Air susu dibalas air tuba

2.6K 188 10
                                    

Sepanjang perjalanan menuju kampus, baik raya maupun mondy sama sama diam tak bergeming, kedua nya kompak tak saling tegur sapa bahkan mengucapkan satu kalimat pun tidak. Membuat suasana menjadi hening dan mencekam bak negri zombie.

Mondy terlihat lebih memilih fokus menyetir mobil sambil sesekali melirik raya yang duduk di samping nya, sedangkan Raya sibuk menyapukan jari nya di atas layar ponsel melihat banyak nya pesan maupun missedcall dari ayah nya, terhitung sudah lebih dari 25 panggilan dan 30 pesan yang masuk. Terakhir kali dilihat 5 panggilan pada jam 06.00 pagi tadi.

Isi pesan singkat tersebut berisi permohonan maaf Ramadhan karna sudah memperbolehkan Belinda menginap di mansion nya tanpa sepengetahuan Raya dan pesan pesan lain nya yang bernada mengkhawatirkan keadaan Putri nya itu ketika semalaman pergi tanpa kabar.

"Honey maafkan Ayah, kamu dimana sekarang"

"Oh, come on girl.. jangan buat ayah khawatir, dimana kamu sekarang"

"Raya maafkan ayah soal tante Belinda, ayah tahu seharusnya ayah membicarakan dulu hal ini padamu, maafkan ayah dan cepet pulang nak"

Dan masih banyak lagi pesan yang Ramadhan sampaikan untuk si gadis batu kesayangan nya itu.

Raya terhenyak melihat isi pesan sms dari sang ayah, walaupun waktu telah banyak merubah nya tapi waktu tidak dapat merubah sisi lain dari kelembutan hati Raya. Dia tetap lah gadis biasa, yang mempunyai kelemahan dan kelembutan sebagai seorang wanita. Meskipun raya di juluki si gadis batu karna sifat keras kepala nya yang tak tertandingi, tapi sekali lagi dia tetap seorang gadis biasa dengan sejuta kelemahan dan kerapuhan yang selama ini ia tutupi dengan sikap jutek, brutal dan dingin yang di perankan dengan sangat baik oleh nya.

Satu tetes air mata tak lagi dapat ia bendung, ia merasa sudah sangat keterlaluan membuat ayah nya khawatir. Ayah yang sangat ia cintai, yang selalu ia banggakan, Dulu sebelum Belinda masuk dan merusak hidup nya.

Setelah akhirnya waktu dengan sangat tega mengubah dan merenggut segala nya dari hidup Raya.

"Aku tidak pernah meminta untuk terlahir dari keluarga Wijaya, keluarga yang berkuasa atas segala nya, keluarga yang terhormat dari segala kalangan, aku hanya meminta bunda dan ayah yang dulu.. kembalikan bunda ku, kembalikan kebahagiaan ku"teriak raya dalam hati.

Menyadari raya yang terus terdiam dengan posisi menunduk kan kepala nya, membuat mondy menghentikan sementara laju kendaraan nya dan menepikan nya di samping trotoar jalan. Ia merasa ada sesuatu yang terjadi pada raya.

"Ray, are you okey?" Tanya Mondy sambil memegangi pundak raya dan sedikit mengangkat nya, agar wajah Raya terlihat.

"Mmm.. maafkan tentang semua perkataan ku tadi pagi, kau tahu .. itu hanya bercanda, aku tidak benar benar marah padamu, jadi lupakanlah" imbuh nya ketika merasa bersalah dengan keadaan raya saat ini.

Meskipun kurang begitu jelas, namun mondy masih bisa mendengar isakan tangis yang seolah di paksa agar tidak bersuara oleh Raya.
Hati nya kembali tersayat dengan keadaan raya saat ini, rasanya ia lebih rela menjadi bahan tertawaan raya seperti tadi pagi di bandingkan harus mendengar tangisan gadis yang ia sayangi tersebut.

"Karna ayah mu lagi ? Sudahlah jangan terlalu difikirkan, jalan hidup mu masih panjang Ray.. tidak ada gunanya kamu terus seperti ini" ujar Mondy sambil menarik raya dalam pelukan nya, tanpa sebait kata yang raya ucapkan mondy sudah dapat menebak penyebab keadaan raya saat ini.

Loving on youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang