Bahagia

5.5K 747 102
                                    

.

.

.

.

Jungkook mengkhawatirkan Taehyung,

.

Lebih daripada itu dia ketakutan. Saat tubuh mungil itu bergerak diam dalam rengkuannya. Jungkook bisa merasakan nafas itu tersendat. Sesekali Taehyung bahkan terbatuk karenanya. Dia yang menggedong Taehyung jadi panic sendiri saat merasakan hembus lemah nafas Taehyung yang menerpa telinganya.

.

"Tae, jangan tertidur! Kumohon, jangan tertidur!" ucap Jungkook sambil menoleh, menatap wajah pias itu dalam satuan jarak yang tak lagi terdefiinisi.

.

Wajah yang biasanya tersenyum konyol itu terlihat tak berdaya dan Jungkook sangat membenci hal itu. Jungkook buru-buru membawa Taehyung ke parkiran motor diikuti Jimin yang juga ikut karena merasa bersalah atas apa yang terjadi pada Taehyung. Yah, ini kan karena makanannya jadi sedikit banyak dia juga bertanggung jawab meskipun dalam hatinya dia sangat takut jika berakhir jadi samsak tinju oleh Jungkook. Tapi, Jimin kan tidak tahu jika Taehyung alergi udang. Jadi secara garis besar bukan salahnya kan.

.

Jungkook berhenti saat dia sudah berada diparkiran, motor kesayangannya itu bahkan sudah ada dihadapannya. Kenapa Jungkook malah mengumpat?

.

"hei, kenapa kau diam saja. Ayo kita bawa Taehyung kerumah sakit." Jimin bersuara. Dia hanya tidak ingin Taehyung terlambat ditangani. Bukannya dia perhatian atau apa. Tapi, dia juga masih punya hati nurani melihat bagaimana wajah Taehyung yang sudah terlampau pias dan nafasnya yang tak beratur.

.

"lalu kau pikir aku bisa membawa Taehyung dengan motor hah! Kau tidak lihat dia pingsan!"

.

"boncengan bertiga saja! Aku yang akan memegangi Taehyung dari belakang!"

.

Jimin tak mengerti apa yang salah dari idenya, padahal dia merasa itu cara paling efisien serta efektif untuk keadaan mendesak ini tapi kenapa dia malah mendapat makian. "bantet sialan! Kau mau mencuri kesempatan hah! Cepat carikan taksi!!"

.

.

.

.

.

Detik itu berlalu, menit itu menguap, dan jam itu kini menjadi sesuatu yang memuakkan dalam hidup Jungkook. Dia menatap cemas pintu yang menyembunyikan sosok Taehyung dari atensinya. Tangannya bertaut kuat dan matanya menatap cemas. Sudah satu jam, satu jam yang lalu dia berlari menyusuri lorong untuk menyelamatkan nyawa Taehyung. Satu jam berlalu dan sosok itu masih belum juga keluar dari sana.

.

"hei, Kook. Kau tidak apa kutinggal. Aku harus pulang." Jimin menepuk pundak Jungkook untuk berpamitan.

.

"ya, pulanglah." Jungkook menjawab dengan singkat, tanpa menoleh sedikitpun karena matanya masih menatap lekat pintu yang masih keukuh menyembunyikan sosok Taehyung di dalamnya.

.

"jika ada apa-apa kau bisa menghubungiku."

.

"hm."

.

Jimin pergi, dan kini Jungkook manih harus menekan semua rasa khawatirnya untuk Taehyung. Menatap lantai bisu serta lorong yang sepi. Bau antiseptic dan sunyi yang merebak ini Jungkook diam-diam menerawang kapan terakhir kali dia merasakan hal semacam ini.

STALKER [KookV]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang