Hari Terindah

96 32 41
                                    

Turt...Turt.....

Hp ku bergetar. Pertanda ada sms masuk. Tidak membuang waktu lagi, aku langsung membukanya.

From: +62852054xxxx

Selamat malam Carr... tolong datang ke taman law, ya. Besok jam 08.00, buat ngerjain tugas kelompok Geografi.

Pesan yang dikirim dengan nomer yang tidak dikenal ini, mengingatkan aku tentang tugas kelompok Geografi, yang harus dikumpulkan hari Senin lusa.

Aku mengingat-ingat siapa saja orang yang ikut dalam kelompok ku.

"Will, dia masuk di kelompok gue. Payah, kenapa harus sama dia sih..." ujarku dalam hati.

Turt... Turt.... Hp ku bergetar lagi. Masih dari nomer yang sama. Kali ini pesannya adalah:

Kehadiranmu sangat dibutuhkan. Jadi mohon bantuannya.

Sejenak aku berpikir, tentang si pengirim sms nya. Apakah aku harus membalas, sekedar menanyakan nama atau abaikan saja. Namun akhirnya aku memutuskan untuk mengabaikannya.

Menayakan nama? Kurasa itu bukanlah aku. Aku tidaklah pandai dalam bergaul, butuh banyak hari untuk mengenal sesorang. Pantas saja temanku kini tidak lebih dari 5 orang, dua diantaranya adalah sahabat, yang kalian tau adalah Reyna dan Catherine.

Itu karena aku pernah trauma, dalam pertemanan/persahabatan waktu SD. Banyak teman yang baik, tapi hampir tidak ada yang jujur dan setia bersama. Ku kira hanya ada di film-film, nyatanya itu terjadi dalam kehidupan asli.

Sampai sekarang akupun masih labil dalam memilih teman di organisasi sekolah.

********

Esok hari telah tiba. Hari dimana aku akan bertemu dengan Will, untuk mengerjakan tugas.

Dikaca panjang yang terpasang di kamar, aku memandangi penampilanku, dari atas sampai bawah. Rambutku yang tergerai kini panjangnya sudah sepinggang, aku berniat untuk memotongnya, tapi teringat terus oleh larangan mama. Dress merah selutut dan sepatu ket.

Good... Inilah gayaku. Meski orang bilang tidak perfect.

Hp ku berbunyi, kali ini adalah panggilan. Panggilan dari nomer tidak dikenal, sama seperti kemarin.

Refleks, aku langsung mengangkatnya dan berkata,

"Hallo, ini siapa?" selang beberapa detik kemudian, baru ada jawaban,

"INI WILL, LO UDAH OTW?"

Suara itu langsung membuatku tidak bisa berkutik, aku bahkan tidak pernah berpikir kalau nomer tidak dikenal yang mengirim pesan, dan menghubungiku adalah, nomernya Will.

"Be-belum, tapi bentar lagi otw," ucapku dengan gugup.

"Oke"  jawabnya, dan langsung menutup telphon tanpa basa-basi lagi.

.

.

..
...
.....

Aku mengamati suasana dari belakang pohon yang ada di taman, terlihat jelas di sana ada Ana, Beno, Will, dan Karin, atau teman sekelompok-ku.

Jujur saja aku kaget bukan kepala, karena bisa sekelompok dengan Karin juga Will. Ingin rasanya pindah ke kelonpok lain. Namun tidak bisa.

Ku beranikan diri untuk melangkah mendekat, dengan suara lirih, Ana teman sebangku-ku menyapa. Lalu diikuti dengan Beno, Will menatapku, tapi tak berlangsung lama. Dan Karin, seperti biasa dia jutek.

Pacar dalam MimpiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang