Informasi

10.4K 680 0
                                    



___________________________________

Altara hari ini sudah sedikit bersabar menunggu informasi yang seharusnya ia sudah dapatkan kemarin sore. Dan akhirnya kesabaranya sebentar lagi akan terbayar karena orang yang tengah ia tunggu sedang menuju ruangan kebanggaanya.

"Kau mendapatkanya?" Tanya Altara begitu orang kepercayaanya itu sudah duduk di depanya.

Wajah pria itu terlihat datar saja mendapat pertanyaan dari Altara. Ia hanya menyodorkan sebuah map berwarna biru tua. Altara tak langsung mengambil dan membuka map itu, ia kembali menatap wajah datar pria di depanya.

"Kau menyuruhku membacanya?" Tanya Altara malas. Padahal tanganya sudah gatal ingin membuka langsung map yang berada di depanya itu.

"Ck, aku sudah pusing seharian kemarin mencari informasinya, kau tau tidak aku baru tidur dua jam. Tinggal buka dan baca saja susah sekali" Gerutu pria bermata elang itu. Alan Dewangga, sang pengacara sekaligus sahabat Altara.

"Sejak kapan kau cerewet seperti itu?"
Dengus Altara yang pada akhirnya mengambil map biru itu dan membukanya.

"Sejak kau menyuruhku bertanya pada si sombong itu!" Sungut Alan. Yang dimaksud si "sombong" itu adalah dr. Langit.

"Kalian belum juga berdamai?" Tanya Tara lagi sambil mencermati tulisan yang membuatnya mengerutkan dahi.
"Dan tunggu, apa ini Lan? Apa maksudnya?"

"Hanya itu yang bisa aku dapatkan"

"Hah... kau menyuruhku membaca senarai nama?" Sorot mata Tara menajam, mungkin kalau bawahanya yang mendapatkan tatapan itu sudah menggigil ketakutan. Tapi bagi Alan sudah menjadi hal yang biasa kalau seorang Altara memilki tatapan setajam itu.

"Aku sudah bilang hanya itu yang bisa aku dapatkan. Si sombong itu hanya memberikanku sebuah nama yang kemungkinan dimiliki wanita itu. Tidak ada petunjuk lain, aku sudah mencarinya di data rumah sakit dan hasilnya nihil". Jelas Alan.

"Lalu apa maksud senarai nama ini?"
Altara masih bingung dengan dua lembar kertas di tanganya.

"Aku akan shortcut beberapa nama yang memiliki ciri-ciri yang aku dapat dari keterangan suster yang mengurus wanita itu" Ujar Alan lebih serius.

"Ciri-ciri?"

"Ya. Kemarin aku sempat bertanya pada suster yang mengurus keperluan wanita itu sebelum masuk ke lab dan.."

Ketukan di pintu membuat percakapan mereka terhenti.

"Maaf menggangu pak, tapi ny. Diaz ingin menemui anda" ujar Mawar takut-takut melihat ekspresi Altara yang dingin karena telah mengganggu meeting bosnya.

"Baiklah, suruh momy masuk" perintah Altara. Mawar hanya mengangguk dan langsung berbalik.

"Lanjutkan saja pencarianya, dan segera informasi kalau kau menemukanya"

"Aku usahakan" jawab Alan bangkit begitu pintu terbuka.

"Oh.. hai Lan!" Sapaan itu langsung disambut oleh Alan dengan menundukan kepalanya memberi hormat pada matan atasanya itu.

"Siang Ny. Diaz" Sapa Alan sopan.

"Siang, apa aku menganggu meeting kalian?" Tanya ny. Diaz menatap bergantian antara Alan dan Altara.

"Tidak mom, kami sudah selesai" jawab Altara segera membereskan meja kerjanya.

"Kalau begitu saya permisi" pamit Alan pada ny. Diaz dan keluar.

"Sekertarismu bilang kau masih ada meeting setelah ini?" Tanya Ny. Diaz mendudukan diri di sofa yang berada di ujung ruangan.

"Ya dengan para manajer mengenai revisi pekerjaan, dan bukankah hari ini Mom ada jadwal chek up?" Tanya Altara menatap ny. Diaz.

"Sudah, tadi Dhitya yang antar"

"Dia tidak ikut naik?"

"Ada urusan, Mom ke sini awalnya mau ajak kamu makan siang tapi kamu ada meeting".

"Tara akan undur meetingnya kalau begitu" ujar Altara siap menghubungi sekertarisnya.

"Tidak, lain kali saja. Meeting lebih penting" Ujar Ny. Diaz.

"Siapkan saja supir untuk mengantar Mom pulang" Sambung Ny. Diaz berlalu tanpa menunggu jawaban Altara.

Altara hanya mendesah dan langsung menghubungi resepsionis agar menyiapkan supir untuk Ny. Diaz.

Sedangkan begitu pintu lift tertutup, Ny. Diaz langsung mengubungi seseorang.

"Lan, bisakah kau menemaniku makan siang?" Tanya Ny. Diaz begitu mendapat sapaan dari lawan bicaranya. Senyumnya langsung mengembang, ia tau tidak ada yang bisa membantah dan menolak permintaan darinya.

"Jangan coba-coba menyembunyikan sesuatu dari Momy, Altara" gumam ny. Diaz sambil menyunggingkan senyum misteriusnya.




TBC

Seperti biasa penulis butuh vote dan comen!!!
Oke? Oke?
😘😘



JENNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang