Special Part ^^

3.2K 98 4
                                    

Malam Minggu. Kenapa cepet banget ya rasanya?? -,-

Aku lagi buntu ide nih buat Nate sama Vasha, jadi.... sekarang aku kasih spesial part tentang Nadzla.

Kali ini nggak banyak omong, kita langsung aja ya..

cekidot~

oh iya, aku mau bilang makasih banyak buat yang udah vote dan comment, masukin cerita ini ke reading list sama yang udah nge-follow aku. Love banget deh sama kalian. <3 :*

Hope you enjoy it. ^^

#author pov

"Aku nggak bisa bahagiain kamu seperti mantan kamu, tapi aku bisa mencintai kamu lebih dari mereka,"kata-kata manis itu keluar dengan merdunya dari mulut Alex membuat Nadzla memutar bola matanya jengah.

Nadzla menarik tangannya yang dipegang Alex,"Lo tuh playboy di sekolah ini. So, mana mungkin gue langsung percaya sama kata-kata bullshit lo itu!"

Tak menyerah Alex kembali meraih tangan Nadzla dan mengecup punggung tangan tersebut pelan, "apa yang harus gue lakuin biar lo bisa percaya sama gue?"

Jari telunjuk kiri Nadzla mengetuk dagunya pelan seolah berpikir lalu menatap Alex yang berlutut didepannya, "nggak ada! Karena sampai kapan pun itu, gue nggak akan pernah percaya sama kata-kata seorang player kayak lo!"

Nadzla pergi meninggalkan Alex yang terduduk frustasi. Sudah satu bulan lamanya ia melakukan pendekatan dengan Nadzla tapi saat ia akan menyatakan perasaaannya, Nadzla menjadi berubah. Dan ia merasa usahanya selama ini sia-sia.

Sedangkan kerumunan siswa mengerubungi mereka sejak beberapa menit yang lalu mulai bubar dan menyisakan sepasang kekasih yang menatapnya prihatin.

"Lo benar-benar terlihat menyedihkan Lex,"ujar Marsha seraya menggelengkan kepalanya.

"Sangat menyedihkan,"sahut Dipta kemudian.

Dipta melepaskan rangkulan lengan Marsha lalu berjalan menuju Alex dan memberikan telapak tangannya untuk membantu Alex berdiri.

"Apa yang harus gue lakuin lagi Dip?"desah Alex frustasi.

Marsha yang sejak tadi berdiri mengamati mendekat dan menepuk bahu Alex pelan, "Nadzla pengen liat kesungguhan lo. Jadi, kalo lo serius sama dia, teruslah kejar dia dan jangan menyerah."

Alex hanya mengangguk pelan.

"Hmm kalo gitu kita pulang dulu dan tetap semangat kalo emang lo benar-benar sayang sama dia," Dipta menonjok bahu Alex pelan lalu berlalu pergi seraya menggenggam tangan kekasihnya meninggalkan Alex yang menatap mereka penuh iri.

"Kapan lo bisa liat kesungguhan gue Dzla?!!"teriak Alex frustasi lalu ia terduduk di bangku tak jauh dari sana.

Sedangkan Nadzla yang tak benar-benar pergi dan mengamati dari jauh hanya bisa berkata lirih, "Rasa sakit mengajariku untuk lebih kuat, lebih berhati-hati, lebih dewasa, dan lebih baik lagi."

Nadzla memandang guru didepannya bosan. Lalu melirik teman sebangkunya, Viona, yang terlelap dengan earphone ditelinganya. Ia bisa saja seperti itu, tapi ia tak mau ngambil resiko ketahuan dan diberi hukuman oleh Pak Krisna.

Sedangkan Pak Krisna sendiri sibuk dengan laptopnya setelah memberikan beberapa soal yang sudah Nadzla selesaikan sejak awal.

Dengan wajah bosan Nadzla memandang kesekeliling. Mulai dari bangku depan, kedua sahabatnya masih asyik mengerjakan soal dengan serius. Sedangkan murid yang lain melakukan berbagai macam kegiatan, mulai dari main ponsel diam-diam, bergosip sambil berbisik hingga melempar-lempar kertas ke segala arah.

VashaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang