2. Pulang Bareng, yeay or nay?

3.1K 182 13
                                    

Aku tau it's been a very looonggg time, maaf banget ya semuanya😭🙏🏻 dan makasih banyak buat yang masih stay, love you guys🫶🏻

***

Beberapa menit yang lalu bel pulang sekolah berbunyi. Marsha yang merasa agak bersalah pada Edgar karena tadi pagi menumpahkan kopi ke seragam laki-laki berbibir seksi itu datang ke kelas Edgar.

Kelas Edgar 12 MIPA 2, Marsha mengetahuinya dari Venna. Gadis berambut panjang itu celingak-celinguk melihat keadaan kelas yang sudah agak sepi dikarenakan murid-murid yang sudah hilir mudik pulang ke rumah masing-masing.

Ternyata Edgar masih berada di kelasnya dengan memegang ponsel, terlihat seperti sedang membalas pesan dari seseorang.

Marsha berjalan dengan girang ke arah Edgar dan tanpa permisi duduk di samping Edgar. Edgar yang baru tersadar di sampingnya ada sesosok makhluk menyebalkan yang beberapa hari ini terasa sangat mengganggu pun cepat-cepat memasukkan ponselnya ke dalam saku celana.

"Siapa tuh, Kak?" Tanya Marsha SKSD dengan rawut wajah kepo yang sangat ingin ditabok oleh Edgar jika dia laki-laki.

Edgar menaikkan salah satu alis tebalnya.

Laki-laki itu bangkit dari tempat duduknya tanpa memedulikan pertanyaan Marsha. Gadis itu ikut bangkit berdiri dan berusaha menyejajarkan langkahnya dengan langkah lebar Edgar.

"Eh iya, maaf ya, Kak. Soal yang di kantin, gue gak sengaja." ujar Marsha meminta maaf.

Edgar mendengar apa yang diocehkan gadis di belakangnya. Tapi karena malas menanggapi, Edgar diam saja. Toh dia juga sudah membuang seragam kotornya dan membeli seragam baru di koperasi. Bukan masalah besar.

Sesampainya di parkiran siswa, ia menaiki motornya yang kepalang besar untuk Marsha. Kemudian menyalakannya.

Marsha langsung buru-buru berdiri di depan motor Edgar menghalangi jalannya motor gagah milik laki-laki itu. "Eh! Eh! Eh! Kakak mau kemana?"

"Pulang." Jawabnya datar lalu membelokkan stang motor guna menghindar dari Marsha.

Marsha yang tak mau cepat menyerah kembali menghalangi jalannya motor Edgar. "Eh! Tunggu Kak!"

"Ck, apa?" Ia menyedekapkan kedua tangannya di depan dada, kemudian berdecak. Gadis ini sungguh cukup membuang-buang waktunya.

"Boleh nebeng gak, Kak?"

Edgar memasang tampang datar. Sudah jelas ia tidak akan mengiyakan, tapi sepertinya Marsha masih bersikeras.

"Boleh 'kan? Boleh yaaa? Please." Marsha menyatukan kedua tangan, memohon dengan sangat. Hitung-hitung effort supaya dikasihani.

"Gak." Tolak Edgar singkat lalu kembali menyalakan mesin motornya.

"Kak, please..." kini gadis dengan rambut kecoklatan itu memasang puppy eyes-nya. Sebenarnya Edgar tak terpengaruh dengan ekspresi yang dibuat-dibuat itu, namun pada akhirnya laki-laki itu hanya mengiyakan saja.

Biar cepat. Gumamnya.

"YEAY!!!" Sorak Marsha bahagia.

Gadis itu naik ke atas motor Edgar dengan agak kesulitan. Ia memegang pundak Edgar agar dapat menaik motor besar itu. Sebenarnya hal itu membuat Edgar tidak nyaman, apa lagi si Marsha-Marsha ini 'kan bertemu dengannya baru beberapa kali. Tapi melihat sifat gadis itu yang keras kepala, apa boleh buat.

Begitu Marsha berhasil menaiki motor, Edgar langsung melajukan motornya begitu saja.

Marsha dengan modus dan tak tahu malu, mencoba sedikit demi sedikit menggerakkan tangannya ke arah pinggang Edgar. Tentunya dengan hati berdebar, antara kesenangan atau takut kena omel.

Cold BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang