Seventeen

13 1 0
                                    

Sepanjang jalan menuju halte Aletta terus menyumpahi apa saja yang berada didepannya. Terpaksa hari ini dia harus pulang menggunakan angkutan umum atau taxi, karena tidak ada yang bisa mengantarnya.
Semuanya sibuk dengan Bimbingan Belajar yang sudah dimulai.
Sedangkan Mark juga sibuk mengantar jemput semua pacar dan selingkuhannya yang entah berapa banyak.
Coba saja ada Andre, mungkin nasib Aletta tidak semiris ini.

Ahkkk.... Andre.

Dia kan tidak berada di Jakarta. Sudah 2 hari Andre pergi tapi tidak memberi kabar apa-apa kepadanya. Padahal Aletta tau jika semua tetangganya sudah berkomunikasi dengan Andre. Entah alasan apa Andre enggan menghubunginya.

Sebetulnya Aletta sangat ingin menghubungi laki-laki itu, tetapi ia masih marah dengan Andre yang pergi tanpa kabar. Ia tak mau menghubungi Andre duluan, harusnya Andre yang menjelaskan semua padanya. Jika Andre mau menjelaskan mungkin Aletta akan memaafkannya.

Tin Tin

Aletta menoleh ke samping dimana sebuah motor terparkir dan pengemudinya melepas helm dan menunjukkan sederetan gigi putihnya.

Aletta memutar bola matanya, "Lo lagi lo lagi."

"Pulang sama siapa?"tanya Sabastian tak turun dari motornya.

"Cowok gue!"jawab Aletta asal.

"Cowok lo supir angkot?"tanya Sabastian dengan tawa khasnya.

Aletta mendelik kesal, kenapa ada orang semenyebalkan ini? "Diem deh lo. Nyepetin mata aja."

"Ayo gue anterin!"ajak Sabastian.

Aletta belum sempat menjawab, tiba-tiba sebuah suara menginterupsinya, "Aletta pulang sama gue."

Sabastian dan Aletta menoleh ke belakang dimana sudah berdiri seorang laki-laki bermotor KLX yang tak asing bagi Aletta.

Dia Adam.

Adam yang tiba-tiba menghilang itu muncul kembali. Bahkan Aletta saja melupakan orang ini, mungkin terlalu banyak masalah yang harus ia hadapi selama ini.

"Adam?!"kaget Aletta.

"Hai, Ta. Udah lama ya kita gak ketemu."sapa Adam tersenyum manis.

Sabastian yang melihat Adam mendekati Aletta pun turun dari motornya. "Siapa lo?"

"Gue temennya Aletta. Lo siapa? Bukan cowoknya kan?"jawab dan tanya Adam to the point.

Aletta merasakan aura tak mengenakan diantara dua laki-laki didepannya ini. Mereka saling beradu pandang sebelum Aletta berkata, "Lo berdua jangan tatap-tatapan deh, entar jatuh cinta,"

"Ayo pulang!"seru Sabastian menarik tangan Aletta. Namun tangan Aletta yang satunya ditarik oleh Adam.

Aletta merasa seperti dejavu. Tapi kali ini orangnya bukan Andre, tetapi Sabastian.
Ia kemudian menyentak tangan-tangan yang menariknya.
"Gue pulang sendiri."

"Enggak! Lo harus pulang sama gue. Ada hal penting yang perlu gue bicarain sama elo!"ucap Adam serius.

"Aletta pulang sama gue!"

"Hal penting apa?"tanya Aletta yang terpancing dengan ucapan Adam.

"Gue gak bisa ngomong disini."jawab Adam melirik Sabastian.

Aletta mengangguk paham lalu menatap Sabastian, "Gue pulang sama Adam."

"Brengsek!"pekik Sabastian ketika motor Adam sudah melaju pergi meninggalkan dirinya sendiri.

"Tuh cowo siapa sih?!"

🎏🎏🎏

Ingin sekali Aletta memukul Adam dengan tasnya. Ternyata ucapan Adam mengenai hal penting yang harus dibicarakan itu hanyalah Alibi agar Aletta pulang dengannya.

Buktinya mereka sedang duduk di salah satu warung pedagang kaki lima yang menjual sate ayam, dan Adam sedang tertawa keras karena berhasil menipu gadis manis yang duduk didepannya ini.

"Hahahaha! Lucu banget sih,"

"Berhenti ketawa atau gue pulang sendiri."

Adam sontak memberhentikan tawanya, "Iya-iya gue gak ketawa lagi."

"Sialan lo. Hilang hampir sebulan tiba-tiba balik malah ngibulin gue!"omel Aletta kesal.

"Cieee... Kangen ya sama gue?"goda Adam tersenyum merekah.

"Enggak ada kangen-kangenan sama elo, yang ada kesel setengah mampus!"

"Masih galak aja lo."

"Kemana aja lo selama ini?"tanya Aletta tak menggubris pernyataan itu.

"Gak kemana-mana, hanya tunggu waktu yang pas aja buat nemuin elo. Gue juga gak enak sama lo karena tawuran itu."ujar Adam.

"Atas nama SMA Pelita gue minta maaf udah nyakitin elo. Jujur selama ini gue malu mau ketemu elo, maaf ya. Gue bener-bener minta maaf."lanjut Adam serius.

NeighborsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang