Part VII

5.7K 279 10
                                    

Hari ini seharusnya hari bahagia bagi pasangan lain karna hari jadinya. Lain dengan Acha, ia merenung dan berpikir.. Apakah bisa besok ia merasakan hari seperti hari ini?

Memang semua keputusan dari Yang Maha Kuasa, tapi bukannya Acha juga merasakan bahwa harinya makin habis dimakan penyakit?

Acha hanya memandang kedepan dengan tatapan kosong. Bang Dio pun melihat Acha dengan bertanya-tanya.. Siapa yang membuat adiknya seperti ini dan kenapa adiknya seperti ini?

"Cha.." panggil Bang Dio lembut.
"Cha...."
Acha tidak memberikan respon.
"Acha toko disana banyak banget elmo!!"
"Mana bang mana... Mana tokonya mana?" jawab Acha dengan penasaran.

Di dalam hati Bang Dio bersorak.
"Mana bang.... Kok ditanya malah senyum-senyum?"
"Gak ada cha tokonya..." jawab Bang Dio dengan sedikit ketawa
"Ah Bang Dio mah..." Acha memanyunkan bibirnya.

"Lagi ada masalah Cha?" tanya Bang Dio
"Ngga ada ko bang.."
"Emang dikira Bang Dio gak bisa baca dari mata kamu?"

Acha terdiam, Bang Dio pasti akan menanyakan terus sampai Acha jujur. Bang Dio memang seperti itu dari dulu, Bang Dio tidak suka dengan kebohongan.

Mobil Bang Dio sudah sampai di depan gerbang sekolah Acha.

Acha langsung mencium pipi kiri Bang Dio dan berpamitan.
"Acha masuk dulu ya bang.."
"Cha.. Kalau punya masalah dihadepin jangan menghindar mulu.."

Acha yang berniat menurunkan kakinya ia urungkan dan membuat Acha menengok ke arah Bang Dio.

Acha hanya membalas dengan senyuman ikhlasnya dan menganggukan kepalanya.

■■■

Di koridor Acha melihat banyak teman-teman Acha yang sedang berbincang-bincang. Acha pun menghampirinya.

Saat baru saja Acha menghampiri teman-temannya, teman-temannya memberi bunga yang di umpatkannya dibelakang badan mereka dan mereka membuka jalan dan mempersilahkan Acha untuk berjalan di tengah-tengahnya.

Acha terkejut sekaligus bahagia, ia sudah bisa menebak ini sureprise dari siapa..

Acha mengikuti aturan dari teman-temannya. Dan sampailah di depan kelas Acha. Kelas pun dalam keadaan sepi, dan hanya ada satu kotak yang berbentuk persegi panjang dengan bertulisan '❤ACHA'  di dekat pintu.

Acha tersenyum bahagia karna keinginannya dituruti.

"Suka?" Acha segera membalikkan badannya ke arah sumber suara.

"Suk--- lo ngapain disini?" Acha terjekut karna didepannya saat ini bukanlah Rio melainkan Putri cewe yang dirangkul Rio pada tempo hari.

"Mau ngapain lo disini?" tanya Acha.
Putri pun hanya menjawab dengan senyum liciknya.

"Gue tanya sekali lagi! Lo mau ngap---"

PLAKKKK.

Perkataan Acha terhenti karna sebuah tangan mengenai pipinya.

Acha yang tidak terima diperlakukan seperti ini, ia langsung melempar bunga-bunga yang ia pegang dan tasnya ke sembarang tempat.

"Inget ya Cha! Rio milik gue. Dan gue pengen lo putusin dia hari ini! Kalau hari ini gak putus, mungkin pipi mulus lo bakal kena lagi..." ucap Putri dengan sinis

"Heh.. Lo ada hak buat campur hubungan gue?" Acha memajukan kakinya satu langkah.

"Karna ini personal Acha..."

"Kalo personal kita ribut aja gimana?" ucap Acha nantang.

Acha sangat tidak terima diperlakukan seperti ini.

Over PosesifTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang