Three

88 5 0
                                    


"Kenapa lo berdua kesini? Nyari makan ya lo pada? Bi Inah pulang kampung lagi?"pertanyaan bertubi-tubi meluncur dari mulut Andre.

Waktu menunjukkan pukul 22.43. Tama juga Angga tiba-tiba datang kerumah Andre yang notabenenya sudah tertidur, tapi terpaksa harus terbangun akibat ulah dua manusia tampan yang sama sekali tak ada tampang bagi Aletta.

"Bego. Ini udah malem, ya kali minta makan. Kita mau nginap!"rutuk Angga.

"Lah? Diusir si Leletata?"

"Bukan. Temennya Leletata nginap dirumah, jadi enggak enak kalo kita berdua ada disana. Udahlah ngantuk nih, disuruh masuk kale!"

"Belagu lo pada. Biasanya juga langsung pada masuk."sewot Andre, "eh tunggu. Kalo temennya nginap... Woi. Berkat tuh, gue nginap sana juga ya?"

Buk

Tangan Tama dengan luwes mendarat dikepala Andre, "coba aja lo kesana. Kalo gak dimakan singa betina potong jari gue."

"Gue laporin Leletata kalo lo ngatain dia singa betina loh!"ancam Andre.

"Yang ngatain Leletata siapa? Gue gak bilang kalo singa betina itu Leletata. Parah lo."

"Iya juga sih."

"Eh curut dua. Masuk!"teriak Angga yang sudah lebih dahulu masuk kedalam rumah Andre.

"Tamu gak diundang."cibir Andre.

Kamar bernuansa biru tosca ini yang tadinya begitu rapi kini menjadi sangat berantakan akibat dua manusia lain yang ikut menempati kamar ini.
Mereka berdua adalah Celova yang biasa disapa Lova dan Veisisil yang biasa disapa Sisi.

"Aduh, potato bee nya habis nih. Ke alfamart yuk!"pekik Sisi dengan frustasi, anak ini memang maniak dengan chiki. Bukan hanya dia tetapi Lova dan Aletta juga sama halnya namun tak selebay Sisi.

"Jam 10 woi! Mau diculik genderuwo lo?"sungut Lova, "Gue sih gak mau ya. Masa mati dengan keadaan jomblo? It's not funny!"lanjutnya.

"Haish. Gue lagi curhat juga malah bahas makanan. Heran! napa sih punya temen sableng kek kalian."omel Aletta yang tak diacuhkan oleh dua sahabatnya.

"Ngomong apaan lo tadi? Replay deh."pinta Lova mengerutkan keningnya.

"Bodolah. Gue mau tidur,"ambek Aletta menidurkan punggungnya di king bed empuk miliknya.

"Laper, Ta! Beli makan yuk. Kan lo tuan rumah, inisiatif dikit kek."rengek Sisi menarik-narik kaki Aletta lucu.

"Apaansih!"desis Aletta menendang tangan Sisi.

"Jahat!"serempak dua tamu itu mengumpat Aletta.

Aletta memposisikan dirinya kembali duduk diatas kasur dan memelototi Lova dan Sisi bergantian.
"Ya udah! Ayo jalan!"sentak Aletta yang disambut gembira oleh Sisi dan juga Lova.

"Gue sih takut juga. Gimana kalo lo minta salah satu tetangga lo yang cogan-cogan buat nemenin kita?"usul Lova membuat Sisi mengangguk setuju.

"Enggak. Mereka udah pada tidur semua, soalnya gue ngancem kalo mereka masih nongki-nongki ganteng, terus besoknya bolos karena kesiangan, gak gue Kasih muka. Jadi mereka pada nurut."jelas Aletta membuat dua gadis itu meringis kesal. Padahal sejujurnya alasan mereka tidur di rumah Aletta salah satunya yaitu untuk melihat makhluk-makhluk tampan tersebut.

"Gagal liat cogan deh."

"Iya. Rencana gue buat tebar pesona sama rambut badai gue juga batal. Tata sih!"dengus mereka berdua namun tak dihiraukan oleh Aletta.

NeighborsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang