Anza lagi bingung. Galau. Gundah gulana. Yah, pokoknya gitu.
Gimana nggak bingung, habis kejadian ngebentak Kakak Elbi, si kakak nggak kelihatan di sekolah. Udah sekitar 3 hari ini. Bahkan Anza juga nggak lihat Tante Elis antar jemput Kakak Elbi. Anza berpikir kalau Kakak Elbi mungkin aja nggak masuk sekolah karena sakit. Soalnya kan terakhir ketemu, Tante Elis ngecek suhu tubuh Kakak Elbi.
Duh ... Anza khawatir. Bukan khawatir sama Kakak Elbi yang sakit. Tapi, khawatir kalau yang menyebabkan Kakak Elbi sakit itu adalah bentakan Anza. Tapi ... masa sih?
"Anza nanti jangan nakal ya, di rumah Kakek," pesan Mami. Sekarang ini, Papi, Mami, dan Anza lagi di dalam mobil. Mereka dalam perjalanan ke rumah Kakek.
"Iya, Mami," jawab Anza terus sibuk lagi memeluk boneka pisangnya.
"Nggak apa-apa, kan kalau Papi sama Mami tinggal?" tanya Papi sambil lihat Anza dari mirror view.
"Emang Papi sama Mami mau ke mana?" tanya Anza penasaran. Tadi Anza ngikut aja diajakin Papi pergi. Katanya sih mau ke rumah Kakek. Anza nggak tahu kalau buntutnya dia ditinggal di rumah Kakek.
"Ke rumah sakit," jawab Papi. Anza langsung melotot. Dia langsung maju dan menyentuh dahi Mami.
"Mami sakit?" tanya Anza khawatir.
"Bukan Mami yang sakit, sayang," Mami terkikik geli, melirik Papi yang mendengus iri sama Mami yang lebih dapat perhatian Anza.
Lihat aja, kalau punya anak perempuan nanti, Papi bakal balas dendam, pikir Papi senyum-senyum sendiri.
"Terus siapa? Papi?" tanya Anza. Matanya menyipit memperhatikan Papi yang sibuk sama pikirannya tentang anak perempuan. "Muka Papi nggak kayak orang sakit," komentar Anza.
"Emang Papi nggak sakit," Papi menanggapi. "Kakak Elbi yang sakit."
"Hah?" Anza melongo.
Papi bilang ... Kakak Elbi ...?
Anza duduk lagi di kursinya dengan muka pucat. Kekhawatirannya beberapa hari ini terjawab. Kakak Elbi nggak terlihat di sekolah karena lagi sakit. Dan masuk rumah sakit?
Matilah Anza.
"Papi ...."
"Iya, Anza."
"Anja nggak mau ke rumah Kakek," kata Anza dengan suara lirih.
"Hmm?" Kening Papi mengerut. Dia mulai mengurangi laju mobil yang dikendarainya. "Mau ke rumah Rora?"
Anza menggeleng, "Nggak."
"Ke rumah Kakak Zahra?"
"Nggak."
"Rumah Oma?"
"Nggak, Papi," untuk kesekian kali Anza menjawab nggak. "Anja mau ikut ke rumah sakit."
"Rumah sakit bukan tempat main, Anza," kata Papi.
"Anja nggak mau main," sahut Anza. "Anja mau ...." Anza menghentikan penjelasannya. Gengsi aja kalau bilang mau ikutan jenguk Kakak Elbi.
"Mau jenguk Kakak Elbi?" tebak Mami. "Besok aja kalau Kakak Elbi udah pulang ke rumah, ya?"
"Mau sekarang, Mami," kata Anza ngotot.
Mami berpandangan dengan Papi. Setelah Papi mengangguk setuju, Mami akhirnya berkata, "Oke. Anza boleh ikut."
Anzs mendesah lega. Walau nggak merasa lega sepenuhnya. Karena Anza masih berpikir kalau dirinya yang menyebabkan Kakak Elbi jatuh sakit.