Pertemuan Kembali

13.3K 927 76
                                    

Hai... hai...😄😄😄😄
Sorry lama gak up...
Akunya sibuk pake banget....😥
Mungkin bakalan slow update terus ya... haraplah maklum dengan pekerjaan yang bejibun ditambah males ini dan itu😫😫😫
Ah.. sudah lah abaikan curhatan hatiku😔😔😔😔😔

Seperti biasa terimakasih atas vote dan komenya di part sebelumnya..😘😘😘😘

Jangan kecewa sama  Jenna dan Altara kalau gak muncul-muncul ya...
kecewanya cukup sama author nya aja 😆😆😆😆

Ok... happy reading aja semua...😘😘😘😘😘😘😘

Nb: Kalau nemu typo abaikan saja tapi kalau banyak? abaikan juga😆😆😆😆





🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁


"Apa? Tidak. Aku tidak mau"

"Kau ingin meminjam villaku bukan? Maka lakukan itu"

"Ck. Lebih baik aku menghamburkan uangku untuk menyewa villa dibandingkan melakukan itu"

"Aku akan meminjamkanya selama yang kau inginkan Lan?"

"Kau mulai bernegosiasi denganku?"

"Kenapa tidak. Lagipula tugasmu kali ini tidak sebanding dengan imbalanya".

"Sebenarnya aku ini pengacara perusahaanmu atau detektifmu Altara?"

"Bagiku kau multifunctional Alan"

"Sialan!" Umpat Alan kesal tapi memang ia mengakui perkataan Altara.

Alan memang menginginkan menjadi seorang detektif tapi ia tidak bisa melawan nasib yang sudah di tuliskan oleh keluarganya. Menjadi pengacara perusahaan milik keluarga Aldiaz adalah sebuah takdirnya.

"Kenapa tidak sejak dulu saja kau buktikan?" Alan menyuarakan pertanyaan dalam pikiranya yang begitu saja muncul.

" Kali ini dia sudah melampaui batas"

"Oh ya?  Memang apa yang dia lakukan kembali? Membuat cintamu merekah kembali eh?" Singgung Alan, ia tau betul kisah cinta sahabatnya itu.

"Kau mabuk Alan?"

"Apa secangkir kopi bisa berubah menjadi wine?" Singgung Alan yang melirik minuman yang disajikan sekertaris Alan untuknya tadi.
"Ah... dan jangan mengelak Altara. Aku tau sekali bahwasanya kau belum bisa melupakan cinta lamamu itu kan?" Olok Alan kembali.

"Aku memintamu untuk menyelidikinya bukan untuk mengomentari masa laluku?" Ujar Altara tegas dengan rahang yang mengeras.

"Baiklah. Aku hanya mengingatkanmu saja Altara. Sekarang sudah ada hati yang harus kau jaga. Dan dia sedang mengandung anakmu. Meskipun aku yakin hatinya masih mencintai sepupumu"

"Pernikahan ini terjadi hanya untuk mendapatkan anakku. Dan aku tidak perduli dengan perasaan siapapun"

"Ya anggap saja aku memberimu saran"

"Terimakasih. Aku tidak membutuhkanya" Sungut Altara.

"Ok. Baiklah. Aku cukup" Ujar Alan menyudahi perbincangan mereka.

Altara memijit pangkal hidungnya lelah sambil menyandarkan kepalanya.

" Sialan. Bahkan Alan bisa mengatakanya dengan lugas" kesal Altara setelah Alan pergi.

Altara tak pungkiri dengan hatinya yang berkhianat kembali. Berkalipun hatinya disakiti dan berkalipun juga hatinya sembuh dan merekah.

"Murahan!" Kembali ia mencerca dirinya sendiri mengingat kejadian sore kemarin.

JENNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang