Dentuman keras musik remix menggema seisi ruangan, seorang wanita cantik tengah asik memainkan piringan hitam di depan nya sambil berjoget mengikuti irama. Tubuhnya yang gemulai seolah menyatu dengan setiap alunan nada yang ia mainkan, sambil sesekali beradegan nakal untuk menghibur para pengunjung night clubs.
Tak ayal, ia menjadi salah satu diskjockey andalan di tempat hiburan malam tersebut karna selalu sukses memancing euforia dari para pengunjung, terlebih kaum Adam.Semakin malam ruangan semakin terasa sesak di penuhi oleh para pengunjung. Dari mulai remaja bahkan dewasa seperti berlomba lomba memenuhi ruangan tersebut. Entah hanya untuk mencari kesenangan atau kepuasan, yang jelas kedua nya bisa di dapatkan di sini.
Di salah satu sudut ruangan Raya yang sudah mulai mabok tengah menikmati segelas Vodka yang tersisa di botol, gelas terakhir yang akan membawa nya melayang setelah banyak bercerita tentang kehidupan nya belakangan ini pada sahabat nya itu.
Dan tentu saja mondy dengan setia menemani nya malam ini.
Kedua nya tampak menikmati pemandangan di sekitar nya, menatap kerumunan orang orang yang silih berganti lewat di depan nya. Meskipun beban berat seolah menggelayuti kelopak mata raya."Tambah lagi bos" tawar Andrew sambil menyodorkan Vodka kualitas terbaik yang pernah ada.
"Gak, dia udah cukup teler malem ini" seru Mondy pada bartender itu
"Tunggu, aku mau lagi" pinta Raya dengan suara yang sudah sedikit Belo.
"Sudahlah Ray, kau minum terlalu banyak malam ini" cegah Mondy sambil merampas gelas di tangan Raya.
Sedangkan Raya hanya cekikikan menikmati diri nya yang terasa melayang oleh 1 botol Vodka yang sudah ia habiskan."Akuh.. magh..lagiiihhh bodoh"gumam Raya
"Tidak Ray, kamu mau mati gara gara Vodka huh ? Dasar bodoh"
"Heyy siapa yang bodoh, Kamu bilang aku bodoh ? Ayah yang bodoh kau tahu" gumam Raya Kemudian kembali mengigau tak jelas
Mondy pun hanya menggeleng melihat Raya yang sudah semakin kehilangan kesadaran. Lalu ia beranjak berdiri dari kursinya dan membayar semua minuman yang sudah mereka pesan.
"Ayo pulang, aku bisa terkena amukan ayah mu jika membawa mu pulang dengan keadaan separah ini" kata mondy sambil merangkul pundak Raya dan membantu nya berdiri.
"Aku gak mau pulang, bawa aku ke surga bersama bunda" racau Raya sambil tetap menempelkan pantat nya di kursi.
"Ray sudahlah.. ikhlaskan kepergian bunda mu"
"Apa maksudmu mengikhlaskan? Aku hanya ingin terbang untuk menemui bunda hanya itu" ujar Raya
"Kenapa kau bodoh sekali...
"Sejak kapan kau menjadi idiot seperti ini huh..
"Hei lihat itu, ada bintang di atas kepalaku.. apa aku sudah di surga ?
"Dimana bunda, aku ingin menemui nya..
"Ayo bodoh bawa aku ke tempat bunda...
Racau Raya, lagi dan lagi sampai akhirnya ia pingsan tak sadarkan diri.
Mondy menarik nafas nya dengan gusar, membenarkan tatanan rambut raya yang menutupi wajahnya lalu ditarik nya ke belakang telinga. batin nya teriris melihat keadaan raya yang seperti itu.
"Aku akan membantu mu melupakan sakit yang selama ini membebani mu Ray.. kamu gak sendirian, aku akan menjadi manusia pertama yang akan menghadang badai yang ingin datang menghantam hidup kamu lagi.. aku janji" batin mondy lalu mencuri satu ciuman di kening Raya.
2 bulan sesudah kematian sang bunda, banyak hal berubah di hidup Raya. Raya yang mondy kenal dulu jauh berbeda dengan raya yang sekarang.
Ia tahu kematian Kinanti adalah pukulan terbesar di hidup Raya, belum lagi penghianatan yang ayah nya lakukan menambah daftar luka di hidup gadis cantik itu. Namun mondy tidak akan tinggal diam, ia bertekad untuk mengembalikan kebahagiaan raya yang sudah terenggut oleh waktu, dialah manusia pertama yang akan ada di samping Raya ketika kebahagiaan menyambut nya nanti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Loving on you
De TodoKisah sepasang sahabat yang saling mencintai namun terhalang keadaan. Ada cinta, benci dan kecewa jadi satu. Membiarkan waktu mengubah dan memberi jawaban atas perasaan yang mereka yakini.