Datang

3.4K 436 36
                                    

.

.

.

.

.

Jungkook selalu tak habis pikir dengan tingkah polah Taehyung, pemuda yang merangkap sebagai tetangga dan teman masa kecilnya itu memang kerap kali bertingkah aneh. Bahkan memang seperti itulah tabiatnya dari kecil. Namun, kali ini entah bagaimana Jungkook merasa begitu khawatir terhadapanya. Seolah ada satu hal yang luput dari pandangannya. Dia buta dan tak mampu bertanya kenapa. Sebab Taehyung terlalu sukar untuk di tebak walaupan dia tampak seperti sebuah buku yang terbuka.

.

“Tae, sejak kapan kau suka selai kacang?” dan hal yang terlampau aneh terjadi, kacang dan Taehyung. Mereka bukanlah kombinasi yang wajar untuk penggila strawberry semacam Taehyung. Jungkook memicing, melihat bagaimana Taehyung tampak kikuk dengan pisau dan sepotong roti berselimut selai kacang dihadapan. “Uh, aku hanya ingin mencobanya.” Hening, tanpa bahasan aneh, tanpa cengiran aneh, tanpa perilaku aneh yang seharusnya wajar bagi Taehyung.

.

Jungkook curiga, diam-diam dia merasa tak benar. “Kau tidak apa-apa bukan?” maka dia bertanya, mengesampingkan ego yang biasanya berbaris rapi di depan nalar. Jungkook memangkas habis ego itu untuk kekhawatiran tak berdasar.

.

Taehyung tahu-tau menatap Jungkook dengan mata berbinar, tawa kotak itu bertengger begitu menawan lantas kemudian berujar. “Kalau Jungkook perhatian begitu pada Taehyung jangan salahkan Taehyung jika nanti makin suka pada Jungkook ya, Jungkook loh yang memulainya duluan.” Taehyung terkikik, menggigit roti berselai kacang dengan lahap lantas mencuri pandang pada ibu Jungkook yang diam-diam tertawa didapur karena ucapan frontal Taehyung.

.

Jungkook?

.

Sudah jangan tanyakan lagi, dia mendengus malas lantas meneguk segelas susu disampingnya cepat. “Berisik, aku berangkat.”

.

Taehyung melotot melihat punggung Jungkook yang kini berbalik meninggalkannya, buru-buru Taehyung mengunyah roti yang baru digigitnya beberapa dan beralih meneguk susu. “Hey, Jungkook tunggu!!”

.

.

.

.

.

Karena takdir tak pernah menunggu, dia akan datang tak terduga lalu memaksamu untuk ikut andil dalam permainannya dengan ataupun tanpa kehendak.

.

“Sudah sampai, mau sampai kapan kau memelukku. Taehyung.” Jungkook bersuara, menghentak ketertegunan Taehyung yang sama sekali tak bersuara dan hal itu sungguh terlampau langka pasalnya pemuda bernama legkap Kim Taehyung dengan profesi stalker berbudi luhur yang suka menabung dan tidak sombong itu tak pernah berhenti berkicau setaip kali mereka berangkat sekolah. Tak pernah, kecuali jika tengah mengantuk berat maka dia hanya akan diam bersandar pada punggung Jungkook dengan menghibahkan seikit air liurnya pada jacket kesayangan Jungkook. Namun, Taehyung bahkan tidak tertidur. Dia hanya diam, menatap sekitar dengan mata kosong yang begitu tak dikenal Jungkook. Ada apa sebenarnya?

.

“Oh, cepat sekali?” Taehyung baru tersadar saat Jungkook turun dan melepas helm Taehyung, ada perasaan khawatir yang enggan Jungkook sampaikan, rasa asing yang membuatnya tak kacau dan gelisah. Lalu, sang penyebab semua huru-hara dalam hati serta pikirannya itu malah melenggang biasa menuju lorong sekolah.

STALKER [KookV]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang