Nine

30 2 0
                                    

Sebuah Batu berukuran sedang menimpa pelipis Aletta dengan keras. Darah segar mengucur deras.
Jekson yang berdiri didepan Aletta langsung mengeluarkan sapu tangannya dan menekan pelipis Aletta agar darah berhenti keluar.

"Pelita nyerang woi!"pekik Mark menyadari gerombolan SMA musuh mereka yang sudah melewati batas pagar SMA Angkasa.

"Jekson bawa Tata ke UKS, yang lain urus mereka!"ucap Devid kepada Jekson kemudian kepada Driel, Drien, Mark, Wahyu, Angga, Tama, Andre dan Detha.

Sisi dan Lova ikut membantu Jekson menuntun Aletta ke UKS. Sedangkan yang lainnya pergi menghadang anak Pelita agar tak masuk terlalu jauh kedalam kawasan Sekolah dan membawa dampak buruk. Pelita benar-benar mencari masalah dengan mereka, karena berani melewati batas pagar sekolah ditambah lagi mereka telah menyakiti Aletta.

💦

"Ta, lo bener gak papa kan?"tanya Jekson untuk kesekian kalinya kepada Aletta yang sedang duduk dipinggir ranjang UKS dengan balutan perban kecil di pelipisnya yang tadi terkena batu.

Aletta mengangguk pelan.
Lalu ia melirik Sisi dan Lova yang sibuk dengan gadget masing-masing.
"Sisi, Lova. Kalian balik ke kelas gih."

"Enggak. Kita tungguin elo lah,"

"Sok manis banget sih lo berdua. Udah sana ke kelas, gue bosen liat tuh muka gak ada cantik-cantiknya."usir Aletta kesal.

"Yee. Di baikin malah ngelunjak."cibir Lova diikuti anggukan Sisi.

"Udah ah sana. Lagian disini juga ada Jekson."

"Yaudah deh. Kita ke kelas, kalo ada apa-apa kabarin."

"Doain ada apa-apa ya lo?"

"Goblok."

"Hehehe."kekeh Aletta mengiringi Lova dan Sisi keluar dari UKS.

"Heran gue. Tuh kepala udah kepentok Batu masih aja cerewet. Kenapa gak bibir lo aja sih yang dijahit?"omel Jekson membuat Aletta terkekeh geli.

"Jekson?"

"Apaan? Mau minum?"

"Gak. Ngecek lo doang,"

"Sial!"rutuk Jekson kesal.

Ceklek

Driel masuk tergesa-gesa kemudian memeluk Aletta dengan erat.
"Maaf gue gak bisa jagain elo."bisiknya namun pelukan itu terlanjur terlepas karena Aletta mendorong perut Driel untuk menjauh.
Aletta masih marah kepada Driel yang selalu berbuat seenak jidat.

Aletta turun dari ranjang kemudian berjalan menuju ke pintu UKS, namum belum juga tiba disana sosok lelaki tampan lainnya masuk.

"Lo mau kemana?"tanya Detha.

"Kelas,"

"Lo gila? Lo mau balik ke kelas dengan kepala yang luka dan dengan kondisi kayak gini? Lo lupa kalau anak-anak udah tau tentang Kita?"sergah Angga.

"Yaudah gue mau pulang."

"Aletta!"tegur Driel menghentikan langkah kaki Aletta. "Gue udah tau semuanya. Gue liat sendiri kalo Adam antar-jemput lo! Kenapa lo keras kepala sih? Kenapa lo bisa percaya sama orang yang baru lo kenal? Gue udah pernah bilang sama lo supaya gak deket-deket sama dia!"

Aletta memutar bola matanya lalu memutar badannya menghadap Driel yang sedang tersulut emosi.
Aletta menampakkan senyum sinisnya, "Dan, kenapa lo terus larang gue buat deket sama Adam? Sejauh ini dia orang baik."

"Lo gak tau apa-apa tentang dia. Dia itu musuh gue yang bisa dengan mudah nyakitin elo,"ungkap Driel.

"Itu bukan urusan gue. Lo dan gue itu beda, gak sama!"

NeighborsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang