Elle meringkuk di tempat tidurnya, entah bagaimana caranya, ia harus segera pergi dari rumah Adam. Hanya itu yang ada di otaknya. Ia menghapus bulir air mata di pipinya, dia memang ingin Adam menikahinya, tapi bukan karena alasan anak mereka. Elle ingin Adam merasakan apa yang dia rasakan, bagaimana ia begitu membutuhkan pria itu di sisinya.
Perlahan, Elle diam-diam mengepak barang-barangnya, begitu juga dengan barang anaknya. Hanya ini kesempatannya, Adam sedang di kantor, ini satu-satunya waktu yang tepat untuk Elle melarikan diri.
"Sayang, Moma ada kerjaan penting, dan semua yang Moma butuhin ada di apartemen lama kita. Adam nggak keberatan kan ikut sama Moma?"
"Tapi, Pop...."
"Moma nanti bilang sama Pop, Sayang. Tapi kita harus buru-buru.."
"Tapi aku laper Moma,"
"Moma ajak ke restoran ke sukaan kamu oke? Yang ada dessert cookies and cream nya itu, mau?"
Trik ini selalu berhasil. Adam langsung mengangguk dengan antusias, walaupun hatiku tersayat melihatnya.
***
Adam duduk dengan beberapa rekan bisnisnya, menghabiskan waktu makan siang bersama, sampai ia melihat sosok yang selalu terbayang di pikirannya memasuki restoran itu.
Tanpa ingin mengganggu teman-temannya, Adam diam-diam memperhatikan wajah Elle yang sangat murung, ia hanya tersenyum saat anak mereka melihat langsung ke kedua matanya. Beribu pertanyaan pun mulai memasuki pikiran Adam.
Adam memeluk Elle dengan lengannya yang mungil, tidak dapat disembunyikan, Elle menangis tanpa sepengatuhan anaknya.
Apa ini semua yang telah kusebabkan di kehidupan Elle? Apa dia selalu menangis secara diam-diam seperti itu?
"POP!" tanpa diduga, Adam melihat Pop nya. Dan itu membuat Elle tidak dapat berkutik.
***
ADAM'S POV
"Adam!" wajah Adam selalu membuat hatiku merasakan sesuatu yang belum pernah kurasakan sebelumnya. Bagaimana ia menatapku dengan tatapan bangga, tatapan mengagumi.
Kulihat Adam berlari ke arahku, yang segera disusul oleh Elle di belakangnya.
"Jangan, Sayang.." Elle menahan Adam, tapi anak kami terlalu lincah.
"Pop? Adam? Lo punya anak?" tanya salah satu temanku.
"Ya. Kenalin," kupeluk Adam, ia sudah duduk di atas pangkuanku. "Ini Adam,"
Kulihat semua temanku ternganga lebar, ya, sudah kuduga.
"Lo kapan married?"
KAMU SEDANG MEMBACA
OURS
عاطفيةPesta, minum-minum dan... Elle berusaha mengingatnya, beberapa kali ia mengerjapkan kedua matanya, namun yang ia rasakan hanya sakit di bagian kepalanya. Elle menyenderkan tubuhnya selagi ia membetulkan selimut yang menutupi seluruh bagian tubuhnya...