POSITIF

32.1K 1.1K 4
                                    







"Jadi bagaimana keadaan keponakan saya dokter, apa penyakitnya bertambah parah? Apa ia harus dirawat lagi?" Tanya Lena khawatir.

Dokter yang baru saja keluar dari ruang pemeriksaan tersenyum menenangkan,tapi juga tersirat kegamangan dalam senyumnya.

"Tenang dulu bu Lena, saya akan menjelaskanya. Tapi sebelum itu kita tunggu hasil labnya dulu. Sebentar lagi suster akan membawakan hasilnya" Terang dokter Nirmala sambil duduk di kursinya.

Sesaat kemudian pintu diketuk, munculah seorang suster membawa beberapa berkas dan langsung memberikanya pada dokter Nirmala.
Dengan tenang dokter Nirmala mulai memcermati berkas itu. Meski ia bisa langsung menyimpulkan dengan melihat hasilnya di ujung lembaran kertas, tapi kali ini dokter Nirmala butuh membacanya dengan akurat.

"Bagaimana dok?" Tanya Lena masih sama khawatirnya.

"Hasil lab menyatakan bahwa saudari Jenna Safarina "Positif Hamil"" ujar dokter Nirmala dengan pasti.

Lena tercenung seperkian detik kemudian mengerjapkan matanya karena tak percaya dengan penjelasan dokter di depanya itu.

"A-a-pa dok, po-sitif Ha-mil?" Tanya Lena tergagap.

"Ya, sebenarnya saya sengaja melakukan tes lab untuk memastikanya, dan sesuai perkiraan saya. Memang benar saudari Jenna sedang Hamil. Dan menurut hasil lab usia kehamilanya baru menginjak minggu ke 5". Jelas dokter Nirmala kembali.

Lena berjalan lesu begitu melangkah keluar dari ruangan dokter. Semua penjelasan dokter Nirmala tadi terus berputar di kepalanya.

"Ma, mama kenapa pucet gitu mukanya. Apa kata dokternya ma? Mba Jenna baik-baik aja kan?" Tanya Hera ikut khawatir melihat wajah pucat ibunya yang baru saja keluar dari ruangan dokter yang menangani sepupunya itu.

"Hera..!" panggil lena terduduk dikursi tunggu tempat yang sejak tadi diduduki anaknya itu.

"Ya ma, mama kenapa sih kok gini. Mba Jenna sakitnya tambah parah ya? harus di rawat lagi? Tifusnya kambuh lagi? atau apa?" Hera ikut kebingungan dengan sikap ibunya yang belum juga menjawab pertanyaanya.

"Positif. Hera" ucap Lena menatap anak gadisnya.

"Positif, maksudnya?" Hera masih belum mengerti ucapan ibunya.
"Jenna. Positif hamil" terang Lena memejamkan matanya menahan kekalutan didalam hatinya.

Mendengar itu, wajah khawatir gadis berumur 17 tahun itu  berubah datar. Terbengong sejenak.

"Hamil? Kok bisa? Gimana ceritanya dari Tifus menjadi hamil? Ia sih sama-sama di bagian perut, tapi.. mba Jenna kan belum menikah. Kenapa bisa hamil Ma?" Tanya Hera polos.

***

Jenna Safarina termenung di kamarnya. Sejak kemarin ia terus mengurung diri, bertanya-tanya pada dirinya sendiri apa yang tengah terjadi padanya.

Jenna menatap perut ratanya, selembar kertas yang tergeletak di ujung meja riasnya adalah sebuah bukti. Meski ia tak begitu mengerti dengan kata-kata kedokteran di kertas itu, tapi ada namanya dan juga tulisan "POSITIF" telah menjelaskan bahwa dirinya tengah hamil.

"Bagaimana bisa?"gumamnya menatap kembali perut ratanya. Jenna belum berani menyentuhnya.

Ketukan di pintu kamarnya membuat Jenna menegakkan tubuhnya.

"Mba, kata mama makan dulu. Om Ridwan sama Tante Eva bentar lagi dateng!". Seru Hera dari luar kamarnya.

"Ya" jawab Jenna sekenanya. Jenna bangkit dan berjalan ke kamar mandinya, karena sibuk merenung jenna bahkan melupakan aktifitasnya walau sekedar membersihkan diri.

Paman dan bibinya akan datang, jenna harus menyiapkan hatinya karena jenna tau kedatangan mereka kali ini bukan hanya untuk mengunjunginya, tapi juga meminta penjelasan tentang apa yang tengah terjadi padanya. Ya jenna butuh menguatkan hati dan menyiapkan jawaban yang sebenarnya.

TBC

Karangan semata penulis yang lagi mood galau.
Vote dan comentnya di tunggu😚

JENNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang