MY HEART ( sasunaru ,sasufemaru )

ANGRY

Hai, ketemu mimot lagi
Gak bosen kan? Bosen kali ya ..
Oke mimot lanjutin ceritanya
Maaf jika banyak typo

Saat kyuubi keluar ruangan
" apa yang niisan lakukan pada mereka semua?" ucap itachi
" setelah aku dapat informasi semua tentang mereka yang ternyata remaja tanggung semua juga anak borjuis di lingkungan boston. Aku menculik mereka dan aku bawa ke markas dunia bawah, kalau kalian mau tahu mereka bisa tanyakan pada tenori sama. Sandinya borjuis!" ucap pain
" aku besok akan kesana!" ucap sasuke
" aku siapkan, untuk 4 orang?" tanya shikamaru
" 5 shika, pain ikut untuk tunjukkan tempat yang ingin aku tahu!" ucap minato
" baik ayah!" jawab shikamaru dan segera ambil hpnya.

Tak lama kyuubi datang
" sedang apa naruchan dan kibachan, kyuuchan?" tanya pain
" tidur aniki, oh ya itu bantu mereka suke, shika!" ucap kyuubi
" baik!" ucap shikamaru langsung beranjak pergi tak lama saat sampai di kamar naruto. Sasuke segera merapikan kertas kertas yang berserakan begitupun shikamaru. Setelah merapikan kertas dan mematikan laptop naruto dan kiba. Sasuke membawa naruto ke atas ranjang disisinya kiba juga di baringkan shikamaru.

Sasuke melihat kertas kertas naruto yang berisi sketsa sketsa bangunan juga beberapa resep. Shikamaru juga melihat kertas kertas milik kiba tak lama meletakkan di nakas.
" istirahat yang nyenyak aru!" bisik sasuke sambil menarik selimut lalu mencium naruto lembut.
" ehm...sanii!" gunam naruto
" iya, tidurlah aku pergi dulu!" jawab sasuke dan naruto tersenyum dalam tidurnya sedang shikamaru mencium pipi kiba sambil menarik selimut
" tidur yang nyenyak puppy, aku pergi dulu ya!" ucap shikamaru
" hemmm hati hati maru!" gunam kiba sambil memalingkan wajahnya ke arah shikamaru sehingga mencium bibir shikamaru.
" iya!" jawab shikamaru sambil mencuri ciuman lalu segera pergi menyusul sasuke.

Memang sasuke dan shikamaru datang ke kantor mereka begitupun itachi. Saat siang hari naruto dan kiba bangun setelah membasuh tubuh mereka
" siang otoutouku yang cantik cantik, sini duduk ayo makan siang bersama aniki!" ucap pain
" siang aniki!" jawab naruto dan kiba
" sini, buruan duduk ayo makan!" ucap pain
" yang lain kerja ya aniki?" tanya naruto
" iya, oh ya maaf ya besok aniki ada kerjaan mendadak bagaimana kalau kita jalan jalannya kalau di konoha saja?" ucap pain
" setuju aniki, sama bantu kita cari tempat ya!" ucap kiba riang
" yup betul aniki bantuin cari tempat untuk buat caffee!" ucap naruto membenarkan.
" mau langsung kerja, ndak istirahat dulu begitu kalian?" tanya pain
" ya sambil rilexs aniki!" ucap kiba
" baiklah asal kalian ndak lupa jaga kesehatan!" ucap pain
" siap aniki!" ucap kiba dan naruto serentak.

Memang esoknya minato, pain, itachi, sasuke dan shikamaru pergi menuju boston. Sesampai di boston minato meminta langsung di pertemukan dengan penganiyaan kedua putra istimewanya. Pain membawa ke empat orang tersebut ke sebuah bar yang berada di ujung kota boston. Dimana langsung masuk lewat belakang melewati penjaga yang tinggi besar dengan mudah.
" sore pain sama, boleh tahu pain sama bersama siapa dan ingin menemui siapa?" tanya si penjaga berkulit hitam.
" kenalkan ini ketua utama kita, ini master kita dan ini yellow flash!" ucap pain yang langsung membuat kedua penjaga itu membungkuk hormat.
" suatu kehormatan bertemu tuanku sekalian!" ucap mereka.
" katakan padaku apa saja kerja kalian disini?" tanya minato
" klub ini menampung semua wanita jalanan dan menyediakan tempat tinggal juga pelayanan kesehatan, selain itu juga menyediakan minuman yang diijinkan tuan serta membayar pajak!" ucap salah seorang.
" jika aku temukan hal berbeda dari apa yang kalian ucapkan sekarang kalian mau bertanggung jawab?" ucap itachi
" ya tuanku, tapi ada beberapa pria yang berstatus lain!" jawab pria itu
" status lain apa?" tanya shika
" yang melayani pria juga!" jawab mereka.
" sudah, ayo masuk!" ucap pain berjalan masuk lebih dahulu
" ck, jangan coba coba menguji kami. Kondisi kami tidak dalam keadaan mudah di usik kalau kalian mau mengantar nyawa sia sia silahkan saja!" ucap shikamaru saat berjalan masuk paling akhir, membuat kedua penjaga itu saling pandang dan memasukkan senjata mereka.