7. Rahasia

2.3K 125 0
                                    

Happy Reading

•••

"Ah gak asik lo pake boong. Tadinya gue pikir beneran ada Kak Edgar. Ngarang lo ya?" Tuduh Marsha begitu mereka sampai di dapur. Venna meneguk segelas air sampai habis.

"Gue gak bohong. Biasanya doi ikut, cuma ya gitu... Emang beberapa kali gak ikut gabung. Untung-untungan aja." Venna mengelak santai selagi duduk di salah satu kursi makan.

"Hm... kira-kira dia kemana ya? Tadi temen-temen kakak lo kayak mau ngasih tau gitu, tapi dihalangi melulu berasa hampir gak sengaja beberin rahasia gelap negara."

"Entah." Venna menggedikkan bahu, kemudian melanjutkan. "Gue juga pernah nanyain hal itu, tapi gak pernah dijawab. Jadinya sampe sekarang gue gak tau."

Marsha mengangguk, mengetuk-ngetukkan jari telunjuknya ke meja makan, berpikir.

•••

Laki-laki berumur 16 tahun itu menggenggam tangan seorang gadis yang sudah dikenalnya sejak SD kelas 1 itu ke taman kota, hanya ada mereka berdua di sana. Sehingga membuat kernyitan dan muncul beberapa pertanyaan di kepala Cinta. Karena biasanya mereka pasti full team kalau bepergian, mengapa hari ini tidak.

"Kamu kok ngajak aku doang sih? Kok Edgar sama Chika gak diajak?"

Shawn melepaskan pegangan tangannya, mengajak duduk Cinta di salah satu kursi taman.

"Tadi 'kan aku udah bilang, ada yang mau aku omongin sama kamu."

"Biasanya walaupun ada yang lain kamu tetap bisa ngomong sama aku. Memangnya kamu mau ngomong apasih sampai mereka gak boleh tau? Kita 'kan bersahabat, jangan ada rahasia-rahasiaan dong, Shawn."

Shawn membasahi bibirnya, gugup. "Iya, kita memang bersahabat. Tapi Cinta, yang mau aku bicarakan dengan kamu sifatnya sangat pribadi. Jadi mereka gak boleh tau, cukup kamu aja. Mungkin.."

Ia berhenti sebentar, ragu untuk melanjutkan.

"Mungkin?"

"Mungkin... untuk saat ini. Nanti kalau aku, dan juga kamu udah siap, kita bisa kasih tau yang lain."

"Maksud kamu apa?"

Shawn menghela napas pelan, "Aku udah gak bisa menganggap kamu sebagai sahabat lagi."

Cinta melotot, "Heh! Apa-apaan?! Aku bikin salah apa sama kamu, sampai-sampai mau memutus tali persahabatan yang baik-baik aja selama ini?" ia bersedekap, tidak terima. Kalau dipikir-pikir ia tidak pernah melakukan kesalahan besar kepada Shawn.

Shawn menggeleng, "Bukan gitu maksud aku."

"Terus gimana, Shawnnn?"

"..."

"Kok diem?"

"Aku mau kita gak jadi sahabat lagi. Aku udah gak menganggap kamu begitu. Aku melihat kamu sebagai perempuan, sebagai seseorang yang ingin aku sayangi, cintai, seseorang yang ingin aku lindungi."

Cold BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang