Hari berlalu dengan begitu cepat, tak terasa sudah menginjak hari ke sepuluh Raya berada di London.
Julukan 'penunggu kamar hotel' seperti apa yang mondy sematkan untuk menggoda nya pun akan berakhir dalam kurun waktu beberapa hari lagi.
pasal nya mondy sang kekasih akhirnya mengizinkannya nya untuk ikut membantu nya bekerja di perusahaan yang lelaki itu kelola bersama dua sahabat karib nya. Gino Abraham dan Patrick Harris.Meskipun sebelumnya raya harus berkali-kali merengek dan merendahkan diri memohon pada mondy agar membolehkan nya ikut membantu mengelola perusahaan tersebut, sampai akhirnya usahanya membuahkan hasil dan sukses menyabet posisi menjadi sekertaris pacar nya sendiri. Yaa setidak nya ada pekerjaan yang bisa ia kerjakan, daripada hanya bermalas-malasan di kamar hotel yang membuat nya menyandang julukan si penunggu kamar hotel dari kekasih nya sendiri :(
############
Pagi ini selayaknya seorang wanita yang sudah berumah tangga. pertama tama seusai bangun dari mimpi indah nya, raya melakukan rutinitas pagi nya dengan berkutat di dapur. Memainkan alat-alat dapur, memotong sayuran, dan berusaha sebisa mungkin untuk menciptakan satu sajian untuk ia nikmati bersama Mondy.
Raya memang sangat asing dengan kegiatan rumahan seperti salah satu nya memasak. Namun entah dari mana datang nya, tiba tiba saja naluri nya sebagai seorang wanita benar benar tergugah kembali berkat dukungan mondy selama ini.
Kebiasaan buruk nya yang suka bangun siang, perlahan mulai menghilang.
Penampilan nya sekarang pun lebih enak di pandang. Tidak asal asalan seperti dulu. Sekali lagi ini semua berkat Mondy.
Saat sedang bingung menatap deretan menu masakan yang akan ia coba, tiba tiba ia merasakan sebuah tangan kekar memeluk pinggang nya dari belakang. hembusan nafas hangat yang menerpa pori pori leher jenjang nya terasa memabukkan di tengah udara pagi yang dingin berembun.
Raya menyeringai ketika tangan nakal itu mulai meraba perut ramping nya. Bergerak dengan nakal berusaha untuk menyentuh perut nya tanpa halangan piyama yang ia kenakan.
Selalu seperti ini pagi yang ia lewati semenjak memutuskan untuk tinggal sekamar bersama mondy."Morning, bagaimana malam mu?" Tanya Raya sambil mengusap lembut anak rambut Mondy ketika lelaki itu sedang asik dengan kegiatan nya menciumi permukaan leher Raya.
"Tidak terlalu buruk Karna kamu sudah menemani aku semalam, terimakasih yah" ujar Mondy sambil mengeratkan pelukan nya.
Raya pun tersenyum sebagai jawaban."Sedang apa kamu sepagi ini" imbuh nya ketika baru menyadari Raya yang sudah berada di dapur sepagi ini.
"Membuat sarapan untuk kita. aku rasa kita bisa sedikit berhemat jika tidak selalu mengandalkan restoran Mon"
"Ah tidak perlu repot Ray. Toh uang ku masih banyak dan masih sangat bisa mencukupi kehidupan kita selama di sini" ucap Mondy sambil menyeruput secangkir teh yang sudah Raya siapkan sebelum nya.
"Iya aku tahu, tapi aku hanya ingin belajar Mandiri dengan tidak mengandalkan siapapun"
"Termasuk aku ?" Tanya Mondy dengan dahi berkerut
"Iya"
"Kenapa ? Apa aku melakukan kesalahan ?" Ujar mondy
Raya meyeringai melihat Mondy yang tampak cemas. Mungkin Mondy berfikir Raya berbicara demikian Karna akan pergi meninggalkan nya. Padahal Sama sekali bukan itu maksud nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Loving on you
RandomKisah sepasang sahabat yang saling mencintai namun terhalang keadaan. Ada cinta, benci dan kecewa jadi satu. Membiarkan waktu mengubah dan memberi jawaban atas perasaan yang mereka yakini.