#8

2.4K 457 50
                                    

¤¤¤

Harusnya kanaya udah tidur dirumah narik selimut sambil dengerin lagunya troye sivan sampe kobam. Tapi ternyata engga, dia masih berkutat dengan handphone-nya di halte sekolahan.

"lama banget jing, minimal angkot kek lewat. Maksimal bus umum deh." batinnya daritadi.

Ia harus melewatkan jam tidur siangnya gara-gara bimbingan siang dengan luke dan bolos kelas pagi di ruang osis tadi.

Tadi luke sempat menawarkan untuk menemani kanaya menunggu angkot karena dia sendiri dijemput kakaknya.

Kanaya mencengkram jaketnya dan menikmati musik yang keluar dari headphone-nya.

Karena hujan sudah turun sejak jam sebelas tadi, ia mengurungkan niatnya untuk naik ojek yang selalu nangkring di depan gang sebelah sekolahnya.

"kok lu belom pulang?"

"anjing kaget," kanaya melihat sosok cowo yang membuatnya jengkel seharian.

"pertanyaan gue belum dijawab." katanya dingin. Haduh, udah cuaca dingin, doi juga ikutan dingin.

"bukan urusan lo ya kan?" kata kanaya ga kalah dingin.

Calum duduk disamping kanaya yang membuat kanaya tiba-tiba kikuk. "mau gua anter atau gua temenin aja?"

Kanaya ga jawab.

Ya gimana mau jawab kalo opsinya bareng dia dua-duanya.

"nay!" panggil calum.

"enggak, ga perlu kedua-duanya. Lo pulang aja sana."

Calum cuma diem natap kanaya. Calum tahu kalau kanaya sudah sangat-sangat malas dengannya. "lo marah banget ya sama gue?"

"bukan urusan lo juga ya kan?"

"urusan gue lah, gue bikin lo semarah ini sama gue." kata calum.

Kanaya sebenarnya pengen senyum gara-gara calum ngomong gitu. Tapi sekuat tenaga dia tahan bibirnya buat ga senyum dan luluh gitu aja.

"udah ah gue mau naik ojek aja." kanaya berdiri dan tangannya langsung ditarik calum sehingga membuatnya jatuh ke pelukan calum.

"lu kabur mulu ya kalo gue minta penjelasan, dari dulu sampe sekarang gitu. Sekarang kalo gue peluk masi mau nyoba kabur?" kata calum.

Kaki kanaya udah lemas tiba-tiba ga sanggup berdiri. Gimana ga lemes kalo yang meluk doi sendiri.

"kalo gini kan enak, anteng. Coba nurut sekali-sekali."

Setelah calum ngomong gitu, kanaya langsung ngedorong calum sampe pelukannya lepas. "gausa peluk-peluk, lo punya cewe."

Calum cuma natap kanaya tanpa arti. Sedangkan yang ditatap lagi grasak-grusuk deg-degan abis dipeluk doi.

"gue duluan," kanaya langsung lari ke pangkalan ojek yang ada di gang sebelah sekolah. Daripada dia mati kaku dideket calum lama-lama mending nerobos hujan, hati jadi ga deg-degan.

Kanaya ga suka kalo dia deg-degan dideket calum secara keterlaluan.

"bang ke perum sari berapa?" tanya kanaya.

"30rb neng, udah plus mantel."

"yaela, ayodah."

Kanaya buru-buru masang mantel. Ia ngelirik sebentar kearah halte, dan bener aja masi ada calum disana lagi duduk ngeliatan kanaya.

"pacarnya kok ditinggal neng?" tanya tukang ojek itu. "lagi berantem?"

"dia bukan pacar saya pak," hati kanaya meringis. "ayo pak berangkat!"

Kanaya langsung naik ke boncengan motor tanpa ngeliat ke arah calum lagi.

Besoknya, kanaya tidak menuju kelas. Ia harus bimbingan di pagi hari sampai siang karena jadwal lomba mereka yang sebentar lagi.

Kanaya sempat berpikiran calum akan membawakan makan siang karena dia sendiri belum sama sekali ke kantin daritadi.

"pulang sama siapa lo kemaren?" tanya luke yang lagi selonjoran di lantai.

"naik ojek lah, lumutan gue nunggu bus."

"gue kira pulang sama calum."

Kanaya mendelik dan langsung menghajar luke, "jangan keras-keras anjing ntar ada yang denger gimana?"

"ohh jadi beneran lo bareng dia?"

"engga gobs."

Kanaya kesel sendiri, ya gimana ga kesel lah ya calum seenaknya peluk-peluk kemaren padahal punya cewe.

"jalan yuk, gua gabut banget dah." ajak luke, kanaya langsung ikut selonjoran di lantai dan nyenderin kepalanya ke bahu luke, idup berat bos pusing.

"ya terserah lo aja sih gua nurut."

"gue pengen lekker masa,"

"gue ijin ke calum dulu ga nih?"

Kanaya langsung ngegaplok luke, "apasih jing bawa dia mulu emosi gua nih."

Luke cuma ketawa dan ngelanjutin 'cuddling secara tidak langsung' sama kanaya di ruang osis ini.

"gue tidur yak, kepala gua pusing banget ini ga jelas." kata kanaya sambil merem.

"tidur aja, sebelum bahu gue patah." dan lagi-lagi luke digaplok. "iye sabar gue mah."

Kalau diliat-liat emang luke sama kanaya udah mulai deket, saling teguran kalo ketemu, saling ngejek, saling pukul-pukulan.

Mungkin kanaya anggep biasa aja, tapi engga sama jantungnya luke. Mungkin kalo dia ga ahli dalam 'stay cool' jantungnya dia udah pindah ke lutut kali.

"nay, udah tidur lo?" tanya luke pelan-pelan.

Di ruangan ini emang cuma ada luke dan kanaya karena yang lain pada istirahat dulu. Ada sih bu Aris-guru pembingbing-lagi fotokopi diruang belakang.

"gue kalo baper sama lo gimana ini ceritanya." kata luke.

Padahal seratus persen ga mungkin kanaya bisa nyenyak tidur dan dipastikan denger apa yang luke barusan bilang.

Tapi ya tetep aja luke lanjutin.

"gimana ya?" tanya luke sama gatau siapa.

Mau dibilang kanaya baper sama luke ya udah pasti. Secara hampir setengah hari kanaya disekolah barengan sama luke mulu, di chat juga isinya luke mulu.

Luke-nya juga sama, mantan bucin. Jadi ya gitu, penyayang banget kalo udah cinta.

"yaudah kalo baper sama gua, bikin gua move on dong." kata kanaya sambil merem dan narik tangan luke buat dipeluk.

"5menit lagi gua bangun, jangan ngeconfess lagi ga nyenyak gue tidur."

Kanaya biasa aja, ga blushing, ga deg-degan, ga senyum-senyum sendiri.

Beda sama yang tangannya lagi dipeluk, beneran udah pindah jantungnya ke lutut.


Hadueee maaf ya manteman lama:(

ETTT YAALLAH ASHTON NGODE ADA 20LAGU DI ALBUM JINGGGGGG GUA NANGIS BAHAGIA

TERUS...Gw lagi asik baca ff daripada buat jadi terlantar begini:(((

Tolong tulisan gua kenapa berantakan banget skrg:(

Btw adakah yg wannable disini? Lets be friend!!!

Abu-abu : Calum HoodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang