-nya bergesekan dengan aspal secara cepat. Berlari dijalanan kompleks menuju kearah terminal didekat gerbang kompleks perumahannya.

"Woi!"teriak seorang manusia membuat langkah kakinya terpaksa berhenti dan menoleh kearah orang itu.

"Tumben lo telat, Ngapain aja semalam? Nge-job ya?"godanya disertai tawa ejekan.

"Bangke tikus lo!"pekik gadis itu kemudian memungut sebuah Batu kecil lalu ia lemparkan kearah orang itu. Dan gadis itu berlari kembali memburu waktu.

"Anj**ng."umpat orang yang tadi memanggil Aletta sambil mengelus kepalanya yang terasa perih.

Tak memperdulikan apapun didepannya, Aletta terus berlari dan lagi-lagi langkah kakinya harus kembali berhenti karena ada yang memanggil namanya dari belakang.

"Apaan lagi bego?"dongkol Aletta menatap garang ke manusia yang tadi menggodanya dan manusia itu membawa motor.

Lelaki itu melirik cepat kearah jam tangannya dan menatap Aletta dengan khawatir.
"Lo telat 20 menit. Ayo gue anterin!"

Tanpa menjawab Aletta dengan gesit naik ke jok belakang lelaki itu kemudian motornya melaju kencang.
"Ngapain sih lo sampe telat gini? Make up? Luluran?"tanya lelaki itu kesal.

"Gara-gara dua curut kesayangan elo. Mereka sibuk pacaran, trus lupa sama tugas dan ujung-ujungnya gue juga yang dapet imbasnya. Kan tai!"curhat Aletta.

"Hahaha."terdengar tawa dari mulut pengendara motor yang ia naiki ini.
Namun tiba-tiba tangan lelaki didepannya terulur kebelakang dan menarik tangan Aletta melingkari pinggangnya. "Gue mau ngebut. Pegangan."perintahnya membuat Aletta hanya menurut, ini semua demi kebaikannya agar tidak diberi hukuman yang parah.
Mungkin ia akan diberi hukuman tetapi tidak akan parah jika ia tiba tepat 10 menit setelah bel berbunyi.

Cit!

Belum juga tiba didepan gerbang sekolah, lelaki ini sudah mengerem motornya dan membuka helm kemudian melihat Aletta dari salah satu kaca spion.

"Turun. Cewe gue disana,"pintanya menunjuk kearah gerbang yang untungnya masih terbuka lebar. Juga terlihat beberapa siswa-siswi yang sedang mencatat nama mereka dikertas yang sudah bisa Aletta pastikan adalah untuk diberi hukuman saat istirahat nanti.

Aletta pun tak berkata apa-apa dan berlari cepat meninggalkan si pengendara motor yang terbengong-bengong, ia menyesal telah mengantar Aletta. Gadis ini tidak ada sopan santunnya.

"Gila! Kepala gue benjol gak minta maaf, trus gue anterin gak ngucapin apa-apa. Emang monyet tuh cewe!"rutuk lelaki itu kemudian kembali mengenakan helmnya dan mengendarai motornya pergi.

🎒🎒🎒

Aletta's POV

Sial. Sial. Sial.
Sial beruntun dah gue. Tadi udah telat, nama baik gue dicoreng, Pak Anji nyebelin, ditambah lagi bersihin Aula sendirian. Ya kalik. Padahal ini pertama kalinya gue telat tapi hukumannya kayak hukuman mati aja.
Tobat deh, tobat!
Liat aja, nanti gue bakal penggal kepala dua bocah itu.
Bukan itu aja, gue juga belum ngerjain tugas Kimia. Mampus lah.
Yakin banget. Seharian ini gue bakal gantiin OB sekolah. Pagi bersihin Aula, bisa jadi siang bersihin toilet. Kenapa nggak sekalian bersihin rumahnya kepsek coba? Kan lebih totalitas!
Itu salah satu alasan kenapa sekolah gue selalu jadi sekolah terbersih se-provinsi. Dan piala itu udah ada ditangan sekolah ini sejak Delapan tahun yang lalu. Hebat bener sekolah gue, gak sia-sia gue sekolah disini. Selain bisa belajar, gue juga bisa latihan kerja kayak sekarang ini. Siapa tau nanti gue jadi Asisten Rumah Tangga, pasti majikan gue sayang banget sama gue atau bahkan mungkin gaji gue setara sama gaji majikan gue. Hahahaha. Okelah gue terlalu alay.

Eh kok gue ngerasa ada orang dibelakang gue.
Apa jangan-jangan mitos tentang mbak kunti disini bener ya? Waduh. Gak lucu banget deh, lagi kena sial masa disamperin hantu.

Lahlohlah?

Terus sekarang Tangan siapa nih yang megang bahu gue. Astaga bener-bener sial banget gue. Gue yakin sekarang muka gue udah pucet kayak mayat. Ini ngeri. Sumpah gue takut banget.

Tuhan tolong Aletta.
Tuhan ampuni kesalahan Aletta.
Tuhan..

"Telat juga lo?" hah? Ya ampun. Syukurlah ini manusia. Gue bisa nafas lega juga. Dan waktu gue balik ada seorang cowo ganteng yang berdiri dibelakang gue sambil cengar-cengir terus dua alisnya itu naik turun.

"Miss Alim udah tobat ya?"nih cowo emang nyari ribut sama gue. Hobby banget ledekin orang. Dan itu yang bikin gue gak suka sama dia. Dan Dia sok tau banget tentang gue, kenapa coba gue dicap sebagai Miss Alim hanya karena gue tiap kali tepat waktu ke sekolah, gak pernah absen meskipun ijin atau sakit, dan gue rajin banget kerja tugas dan kumpul tepat waktu. Padahal dia tau kalo gue gak alim, masa anak alim secerewet gue?

What the hell.

"Apaan sih lo! Lagian ngapain coba lo disini?!"sumpah pengen banget gue robek mukanya.

"Ya gue disuruh bersihin Aula. Katanya ada anak cewe yang bersihin Aula sendirian, trus dibilang cewenya cantik makannya gue terima aja kesini. Eh tau-taunya elo. Cantik darimana coba?"setan nih cowo pengen dibunuh.

"Mau mati lo?! Udah ah keluar sana. Cari tempat lain aja buat dibersihin. Itu tuh toilet cewe perlu dibersihin."untung gue masih ingat kalau dia ini manusia.

"Gue sih mau-mau aja. Apalagi banyak cewe cantik yang sering ke toilet jam segini terus dandan. Tapi karena gue kasian sama elo, mendingan gue bantuin elo aja."

"Coba deh lo kesana. Paling enggak lo dilempar doang sama mereka. Hahaha."coba gue bayangin nih cowo rese, gimana ya kalo dilempar sama anak-anak cewe waktu dia masuk ke toilet cewe. Wah seru tuh.

"Sialan."hahaha mampus lo. Makannya jangan nyari masalah sama gue.

Udahlah mendingan gue lanjut nyapu biar cepat kinclong terus gue bisa ngegosip bareng Rara dan Tya. Pasti Tya kesel sama gue kalo dia tau gue dihukum bersihin Aula sama gebetannya dia.
Ya gebetan Tya adalah cowo yang lagi bantuin gue nyapu ini.

"Woi. Bengong aja lo, kesambet baru mampus lo."

Buk

Bunyi apa ya?

Itu bunyi sapu yang gue lempar ke dia. Seorang Aletta merupakan manusia yang tak panjang sabar. Maka berhati-hatilah sama gue. Kalau enggak kejadian kayak gini gak bakal terjadi. Pertama tadi gue lempar Batu sekarang sapu. Mungkin nanti gue lempar pisau ke orang yang gangguin gue.
Oke gue jujur sama sikap gue,Kalau gue ini galak.

🎩🎩

Next Chapter ya..

Maaf banyak typo.

Jangan lupa,
Vote & Comment! ❤

Love,
Bianca Michele.

NeighborsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang