OURS : Epilogue

132K 5.2K 235
                                    

Elle memperhatikan pantulan dirinya di cermin, masih belum percaya akhirnya hari yang ia dan Adam nantikan tiba juga. Kebaya yang membalut tubuhnya dengan nyaris sempurna, dekorasi di rumah Adam, tamu-tamu yang sudah berdatangan, tidak lupa, Adam kecil yang sejak beberapa hari yang lalu sudah tidak sabar menyambut hari bahagia ini.

Tepat satu minggu yang lalu, Elle sangat sibuk mengurus pernikahannya hingga terkadang Adam kecil harus dititip di rumah Mama. Elle sangat merasa bersalah pada anaknya itu, tapi ia tidak memiliki pilihan lain. Walaupun anaknya tidak pernah mengeluh, Elle tetap saja merasa bersalah padanya. Belum lagi mengingat ia dan Ayahnya akan pergi untuk honeymoon selama dua minggu, Elle tidak yakin apa ia akan tega meninggalkan anaknya dengan Mama.

Tapi segala kecemasan Elle hilang seketika saat ia mengingat kejutan yang Adam berikan untuknya dan anak mereka. Saat itu Adam baru saja pulang dari kantor, Elle dan Adam kecil sudah menunggu di rumah, bahkan sengaja tidak menyentuh masakan Elle demi makan malam bersama.

Adam yang tampak sangat lelah langsung mematahkan semangat anaknya yang sudah menunggu sejak sore untuk bermain wii bersamanya. Elle baru saja membelikannya cd mainan wii baru untuknya, dan anaknya itu keras kepala hanya ingin memainkan game itu dengan ayahnya.

“Sayang, seenggaknya Tanya anak kita, dia nungguin kamu dari sore karena udah nggak sabar mau mainin game wii barunya cuma sama kamu.” Ucap Elle saat itu pada Adam saat mereka berdua berada di kamar tidurnya.

Adam tersenyum sambil menarik tubuh Elle ke dalam pelukannya.

“Aku tau kok.”

Elle menatapnya dengan heran, bahkan ia yakin bahwa saat ini calon suaminya itu sedang tersenyum seolah-olah ia tidak bersalah pada Adam kecil.

“Sini,” Adam menarik tangan Elle menghampiri kamar anaknya. Adam kecil sedang bermain dengan action figure di kamarnya, berbicara dengan para boneka kecil itu seolah mereka benar-benar nyata. Elle dan Adam tersenyum melihat kelakuan putranya, sebelum Adam menarik Elle masuk ke dalam kamar anak mereka.

“Ada apa Pop?” Tanya Adam kecil dengan wajah lesu.

“Kenapa jagoan kecil Pop cemberut?”

Adam kecil membuang tatapannya pada Ayahnya,

“Nothing.” Jawabnya pelan.

“Apa, kalo ngeliat ini, jagoan Pop masih manyun juga?”  Adam mengambil lipatan kertas dari kantong celananya, menunjukannya pada anaknya.

“WOW!”

“Kamu mau kesana?” Tanya Adam pada anaknya yang langsung mengambil kertas itu dan mengangguk tidak sabar.

“Apa itu Sayang? Moma juga mau liat!” Elle merebut kertas itu dari tangan anaknya, dan mengerjapkan matanya beberapa kali.

“Adam, apa maksudnya ini?”

“Aku rasa, kita terlalu egois kalo ninggalin anak kita dua minggu sementara dia harus dikurung sama nenek-nenek di Jakarta,”

OURSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang