Prolog

8.1K 261 39
                                    

Happy Reading^^

***

Gadis berambut panjang berwarna coklat itu tertawa riang bersama teman barunya di SMA. Marsha Finandhita namanya. Saat ini ia duduk dibangku kelas 11 semester 2.

"Serius tuh ya! Pak Ferdi tuh lucu banget!" Vena kembali tertawa membicarakan guru berkepala plontos dan berbadan besar yang kemarin terpeleset di koridor kelas 11 tepat di depan kelas mereka 11 MIPA 3.

Marsha ikut tertawa terbahak karena saat itu ia juga melihat kejadiannya.

"Eh-eh! Sha, lo mau tau kakak ganteng yang gue ceritain itu gak?" Tanya Vena semangat setelah menyeruput es tehnya yang tersisa setengah.

"Mau dong! Gue gebet deh pasti!" Jawabnya tak kalah semangat.

"Tapi dia tuh cuek banget. Lo yakin mau ngedeketin dia?" Vena berujar mulai serius.

"Iya yakin lah! Gue nih jago kalau masalah beginian." Marsha menepuk-nepuk dadanya dengan yakin.

"Hih, sombwonk." Vena mencemooh, "tapi pedenya dapet sih haha." Lanjutnya.

"Nah itu tuh dia! Yang duduk di pojok sendirian!" Tunjuk Vena mengarah kepada seorang laki-laki yang tengah duduk sendirian dengan secangkir kopi yang ada di atas mejanya.

"Oh yang itu!" Saat Marsha sudah mendapatkan target. "Oh iya! Namanya siapa kata lo kemarin?" Tanyanya lupa.

"Edgar Fernando." jawab Vena. "Udah gercep sana!" Peintah Vena sedikit mendorong Marsha.

Marsha membenahi bajunya yang agak kusut lalu berjalan dengan percaya diri ke arah Edgar.

"Hai Kak!" Sapanya sok dekat dan kenal. Orang yang disapanya hanya menoleh lalu menyeruput kopinya. Agak malu sih, tapi tentu tak menyerah, toh dia baru mulai.

"Boleh duduk bareng gak, Kak? Kursi yang lain penuh soalnya, hehe."

Edgar menoleh lagi lalu menggeleng, tetapi sebelum Edgar menjawabpun gadis itu sudah duduk di sampingnya.

Laki-laki itu mendengus.

"Kok sendiri aja sih, Kak?" Tanya Marsha

"Siapa?" Edgar menolehkan wajah untuk yang kesekian kalinya.

"Marsha Finandhita kelas 11 MIPA 3, Kak. Baru masuk semester ini." Jawabnya seraya mengulurkan tangan. Edgar hanya melirik tangan Marsha dan kembali menyesap kopinya.

Marsha yang merasa jabatannya tidak akan dibalaspun menurunkan tangan.

Dia mendengus sebal, ternyata benar kata Vena. Edgar tidak semudah itu, orang-orang menyebutnya dingin.

"Kak kok sendiri aja?" Marsha mengulang pertanyaannya, masih belum dijawab.

"Lo gak liat nih banyak orang di kantin?" Akhirnya Edgar menjawab, walaupun dengan wajah masam. Bukannya membuat kesal, Marsha justru menampilkan senyumnya. Bersyukur karena pertanyaannya mendapat jawaban, walau tidak sesuai harapan.

Kini yang ada dipikiran Marsha tentang kakak kelasnya yang satu ini adalah DINGIN. Brrr.


...

A/N :

Edited.
12.01.23

Cold BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang