OURS : Chapter 9

92.2K 4.6K 31
                                    

ÿþ"MOMA!"  

Adam langsung menarik bibirnya dariku saat kami dengar suara anak kami dari arah pintu kamarku.  

Beberapa saat mata kita bertemu, tatapannya yang dulu, ya, aku menemukan tatapan itu lagi.  

"Elle, Mama kangen banget sama kamu, Sayang.." Mamanya Adam langsung memelukku dengan erat saat ia melihatku. "Nggak seharusnya kamu pergi saat itu Elle, apalagi, kamu udah kasih cucu yang lucu dan sopan seperti Adam."  

"Tante.. Maafin aku.."  

"Panggil aku Mama."  

"Tapi.."  

"Nggak ada tapi-tapi, apalagi Mama juga liat apa yang kamu lakukan sama Damar saat Mama masuk kamar ini."  

"Itu nggak seperti yang Mama liat."  

Kulihat Adam dan Adam, ya oke, aku harus memberi nama panggilan baru untuk dua manusia ini karena tidak mungkin selalu ada dua orang yang menoleh saat aku memanggil nama Adam.  

Adam sedang bermain dengan Pop-nya yang selalu ia dambakan selama ini.  

"Moma, Aku seneng banget akhirnya ketemu sama Pop! Pop juga udah bikinin kamar bagus banget buat aku. Banyak mainannya, Bener kan Moma, kita mau pindah ke rumah Pop?"  

Apa yang harus kujawab? Anakku tampak sangat bahagia. Aku tidak mungkin menghancurkan impiannya selama ini.  

"Iya Sayang, kamu nanti pindah ke rumah Pop." jawabku.  

"Kata Pop, Moma juga pindah kok.. Kan kemarin aku sama Pop udah sama-sama ngeberesin kamar Pop, biar kalo Moma pulang, kamarnya udah beres."  

"Adam, itu kan rahasia kita.."  

"Upsss..." kulihat anakku menutup bibirnya dengan tangan mungilnya.  

Apa yang pria itu inginkan?  

***  

ADAM'S POV  

Adam sudah pulang dengan Mama. Elle kini tertidur, mungkin pengaruh obat yang tadi diberikan oleh suster.  

Hanya Elle yang selama ini dapat membuatku tidak dapat meninggalkan seorang wanita. Hanya dia wanita yang tidak tertarik dengan harta kekayaanku. Bahkan, peluang saat hamil anak kamipun ia lewatkan begitu saja.  

Elle memang berbeda dengan wanita-wanita lain, tanpa make up tebal, ia sudah cantik apa adanya. Andai dulu ia tidak meninggalkanku.  

Nasi sudah menjadi bubur, rencanaku tetap harus kujalankan.  

e&e&e&e&e&

OURSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang