Fourteen

19 3 1
                                    

"Everybody Home! Kita pulang!"teriak Drien saat memasuki rumah Tama, Angga dan Aletta bersama Devid, Wahyu, Jekson, Angga, Tama dan Detha.

"Berisik kayak petasan gagal produksi aja lo!"kesal Andre yang sedang asyik bermain Playstation sendirian.

Sedangkan Mark sedang duduk selonjoran dengan earphone di kedua telinganya sambil mengotak atik ponselnya.

"Aletta mana?"tanya Devid.

"Noh lagi kamar,"jawab Andre.

"Detha. Lo mau kemana?"tanya Mark tiba-tiba saat ia melihat Detha siap-siap naik ke lantai dua. Setelah bertanya ia membuka earphonenya menunggu jawaban dari Detha.

"Samperin bidadari gue lah."jawab Detha kembali menaiki tangga.

"Detha!"pekik Andre dan Mark bersamaan membuat Detha berhenti melangkah dan menoleh dengan kerutan di keningnya.

"Tumben lo berdua kompakan gini,"seru Angga terkekeh.

"Turun deh, ada yang mau kita omongin ke elo. Penting menyangkut Aletta."ucap Andre membuat Detha mau tak mau pun hanya menurut dan ikut duduk bergabung dengan yang lainnya.

"Ada apaan?"tanya Jekson mewakili Detha.

"Tadi kita ke Mall, kita ketemu Karin Campana. Trus dia sama Aletta bertengkar, gara-gara Karin gak suka kalau Aletta deket-deket sama elo dan bahkan foto lo dan Aletta yang waktu itu ada di Mading bisa-bisanya ada ditangan Karin."jelas Andre.

"Dia juga ngancem Aletta supaya Aletta jauhin elo. Tapi pertanyaannya, apa bener lo pacaran sama Karin Campana itu?"sambung Mark menambah ucapan Andre.

Semua mata langsung mengarah ke Detha menunggu jawaban.

"Gue udah putus sama dia. Kalian tenang aja, Karin gak bakal macem-macem ke Aletta. Nanti gue bakal ngomong sama dia."jawab Detha.

"Oke. Masalah Karin selesai. Sekarang masalahnya Aletta. Dia daritadi gak mau keluar dari kamarnya, bahkan dia belum makan siang."ucap Mark lagi.

"Biar gue ngomong sama dia."ucap Detha bangkit berdiri.

"Jangan elo!"bantah Drien.

"Iya bener kata Drien. Kalo elo yang masuk kesana masalahnya bakal tambah rumit."sambung Devid menyetujui ucapan Drien.

"Biar gue ngomong sama dia."ucap Tama bangkit berdiri dan berlalu ke kamar Aletta.

"Semoga semuanya bakal baik-baik aja."ucap Wahyu.

💥

Aletta menoleh ke pintu kamarnya, dimana ada seseorang yang mengetuk disana.

"Ini Tama, Ta. Bukain dong!"ternyata Tama yang mengetuk pintu kamarnya.

Dengan malas Aletta bangkit dari tempat tidurnya dan membuka pintu kamarnya yang terkunci itu.

"Gue boleh masuk, gak?"tanya Tama mengangkat kedua alisnya.

Aletta mengisyaratkan matanya agar Tama masuk.

Tama duduk diatas tempat tidur Aletta. Mereka berdua duduk berhadapan.

"Kenapa?"tanya Aletta.

"Ngambek ya?"tanya Tama hati-hati.

"Enggak kok, Ta. Gue cuman butuh nenangin diri aja. Gue gak mau nanti gue keluar dan malah nambah emosi waktu liat Detha."

"Ta, Andre dan Mark udah cerita semuanya. Dan Detha bilang dia udah putus sama Karin. Jadi lo tenang aja, Karin gak bakal macem-macem ke elo kok. Detha bilang biar dia yang ngurus semuanya."

Aletta tersenyum miring, "Seharusnya gue tau dari awal kalo mereka pacaran. Jadi hal kayak gini gak bakal terjadi. Gue gak perlu deket-deket sama Detha. Gue emang gak kenal sama Karin, tapi entah kenapa gue rasa dia bukan tipe cewe yang main-main sama omongannya sendiri."

"Lo tenang aja, Ta. Selagi kita masih ada disamping lo semuanya bakal baik-baik aja. Kita gak mungkin biarin siapapun itu nyakitin elo. Dan semoga Karin bukan cewe seperti itu, semoga Karin bakal mau denger omongan Detha."

Aletta hanya mengangguk.

"Kalo gitu ayo kebawah kita makan."ajak Tama namun Aletta menggeleng.

"Sebenarnya gue masih gak mood ketemu sama Detha. Jadi biarin gue kali ini aja."tolak Aletta.

"Tapi Ta, lo  baru juga beberapa hari sembuh. Kata Dokter lo harus jaga pola makan lo dulu. Itu yang paling penting, atau lo mau masuk Rumah Sakit?"

Aletta menarik nafasnya dalam-dalam, lalu ia mengangguk. Aletta sadar ia harus mengurangi sedikit demi sedikit sifat keras kepalanya itu.

🍀

Saat Aletta tiba di lantai satu, Detha sudah menunggunya didepan tangga.

"Aletta, gue minta maaf ya. Buat lo gak enakan gini. Maaf ya Ta. Gue janji hal kayak gini gak bakal terjadi lagi."ucap Detha.

"Iya, gue gak marah kok sama elo. Gue cuman kesel aja."balas Aletta, lalu ia kembali melanjutkan ucapannya kepada mereka semua, "Buat kalian semua kalo udah punya cewe, kalian jangan terlalu dekat sama gue. Mereka pasti bakalan cemburu. Gue gak larang kalian pacaran atau deket sama siapapun. Tapi tolong, kejadian kayak gini cukup sekali aja. Masalah gue udah banyak, jangan nambah masalah lagi. Dan tolong hargai perasaan cewek kalian."

"Yang pacaran disini cuman Angga, Tama, Jekson, Mark sama Detha doang. Yang lain mah jomblo, Ta."jawab Drien.

"Gue udah putus woi. Gue jomblo!"pekik Detha tak terima.

"Cewek gue gak tau cemburuan."ucap Jekson.

"Cewek gue mah banyak jadi gak bakal ada yang macem-macem. Gue udah terkenal playboy sama mereka. Bahkan mereka aja rela gue punya banyak cewe. Orang ganteng mah bebas."ujar Mark.

"Anjir lo!"pekik semuanya kecuali Aletta.

"Iya iya."jawab Aletta terkekeh.

🍁

"Yang lain kemana?"tanya Aletta saat menuruni anak tangga yang menuju ke ruang keluarga.

Suasana yang tadinya ramai dan berisik menjadi sepi dan hening. Diruang keluarga hanya ada Tama, Angga, Andre dan Jekson.

"Pulang ke rumah masing-masing!"jawab Jekson.

"Mark juga?"tanya Aletta lagi.

"Tumben lo nanyain gue,"ucap Mark yang entah muncul dari mana membuat Aletta berdecak pelan, menyesali pertanyaannya.

"Tanya doang."jawab Aletta.

"Lo mau kemana?"tanya Angga menatap adiknya itu.

"Alfamart. Ada yang mau ikut?"jawab dan tawar Aletta.

"Nitip coklat deh,"jawab Andre.

"Eh sapi! Gue nanya siapa yang mau nemenin gue, bukan siapa yang mau nitip. Mau coklat beli aja sana sendiri. Ogah gue,"omel Aletta lalu bergegas keluar dari rumahnya.

"Aletta! Tungguin gue!"teriak Andre berlari keluar menyusul Aletta.

Yeay.
Akhirnyaa di post juga.
Sebenarnya part ini udah diketik lama banget, hanya aja baru sempat ke-post.

Maaf ya readers semua, untuk itu aku bakal post dua bagian sekaligus.

Jangan lupa divote & comment.
Ohya, sekalian ditambah ke 'Reading List' ya.

Thank you.

Bianca Michele. ❤

NeighborsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang