Si Gadis Batu

3.6K 218 17
                                    

" Baiklah, jadi mulai sekarang anda sudah resmi menjadi salah satu mahasiswi di universitas kami.. selamat datang nona Raya, dan semoga anda menyukai suasana kampus ini" kata rektor kepala, Lukas Abraham.
Sambil mengulurkan tangannya menjabat tangan putih bersih milik Raya.

Dengan di dampingi oleh Ramadhan, Raya menjabat tangan rektor kepala sesudah menerima anak nya menjadi salah satu mahasiswi di kampus ternama tersebut.

"Sama sama" ucap Raya datar, kemudian melepas jabatan tangan lelaki itu yang sudah menjadi kepala rektor 15 tahun lamanya.

"Terimakasih sekali lagi, saya harap pihak kampus ini bisa memberikan fasilitas yang berbeda dari mahasiswa lain nya pada anak saya"

"Anda tentu sudah tau siapa saya bukan ?" Sambung Ramadhan sambil bangkit dari tempat duduknya. Mengandalkan nama besar nya untuk mendapatkan apapun yang ia mau. Terutama untuk memanjakan putri kesayangan nya.

" Tentu saja pak, saya pastikan putri bapak akan betah menuntut ilmu di sini" ujar kepala rektor.

"Istimewa kan dia, dengan begitu Dana yang akan saya berikan setiap bulan nya akan bertambah" ujar Ramadhan.

##########

Selesai dengan urusan pendaftaran, Ayah dan anak itu pun keluar dari ruangan rektor. Berbeda dengan wajah Ramadhan yang nampak sudah tenang, Raya justru memasang mimik wajah berbeda.
Dalam hati ia merutuki aksi ayah nya, yang memperlakukan diri nya bak gadis kecil yang masih polos. Belum mengerti apapun.

"Hey, kenapa dengan wajah mu" tanya Ramadhan, seraya mencoba membelai sayang rambut anak nya yang di kuncir kuda. Namun dengan cepat raya menampik nya.

"Aku tak suka caramu, aku sudah besar.. bukan lagi bocah kecil ingusan" gerutu Raya

"Tak perlu berlebihan, bukan kah kau memiliki banyak urusan yang jauh lebih penting dibanding kan hal semacam ini ?" imbuh nya lagi dengan pandangan lurus ke depan.

Dari cara penyampaian nya, Ramadhan sudah mengerti bahwa anak gadis nya itu masih memendam kekecewaan begitu dalam padanya. Dan ia pun hanya bisa bersabar. Bersabar menunggu waktu mengubah keadaan menjadi lebih baik. Meyakini kekuatan waktu yang dapat merubah keadaan.

"Honey.. dengarkan ayah, ay..."

"Sudahlah aku tak ingin mendengar penjelasan apapun, aku akan bersiap pergi ke kelas" ucap raya Kemudian meninggalkan ayah nya yang masih berdiri memandangi nya, yang mulai beranjak pergi.

"Maaf ayah.. aku tidak bermaksud melawan mu" jerit raya dalam hati.


_____________

Dari ruang rektor, Lukas memanggil salah satu ketua senat andalan nya. Mahasiswa yang selalu mencetak angka paling tinggi di kelas nya, sekaligus pria dambaan para mahasiswi disana.
Berbadan atletis, berwajah tampan, dan memiliki otak jenius. Siapa yang tak tertarik pada nya ?

Tokk'
Tokk'
Tokk'

"Ya, masuk.." kepala rektor mempersilahkan Matthew memasuki ruangan nya.

"Ada yang bisa saya bantu pak" sapa Matthew dengan sopan, sesaat sebelum nya ia sedikit membungkuk kan tubuh nya.

"Ya silahkan duduk"
"Terimakasih pak" ujar Matthew, lalu menarik kursi di belakang nya.

"Kamu tahu Raya Wijaya ?" Tanya kepala rektor sambil memainkan boilpoint nya.
Matthew pun memicingkan mata nya, ketika nama itu sudah tidak asing lagi di dengar nya.

Loving on youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang