tengok Marsha dulu dimulmedlah,, cantik ya.. :)
"NATE! AKU AKAN MARAH PADAMU JIKA KAU KEMBALI TIDUR DAN TIDAK SIAP DALAM WAKTU LIMA BELAS MENIT!!" teriak Nadzla dari luar kamar yang membuat Nathan terpaksa membuka matanya dengan paksa.
"Kau sangat menyebalkan peri kecil," geram Nathan yang mau tak mau melangkah menuju kamar mandi.
Sebuah tuxedo terbalut dengan pas ditubuh Nathan dan begitu memperlihatkan bentuk tubuhnya. Nadzla pun mau tak mau mengakui bahwa kakak laki-laki satu-satunya ini begitu tampan dengan setelan tersebut.
"Hai peri kecil, sudah puas mengagumi ketampanan kakakmu ini?" colek Nathan pada dagu Nadzla.
Nadzla mengerjap kaget lalu mengerucutkan mulutnya, "masih tampanan papa, ya nggak ma?"
Natalie yang sedang merapikan tuxedo Michael hanya menggumam dan Michael terkekeh, "tentu Cha, papamu ini tetap yang tertampan."
"Yee narsis gila," cibir Nathan lalu melangkah keluar rumah.
Nadzla, Natalie dan Michael pun hanya tertawa mendengar gerutuan Nathan.
"Anak jaman sekarang," ucap Michael lalu menggandeng kedua wanita yang paling ia cintai dikedua sisinya.
"Sebenernya kita mau kemana sih Pa? Pake baju formal gini, katanya cuma makan malam," ucap Nathan saat mobil yang membawa mereka mulai melaju meninggalkan kediaman keluarga Michael.
"Tak penting kemana kita, yang terpenting kau harus jaga sikapmu nanti dan jangan banyak membantah, papa yakin kau mengerti apa yang papa maksud Nate," balas Michael tanpa mengalihkan tatapannya dari layar gadget di tangannya.
Natalie yang melihat itu langsung mengambil paksa gadget di tangan Michael dan di hujamkan tatapan kesal darinya, "not now honey," ucap Michael setengah memelas.
Natalie menghela napas, "please deh Pa, untuk malam ini papa tidak disibukkan sama pekerjaan papa."
Michael hanya bisa pasrah dan menurut karena ia tak ingin membuat istrinya marah. Itu berbahaya.
Nathan memandang rumah di depannya. Memang tak seluas rumahnya tapi rumah ini masih bisa dibilang besar.
Masalahnya bukan pada besarnya rumah itu.
Tapi keramaian yang terjadi di sekitar rumah itulah masalahnya.
"Pa, bukankah kita akan dinner?" tanya Nathan pada sang papa yang telah jalan berdampingan dengan putri kesayangannya, Nadzla.
Michael tak menghiraukannya, Natalie hanya tersenyum kecil lalu menggamit lengannya, "ingat kata papamu di mobil tadi, kau hanya perlu menjalankannya tanpa harus banyak bertanya, okey?"
Nathan menghembuskan napas pelan. Sudah ia duga, permintaan papanya untuk ke Indonesia mempunyai tujuan tertentu. Dan ia mencium akan ada kejadian yang menyangkut dirinya malam ini.
Nathan dan Natalie berjalan beriringan lalu Michael menoleh, "Honey, kenapa kau betah sekali bergandengan dengannya? Apa yang akan tamu-tamuku bilang jika melihat kau bergandengan dengan laki-laki lain?"
Nathan berdecak, "ck! Papa lucu sekali, cemburu dengan anak sendiri," dan Natalie hanya tertawa pelan, "biarkan saja dia Nate, mari kita cepat masuk, yang lain sudah menunggu dari tadi."
Michael terlihat geram lalu Nadzla menenangkannya, "jangan pedulikan pendapat tamu-tamu Papa. Biarkan mama dengan Nathan, kan ada aku yang nemenin papa."
Michael menoleh pada putri kesayangannya lalu mengacak rambutnya pelan, "tentu cantik, mari kita masuk."
"ihh papa, aku tuh udah dandan lama banget dan papa malah ngancurin. Apalagi ini rambut, ampe satu jam-an loh ngerapiinnya," ucap Nadzla seraya merapikan rambutnya dengan cemberut.